Allah


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Berbicara mengenai Allah merupakan topik hangat yang terus diperbincangkan  sepanjang masa. Sejak dahulu hingga zaman modern, pembahasan tentang Allah sulit untuk menentukan siapakah Allah, karena itu perlu ketika membahas tentang Allah, maka Allah menunjuk pada “ sang pencipta” yang dalam bahasa Ibraninya terdapat 2 kata, yaitu : “ YHWH” dan “Elohim”. YHWH atau “ Yod He Waw He” (tanpa huruf hidup) adalah nama yang teramat suci, bermakna sangat agung, yang mana orang  Israel bangsa pilihan-Nya merasa kurang layak untuk mengucapkannya, maka dipakai pengganti sebutan yaitu “Adonai ”artinya Tuhan sebutan tersebut menunjuk pada “Tuhan semesta alam“ atau Tuhan dari segala tuan yang segala sesuatu tunduk kepada-Nya . Istilah “ Adonai “ adalah bentuk jamak dari kata “adon” bentuk tunggal.
Kata YHWH adalah nama Sang Pencipta yang memperkenalkan diri-Nya kepada Musa, utusan-Nya (Kel 3:15,16). Arti YHWH adalah “ AKU ADALAH AKU” atau yang menekankan keberadaan diri Sang Pencipta. Dalam Perjanjian Lama ( PL)  istilah Elohim diterjemakan dengan kata “Allah” kata Allah dalam bahasa Arab “Al-ilah”  yang maksudnya menunjuk kepada yang mempunyai kekuasaan besar yang diluar jangkauan manusia, atau dewa “Elohim” adalah bentuk jamak dari bentuk tunggal “EL” atau “ Eloah” yang asal katanya menunjuk pada makna awal atau terutama. Dalam bahasa Aram dipakai kata “Elah”, bahasa Yunaninya “Theos” dan dalam bahasa latinya “ Deos” dalam bahasa simetik kuno ternyata kata Elohim dan kata Allah mempunyai akar kata yang sama. Sewaktu Allah menciptakan manusia difirmankan demikian “ Baiklah Kita menjadikan manusia menurut  gambar dan rupa Kita ( Kej 1:26) Istilah Kita merupakan jamak yang menunujuk kata Elohim yang juga merupakan bentuk jamak dalam bahasa Ibraninya jelas bahwa istilah “Elohim” itu menujuk pada Tritunggal.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana mengetahui penyataan  tentang Allah?
Apa kodrat Allah dalam Perjanjian Lama?
Bagaimana penyataan nama Allah dalam Perjanjian Lama?
Dari mana Asal usul Allah?
3. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini ialah:
  1. Untuk belajar mengenal Allah secara benar.
  2. Untuk mengetahui siapa diri kita yang adalah ciptaan Allah 
  3. Untuk lebih intim dengan Allah.
    Selain ke-3 tujuan diatas, tujuan penulisan ini juga adalah untuk memenuhi persayaratan lulus mata kuliah Teologi Perjanjian Lama.







BAB II
PEMBAHASAN

1. Bagaimana mempelajari penyataan tentang Allah.   
Allah telah menyatakan diri-Nya didalam Alkitab, penyataan ini menyatu konsisten dengan diri-Nya dan sistematis, dalam berteologi khususnya dikalangan para teologi, maka itu harus dilakukan data yang dinyatakan  oleh Allah, agar itu dapat dinyatakan secara otentik dan memiliki otoritas. Semua yang dilakukan oleh Allah memiliki tujuan dan maksud.Penyataan Allah atau pewahyuan bertujuan menyatakan Allah dan maksud-maksud-Nya kebutuhan dan hasrat untuk berkomunikasi secara jelas mengasumsikan komunikasi sejauh itu berhubungan dengan maksud-maksud Allah. Sungguh tak terpikirkan bahwa Allah harus tunduk pada persyaratan-persyaratan cipataan-Nya. Penyataan harus mengekspresikan maksud Allah berdasarkan proposisi. Penciptaan harus diakui  sejak awal sebagai sebagian mengenai keseluruhannya maksud Allah. Sebab meskipun keberadaan-Nya selamanya Allah tidak bergantung pada apaun dan siapapun namun, penciptaan telah terjadi dan menunjukan suatu maksud Allah agar manusia mengenal Allah Sang pencipta langit dan bumi beserta segala isinya. Intisari tentang penyataan Allah ialah tindakan Allah untuk menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya kepada manusia yang menjadikan manusia dapat kenal dengan Allahnya. Dalam Perjanjian Lama penyataan Allah seperti yang diungkapkan dalam (Kel 3 ), kita dapat mengetahui bahwa sebenarnya bukan Israellah yang mencari Allah, melainkan sebaliknya Allahlah yang mencari Israel. Israel di Mesir sudah tidak mengenal Allah lagi, maka Allah yang mengambil inisiatif untuk memperkenalkan diri-Nya kepada Israel.
Pernyataan diatas sangat menarik Karena hakikat Allah yang Mahatinggi dan transenden maka Ia tidak dapat dilihat oleh manusia. Bahwa Allah tidak dapat dilihat ini juga bukan karena tabiat  IlahiNya yang gaib, yang tidak berwujud, yang bersifat rohani dan akali, juga bukan karena kesimpulan akal Israel, melainkan kerena Allah tidak menghendaki dilihat oleh manusia secara wujud nyata. Salah satu cara utama untuk mengetahui penyataan Allah dalam Perjanjian Lama harus diakui bahwa Allah menyatakan diri-Nya melalui peritiwa sejarah manusia. Umat beriman mengenalinya sebagai perbuatan-perbuatan Ilahi. Di tempat lain dalam Perjanjian Lama tindakan Allah yang mendasar ialah penciptaan, tetapi disini soal tersebut kurang bersifat Kosmis, focus kitab Ulangan bukan pada perhatian universal dari Allah melainkan maksud khusus Allah Bagi umat-Nya diantaranya: Tindakan Allah yang pertama menyangkut pemilihan dan panggilan bagi para bapa leluhur yang merupakan suatu peranan Allah yang mengokohkan peranan TUHAN sebagai pemilih ( Ul 26 :5-9; 10 :22; 32:15-18).Tuhan sebagai Penebus bagi umat-Nya (Ul 3:24; 4:3; 5:6; 6:12, 21-23). Allah memanggil Israel berdasarkan anugrah pilihan menguatkan panggilan itu secara historis dengan membebaskan mereka dari tuan penindasan, sehingga umat-Nya memahami kesatian-Nya dan keperkasaan-Nya yang tak ada bandingan. Selain pemilihan dan penebusan Allah menyatakan diri-Nya sebagai penguasa tertinggi melalui teofani. Melalui cara ini kemegahan dan kemulian dan keperkasaan-Nya sehingga keagungan dan kekuasaan-Nya menyakinkan. Penyatan ini teofani dalam bentuk api lawanya kegelapan ( Ul 1:33; 4:11-12 ;33,36 bdg Mzm 50:2; 80 :3 94:1) Dia yang senantiasa membatasi penyingapan diri-Nya, kegelapan menceritakan tentang keberadaan-Nya yang trasenden yang mengandung misteri, tak terjangkau

2.  Kodrat Allah dalam Perjanjian Lama
 Arti dari kata kodrat ialah kekuasaan. Kata tersebut menghubungkan kepada suatu pribadi yang memiliki kuasa, ini jelas hanya Allah yang berkuasa di bumi dan di sorga. Kekuasaan Allah tidak mengenal batas, karena Dia tidak terbatas Diapun berkuasa secara tak terbatas, karena diri-Nya tak terbatas demikian pulah kekusaan-Nya “tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? Tuhan ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung  Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertain-Nya kata Yesaya (Yes 40:28). Si pemazmur setuju. Daud menyatakan  Kuasa dari Allah asalnya kekuasaan adalah milik Allah (Mzm 62:11).Besarlah Tuhan kita dan berlimpah kekuatan.(Mzm 62:11). Alkitab mengatakan bahwa manusia harus merendahkan diri dan menjadi seperti dungu untuk bisa mengerti keberadaan Allah, dan bahwa Dia sungguh berkuasa, tidak ada seorangpun yang lahir sebagai ateis, orang harus belajar diperguruan tinggi untuk menyimpulkan bahwa Allah tidak ada.
Kekuasaan Allah dalam pemilihan bapa leluhur itu adalah kedaulatan Allah kita sebutkan lebih dulu berhubung dengan perbuatan Allah selaku khalik langit dan bumi, kita akan menyebutkannya sekali lagi dalam membicarakan kekuasaan Allah dalam perbuatan-perbuatan Allah yang turut merupakan pokok kesaksian kitab-kitab Perjanjian Lama. Namun perbuatan Allah terhadap bapa leluhur Israel itu juga mempunyai sifat yang khas. Allah memilih orang-orang yang mendapat perkenan-Nya mengapa justru Abraham, jadi bukan Nahor dan Esau Haran (Kej 11:27)? Mengapa justru Ishak dan Yakub, bukan Ismael dan Esau? Cerita-cerita tentang bapa leluhur itu berulang-ulang menimbulkan pertanyaan semacam ini, namun dengan sengaja tidak ada jawaban yang diberikan. Allah tidak wajib mempertanggungjawabkan kebijaksanaan-Nya.Ia memilih dengan sukarela menurut kehendak kedaulatan, kehendak, dan pertimbangan-Nya sendiri. Pada hakikatnya Allah memilih orang dalam pengasihan-Nya yang bebas tidak didasarkan pada sikap dan bakat orang itu, tetapi hanya pada kehendak Allah sendiri. Allah memilih orang-orang-Nya menjalin hubungan khas dan memulai suatu babak sejarah dengan mereka.
Jadi dalam pemilihan bapa leluhur Israel subtansinya Allah memilih orang-orang-Nya atas perkenaan-Nya sendiri dan bukan karena jasa atau bakat orang tersebut. Allah memanggil orang-orang-Nya dan menyuruh mereka meninggalkan segala jaminan dan menuju tempat dimana Ia akan menemui mereka. Allah memberkati orang yang dipilih-Nya, dengan memilih orang-orang tertentu Allah tidak menolak orang lain.
3. Penyataan Nama Allah dalam Perjanjian Lama
Dalam pembasahan tentang nama Allah ini khususnya dalam Perjanjian Lama. Saat menampakkan diri, Allah juga memperkenalkan nama-Nya. Nama Allah tidak hanya satu, tetapi banyak. Dia adalah EL-Olam (Allah yang kekal Kej 21:33), El-Elion (Allah yang Mahatinggi , Kej 14:18-20,22 ), Yahweh Yireh (Tuhan menyediakan , Kej 22:14 ). Nama yang paling sering dan penting adalah El- Shadday ( Allah yang Mahakuasa, Kej 17:1;28:3; 35:11 ; 43:14; 48:3). Dalam kitab kejadian, nama Allah ada lebih dari 12 dan dapat dibagi menjadi tiga gologan (1). Nama bercorak El. EL disembah menurut tempatnya, missal Abraham menyebut El-Olam Kej 21:23. Hagar menyebut El –Roi  Kej 16:13, Yakub menyebut El-Betel Kej  13: 13. (2). Nama bercorak Elohim. Ini sebutan umum, bukan nama. Nama Elohim sebagai jenis baru setelah dihubungkan dengan nama lain, menjadi nama Ilahi : Allah yang mempuyai langit (Kej 24:7). Hal yang terpenting adalah sebutan Elohim  yang dihubungkan dengan bapa leluhur : Elohe Abraham (Kej 26:24), Elohe ishak ( Kej 28:13). Elohe Yaku /Israel (50:17;33:20)  dan secara bersama : Allah Ayahmu , Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub (Kej 3:6). (3). Nama salah seorang bapa leluhur. Untuk ini dikenal dua sebutan:pakhad Ishak (Kej 31:42, 53: yang disegani oleh Ishak), Abir Yakub (Kej 49:24;Mzm 132:2; Yes 49:26; 60:16: Allah Mahakuat pelindung Yakub atau Sang Mahakuat Yakub.
Jadi penyebutan nama-nama Allah diatas itu membuktikan bahwa hanya Allah israellah yang tak terbandingkan kekuatan-Nya.Semua kuasa-kuasa ilahi sembahan bangsa-bangsa adalah berhala yang patut disingkirkan.Demikian juga sikap para penginjil abad-abad yang lalu, dengan akibat bahwa kebudayaan asli diserang. Di Alkitab, umat yang mengenal Tuhan hanya boleh beribadah kepada-Nya. Hanya dimana dewa-dewi bangsa lain menjadi pencobaan bagi umat Allah, mereka diserang (dari zaman Elia hingga Yeremia). Allah menyatakan Nama-Nya kepada manusia itu berarti bahwa ia mengutus manusia, Musa, Harun, para tua-tua umat Israel disuruh (naik saksi), memberikan kesaksian tentang apa yang mereka alami, nama Allah harus disiarkan, dimasyhurkan, dipermaklumkan sehingga diketahui semua manusia.

Nama-nama Allah dalam Perjanjian Lama
 EL dalam Alkitab terjemahan bahasa inggris dipakai kata God atau god ( Allah atau Dewa). Kata padanan ini menpunyai bentuk yang asalnya dalam bahasa simitis lainya dan berarti suatu allah atau dewa dalam pengertian yang paling luas. Benar atau tidak, bahkan berarti suatu patung yang diperlakukan seperti dewa. (Kej 35:2). Karena sifatnya yang umum ini maka kata ini sering dihubungkan dengan kata sifat. Misalnya Ul 5:9  mencatat Aku Tuhan (Yahweh ), Allah-mu (elohim ), adalah Allah (el) yang cemburu atau (Kej 31:13) Allah (El) yang di betel. Tetapi dalam lembaran-lembaran naskah Ras Syamra, El adalah kata benda nama diri, nama dari Allah.Elohim. Meskipun merupakan bentuk jamak Elohim dapat dipakai sebagai bentuk tunggal yang berarti Allah yang Mahatinggi. Kata tersebut dari sudut tata bahasa dianggap kata benda biasa, mengandung pengertian yang mencakup segala sesuatu yang termasuk konsep Allah, yang berbeda dengan manusia (Bil 33:19) dan makhluk ciptaan lainya. Penerimaan nama ini mengacu kepada hubungan dengan kosmik dan semesta dunia (Kej 1:1) karena hanya ada satu Allah yang Mahatinggi dan benar dan Ia adalah Sang pribadi; Elohim mendekati sifat kata benda nama diri sedangkan kualitas abstrak dan konseptualnya tidak hilang.Eloah. Kata ini bentuk tunggal dari pada Elohim  mempunyai arti yang sama dengan el,  dalam PL kata ini terutama sekali ditemukan dalam puisi misalnya (Ul 32:15;17) paling sering dalam kitab Ayub.Yahweh (Yehowa). Kata Ibrani Yahweh kadang-kadang diterjemahkan Yehowa asal nama yang terakhir ini sebagai berikut naskah asli bahasa Ibrani tidak membubuhkan tanda-tanda huruf hidup pada kurun waktu (4 huruf) YHWH dianggap drama suci untuk diucapkan jadi Adonay (Tuhan-Ku) dipakai sebagai pengganti bila membacakannya.Elyion. Allah yang Mahatinggi adalah gelar Allah seperti yang disembah oleh Melkisedek. Elyion terdapat dalam Bilangan 24:16 dan ditempat lain dalam Mazmur 7:17 sebutan ini dirangkaikan dengan Yahweh dan dalam Mazmur 18:13 sejajar dengan Yahweh.El-Olam. berseyba Abraham menanam sebatang pohon tamariksa dan memanggil disana nama Tuhan (Yahweh) el-olam Kej 21:33 disini Tuhan Yahweh adalah sebutan nama Allah yang kekal.El-Elohe. Yakub, ketika tiba disikhem membeli sebidang tanah dan disana ia memdirikan mezbah dan menamakanya El-Elohe Yisrael, Kej 33:20 yang berarti Allah. El adalah Allah Elohim dari Israel.Yehovah Yireh.Dalam Kej 22 ketika malaikat Tuhan menunjukkan seekor domba jantan sebagai korban bakaran pengganti Ishak Abraham menamai itu Yahweh yireh yang berarti Tuhan menyediakan Ayat 8,14.Yehovah nissi.Dalam cara yang agak sama sesudah mengalahkan orang-orang Amalek, Musa mendirikan sebuah mezbah dan menamainya Yahweh nissi yang berarti Tuhanlah panji-panjiku. Tapi ini bukanlah nama-nama Allah melainkan sebagai peringatan terhadap peristiwa-peristiwa tersebut.Yehowa-syalom. Ini adalah nama yang diberikan oleh Gideon kepada mezbah yng didirikan di Ofra Yahweh syalom, Tuhan adalah keselamatan (Hak 6:24).Yehowah tsidkenu.Ini adalah nama yang dengannya Mesias akan dikenal Yahweh tsikenu artinya Tuhan keadilan kita (Yer 23:6; 33:16) bertentangan dengan raja Yehuda yang terakhir tidak pantas menghukum nama Zedekia yang berarti Tuhan keadilanku.Yehowah syamma.Nama ini diberikan kepada kota dalam penglihatan Yehezkiel, Yahwah syamma, yang berarti Tuhan hadir di situ (Yeh 48:35).Tuhan semesta alam.Berbeda dari nama-nama diatas Yahweh seba’ot Tuhan semesta alam adalah gelar Allah nama ini tidak terdapat dalam kitab-kitab pentateukh; pertama muncul dalam 1 Sam 1:3 sebagai gelar yang denganya disembah disilo. Nama ini dipakai oleh Daud waktu ia menghadapi Goliat, orang Filistin itu (1 Sam 17:45), dan Daud menggunakanya sebagai klimaks dari nyanyian kemenangan yang gilang gemilang (Maz 24 :10) nama ini biasa dipakai dalam kitab nabi-nabi (88 kali dalam Yeremia) dan dipakai untuk menunjukkan bahwa Tuhan setiap saat adalah penyelamat dan pelindung bagi umatNya ( Maz 46:7, 11) arti harafiah seba’ot ialah tentara. Yang di maksud mula-mula mungkin tentara Israel (bnd 1 Sam 17:45) tetapi segera diperluas menjadi seluruh tentara langit, siap sedia untuk melaksanakan perintah Allah, jadi TB memakai Tuhan semesta alam.
Berdasarkan sebutan nama-nama Allah diatas semua menunujukkan bahwa hanya Allah Israel yang tak ada bandingannya dengan  apapun yang ada dalam alam semesta termaksud allah-allah bangsa-bangsa penyembah berhala. Allah israel menunujukkan kesetian-Nya kepada umat pilihanya sebagai mana Ia menuntun Israel keluar dari mesir masuk ke tanah perjanjian. Ia memperlihatkan kepada bahwa bangsa-bangsa pemyembah berhala. Ia adalah Allah penebus bagi umat-Nya.

4. Asal usul Allah
Allah itu tidak diciptakan akan tetapi  Allah memiliki “ keberadaan-Nya” sendiri, tidak diciptakan, Ia awal dan akhir dari segala sesuatu dan sempurna ada-Nya. Dalam Alkitab disebutkan “Pada mulanya Allah (Elohim) menciptakan langit dan bumi”( Kej 1:1). Allah yang sempuran ini penuh kreatifitas daya cipta Ia menciptakan segala makluk dan alam semesta serta dunia dan segala isinya. Menurut Louis Berkhof, Bahwa bukan saja Allah adalah pencipta langit dan bumi sesuai dengan Kejadian 1:1. Tetapi Allah adalah penopang dari seluruh ciptaan-Nya. Allah juga mengatur segala sesutu sesui dengan kehendak-Nya dan menyatakan perwujudan secara bertahap dari rencana agung penyelamatan-Nya. Karya Allah dapat dilihat dalam pemulihan dan pimpinan-Nya atas umat perjanjian lama yaitu Israel. Jadi keberadaan Allah tidak bergantung pada apapun dan siapapun. Allah mulai ada sejak kekal atau tidak memiliki titik awal dan akan ada sampai selama-lamanya. Dan Allah itu tidak pernah berubah.
Ribuan tahun kemudian Yohanes menulis “pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu ialah Allah, segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang telah jadi dari segala yang dijadikan( Yoh 1:1-3), jelasnya keberadaan pencipta itu berbeda dangan ciptaan itu berbeda. Orang bebal berkata dalam hatinya tidak ada Allah ( Maz 14:1). Hanya orang bebal saja yang tidak percaya bahwa Allah itu ada sebelum dunia ada.
Allah itu Roh Pada awal penciptaan langit dan bumi disebutkan“ Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudra raya dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (Kej 1:2). Allah adalah Roh, tanpa tubuh atau wujud jasmniah dan tidak dapat dilihat. Tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, dan kekal ada-Nya ( Yoh 1:18 ). Allah tidak dapat dilukiskan dengan akal budi kita karena kita mengenal Allah dan bersekutu dengan Allah oleh roh atau jiwa kita bukan dengan pancaindra kita (Ul. 4:15-18, Yes. 40:25, Kel 20:4).Allah yang hadir dimana-mana atau Mahahadir dimana-mana. Dengan nama Allah ELOHIM menyebutkan nama diri-Nya “YHWH” atau “AKU ADALAH AKU” atau AKU ADALAH YANG ADA; Memperlihatkan bahwa Allah adalah Pribadi, karena memberi nama kepada diri-Nya sendiri (Kel 3:14,15). Juga diperintahkan “janganlah menyebut nama TUHAN (YHWH), Allahmu dengan sembarangan” ( Kel 20:7) Allah adalah pribadi yang hidup dan rasional, sadar akan diri-Nya, dan pelaku moral yang sempurna. Allah sumber segala ciptaan-Nya.
Jadi Dalam Perjanjian Lama (PL) semua bangsa kuno mengakui bahwa Yahweh yang menciptakan langit dan bumi sebagaimana terlihat dalam peryataan (Kej 1:1) merupakan pengakuan Musa di zaman purba sampai era modern masih diimani oleh orang percaya, setelah Israel mengalami peryertaan Yahweh mulai dari Mesir hingga Bait Suci di Yerusalem didirikan, barulah ia meluasakan pandangan ke seluruh bumi dan mengakui bahwa Yahweh bukanlah Ilah pujuaan bangsa-bangsa lain. Melainkan Yahweh sang pencipta langit dan bumi. Pokok  ini merupakan pelengkap Allah yang mengikat Perjanjian dengan umat-Nya adalah juga pencipta Ia menciptakan karena Ia hendak bersekutu dengan manusia dan memilih Abraham dan keturunanya untuk menjadi berkat bagi segenap kaum di muka bumi.

   

BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
Narasi Alkitab mencatat Allah berjanji kepada Israel,  dan Allah menunjukkan kesetiaan-Nya kepada Israel. Buktinya dimana Ia memimpin Israel serta Allah menuntun dan membimbing Israel dan menyelamatkan Israel. Semua merefleksikan bahwa Israel menjadi mitra utama Allah. Allah orang Israel, telah menjadikan langit dan bumi serta seluruh isinya, Ia memerintah dan memeliharanya. Inilah pokok-pokok puji-pujian dan kepercayaan umat Israel namun, dalam pengalaman Israel Yahweh pertama-tama menyatakan diri-Nya sebagai pembebas umat-Nya dan baru kemudian menjadi sebagai Raja bagi dunia itulah kodrat Allah dalam Perjanjian Lama.
2. Saran
Agar mahasiswa/I dapat membangun relasi yang erat kepada Allah, sebab Allah yang kita sembah adalah kekal adan-Nya. Selain dari pada itu orang percaya teguh dalam iman-Nya kepada Allah dalam pribadi Kritus Yesus, Jangan mudah goyah oleh pengaruh dunia yang semakin canggih. Sehingga mengubah pola pikir manusia dengan menyatakan Allah Itu tidak ada ( ateis).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Skripsi

“TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGAJARAN ALLAH TRITUNGGAL MENURUT ERASTUS SABDONO”

Ajaran Sesat