Apologetik tentang Yesus Kristus

BAB I
PENDAHUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pribadi Tuhan Yesus Kristus memang merupakan tokoh dan sosok sentral dalam seluruh sistem keyakinan Kristiani. Kekristenan tidak dapat dipisahkan dari nama, pribadi, sifat-sifat unik dan karya-karya-Nya. Seluruh eksistensi serta substansi iman Kristen tidak bisa tidak harus berpusat, berdasar, bergantung, dan bertumbuh di dalam, oleh dan melalui Tuhan sendiri. Tanpa Dia, Kekristenan hanyalah kulit tiada isi. Jadi Yesus, Sang Putra Allah yang lahir dan hadir di bumi melalui peristiwa inkarnasi, menjadi berita pokok dari Injil, Kabar Baik dari Allah bagi umat manusia. Karena itu, tidaklah berlebihan juga tidaklah mengherankan bila dikatakan bahwa hidup atau matinya Gereja terletak di tangan Tuhan. Memang tak bisa disangkal bahwa semenjak abad-abad permulaan Gereja lahir, dogma/ajaran tentang Yesus, Oknum kedua dari Allah Tritunggal senantiasa mendapatkan ujian dan serangan yang gencar. Berbagai macam bidat atau sekte/aliran yang menyimpang dari ajaran rasuli telah bermunculan dengan pandangan-pandangan mereka yang menyesatkan. Sekalipun mereka berpendapat bahwa mereka benar, namun dalam usaha mereka menjelaskan keunikan Kristus, mereka telah tersandung dan gagal memahami keyakinan yang ortodoks, murni dan benar tentang Kristus.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah Yesus Kristus adalah Allah
2.      Bagaimana sifat ilahi dari Yesus sendiri.
3.      Apa penyataan Yesus tentang diriNya.
C.    TUJUAN MAKALAH
             Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini adalah
1.      Untuk mempertahankan Iman akan keilahian Yesus sendiri
2.      Untuk memperlihatkan ucapan-ucapan Yesus sendiri,  bahwa Dia adalah ALLAH 




BAB II
PEMBAHASAN


A.    YESUS KRISTUS ADALAH ALLAH
Jika seseorang mengatakan bahwa Allah itu suatu Pribadi dan yang lain mengatakan bahwa Allah bukan suatu Pribadi. Maka pasti seorang dari mereka salah.  Siapakah yang dapat mengatakan dengan pasti, seperti apakah Allah? Satu-satuNya yang dapat mengatakan dengan pasti adalah Allah sendiri. Oleh karena itu marilah kita melihat kebenaran Alkitab tentang keilahian Yesus Kristus.
Allah Menyatakan Diri
Alkitab dengan jelas berkata bahwa apa yang tertulis didalamnya adalah benar-benar mutlak untuk menetapkan hal-hal doktrin (2 Tim3:16-17). Bagi setiap orang kristen bahwa setiap buku, tulisan atau pengajaran yang bertentangan dengan isi Alkitab haruslah ditolak.
1.      Iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus (Yud 1:3)
2.      Injil yang berbeda dengan injil Kristus akan dikutuk (Gal 1:8)
3.      Allah tidak dapat dimengerti oleh akal manusia (Ayb 11:17, 42:2-6).
Yesus Kristus adalah Firman Allah Yang Hidup. Ia menyatakan Allah Bapa. Ketika seorang pengikutNya, “Tunjukanlah Bapa itu kepada kami” (Yoh14:8). Yesus menjawab. “Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh 14:9). Rasul Paulus sendiri menyebut Yesus Kristus sebagai “gambar Allah yang tidak kelihatan”(Kol1:15). Jadi sudah sepantasnya kita percaya tentang apa yang dikatakan Allah mengenai diriNya sendiri.
B.     SIFAT-SIFAT KEILAHIAN YESUS KRISTUS[[1]]
Allah itu unik adanya. Hanyalah Dia yang tidak diciptakan. Ia adalah pencipta dan penopang seluruh alam semesta. Ia sumber segala ciptaan dan bukanlah bagian dari ciptaan. Kita dapat melihat hasil karya tangan Allah dalam segala sesuatu yang diciptakanNya, tetapi hasil karya tanganNya itu bukanlah bagian dari Allah dan tidak sama dengan Allah sendiri. Sebagai contoh, manusia adalah suatu pribadi sebagaimana dapat berpikir, mengambil keputusan, membayangkan, mengasihi. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah yang merupakan satu Pribadi, namun kita bukan Allah. Jika Yesus Kristus benar Allah, maka Ia harus memiliki sifat-sifat Allah, bukan sekedar mencerminkan sifat-sifat itu.
1.      Mahahadir
Allah ada didalam segala sesuatu, Allah ada dimana-mana di alam semesta pada saat yang sama. Itulah arti dari mahahadir. Tetapi percaya bahwa Allah ada di dalam segala sesuatu yang tidak berarti bahwa segala sesuatu adalah bagian dari Allah.dengan mengatakan bahwa Allah ada di mana-mana pada waktu yang bersamaan, itu tidak berarti seperti yang dianut oleh agama Hindu bahwa Allah ada di dalam segala sesuatusehingga semua ciptaan dipandang sebagai bagaian dari Allah. Misalnya, walapun Allah menjakadikan pohon-pohonan, namun sebatang pohon bukanlah bagian dari Allah. Dengan jelas Alkitab berkata bahwa Allah mahahadir (Maz 139:7, Ams 15:3), karena itu Ia mampu menolong, menyelamatkan, mengasihi, membela dan memenuhi kebutuhan dan kerinduan umatNya. Yesus berkata bahwa kalau ada yang berkumpul dalam namaNya Ia ada tengah-tengah mereka (Mat 18:20). Bahkan Ia akan menyertai sampai pada Akhir zaman (Mat 28:20). Kristu tinggal di dalam hati setia orang yang percaya kepadaNya (Rom 8:9, Gal 2:20, Ef 3:17, Kol 1:27, Wah 3:20.
2.      Mahatahu
Kalau kita mengatakan bahwa Allah mahatahu, yang kita maksudkan Ialah bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, aktual dan potensial, sepanjang kekekalan. Allah memiliki pengetahuan yang sempurnah dan kekal tentang segala sesuatu. Segala sesuatu diketahui oleh Allah. Kemahatuhuan Allah tidak datang dengan cara yang sama seperti pengetahuan datang pada kita.
PB menggambarkan Kristus sebagai pribadi yang memiliki kemahatahuan: tahu segala sesuatu yang lampau, yang sekarang, dan yang akan datang. Dalam Yoh 2:24-25 dikatakan bahwa yesus mengenal mereka semua dan tahu apa yang ada dalam hati manusia. Murid-muridNya memberi kesaksian, sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu (Yoh 16:30). Petrus berkata, Tuhan Engkau tahu segala sesuatu (Yoh 21:17)sesuai dengan kemahatuhuanNya, dikatakan bahwa Kristus sudah mengetahui sebelumnya tentang siapa yang akan menghianati Dia (Yoh 6:64).
Pengetahuan Kristus jauh melampaui penegtahuan manusia yang fana. Ia bukan sekedar jenius, bukan pula yang berhikmat dari seluruh umat manusia. hikmatNya juah melampaui keterbatasan manusia dan hanya dapat digolongkan sebagai pengetahuan yang sempurna. Pertama Ia menegetahui pikiran dan hati manusia, suatu kemempuan yang merupakan ciri Allah (1 Raj 8:39, Yer 17:10,16). Ia melihat kejahatan yang ada dalam hati para ahli Taurat (Mat 9:4). Ia tahu segala sesuatu (Yoh 16:20, 21:17, dan didalam Dia tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan (Kol 2:3).
3.      Mahakuasa
Kata-kata bahasa Ibrani El Shaddai dapat diterjemahkan “Allah mahakuasa”. Mukjizat-mukjizat yang diperbuat oleh Kristus membuktikan kuasaNya atas dunia fisik. Tetapi perkataanNya dan kebangkitanNya menyatakan otoritas dan kuasaNya atas segala ciptaan.
Bukti kemahakuasaan Kristus menyingkapkan fakta bahwa Ia memiliki sifat-sifat lainnya yang ada pada Allah. Kadang-kadang kemahakuasaan itu terlihat dari kekuatan fisikNya tetapi lebih sering terlihat dari otoritasNya atas segala sesuatu yang diciptakan. Kristus memiliki kuasa untuk mengampuni dosa (Mat 9:6); Ia memiliki kuasa di langit dan di bumi (Mat28:18). (Yoh 1:1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. (Yoh 1:14) Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.(yohanes 1:17)sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus. Yesus menyatakan kuasaNya atas:
1.      angin (Mat 8:23-27)
2.      sakit penyakit (Luk 4:40)
3.      Setan (Luk 4:33-36)
4.      Kematian (Yoh 11:43-44)[[2]]
5.      Dalam Markus 2:3-12 Yesus menyatakan KuasaNya dengan menyembuhkan orang lumpuh dan juga menandaskan bahwa Ia berkuasa untuk mengampuni dosa
6.      Salah satu tujuan kedatangan Kristus adalah (Yoh 10:10) Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
7.      Yesus berkuasa menghidupkan (Yoh 5:21)  Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.
4.      Pra-eksistensi
Yesus berkata bahwa Ia datang dari Bapa untuk ke dunia dan kembali lagi kepada Bapa (Yoh 16:28). Berkali-kali Yesus mengatakan bahwa Ia telah diutus  ke dalam dunia. Hal ini menyiratkan bahwa asalNya ialah bukan dari dunia ini (Yoh 3:32-34, 4:34, 5:23,34,36-38 dll)
Dengan jelas Alkitab berkata bahwa Yesus adalah Pribadi yang pre-eksistensi. Ini sesuai dengan teofani dalam PL. (Teofani: Allah menampakan diri dalam wujud fisik).  Kej 18:1-19:1, 16:7-13, 22:15 dll).
5.      Kekal
Allah yang dinyatakan di dalam Alkitab bersifat kekal. Ia melampaui waktu dan juga sumber waktu. Tidak pernah ada saat di mana Ia tidak ada; tidak pernah akan ada saat di mana Ia tidak ada (Kel3:14, Hab 3:6, Ul 33:26-27). Hanya Allah saja yang bersifat kekal. Yesus Kristus juga bersifat kekal. Ia tidak mempunyai awal. Dalam nubuatan kelahiran Yesus, Sang Mesias, Nabi Mikha berkata, tempat lahir Dia yang hidup sejak masa lampau yang tidak berawal (Mikha 5:1). Yesaya juga berbicara tentang kelahiran Yesus Kristus bahwa Dia Bapa Yang Kekal (Yes 9:5). Yesus juga berkata bahwa Ia ada sebelum Abraham ada (Yoh 8:58).[[3]]
William Barclay memberi komentar sebagai berikut:
Yesus tidak dibatasi oleh waktu. keberadaanNya tidak pernah berawal dan tidak akan pernah berakhir. Tentang Yesus, kita tidak dapat berkata bahwa Ia pernah ada. Kita harus mengatakan bahwa Ia “selalu ada”. Di dalam Yesus kita melihat Allah yang tidak dibatasi oleh waktu, yaitu Allah Abraham, Ishak, dan Yakub yang dalah Allah yang kekal.
6.      Tidak berubah[[4]]
Allah tidak berubah. Walapun Ia bertindak menurut waktuNya, dan menjalin serta mengubah hubungan menurut waktuNya, namun hakikat Allah, termasuk sifat-sifatNya, tidak pernah berubah (Maleakhi 3:6, Yak 1:17, Maz 33:11, Yes 46:9-10). Dia dapat diandalkan bahwa Dia akan mengasihi kitadengan kasih yang kekal dan Ia memegang janji-janjiNya. Sebagai manusia, Yesus mengalami perubahan fisik. Namun mengenai sifat keilahianNya, Alkitab denagn tegas berkata “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya”(Ibr 13:8). Yesus dan Allah sama hakikatNya dan tidak pernah berubah. Kita telah melihat betapa banyaknya ayat Alkitab yang menyatakan bahwa Yesus Kristus memiliki semua sifat Allah yang kekal.

C.    PENYATAN YESUS TENTANG DIRINYA
Yesus mengakui diriya sebagai Ilahi tersirat dalam pengakuannya di dalam Khotbah di bukit, dalam khotbah ini Yesus menjelaskan bahwa diri-Nya adalah Allah dilihat dalam tiga sudut, yaitu Ia lebih besar dari Musa, disamping itu berulangkali Yesus menggunakan kata “Hanya aku berkata kepadamu” (Mat 5:22,28,32,39,42), ini menunjukan bahwa ia sebagai pembuat hukum dan mengumumkan Hukum Taurat ini. Kemudian Ia berkali-kali demi kehendak Allah menjadi patokan kehidupan manusia, ini menunjukan suatu kehidupan yang tertinggi dari manusia, yakni hidup bagi Allah, kemudian Ia mengutarakan tentang penghakiman pada akhir jaman, ini jelas bahwa “Yesus ingin menjelaskan dan menyatakan diriya sebagai Hakim itu” seperti yang dijelaskan oleh Dr Peter wongso dalam bukunya.
Yesus Kristus mengklaim sendiri secara konsisten, bahwa Dialah Tuhan dengan menyatakan diriNya sebagai Yahweh Perjanjian Lama. Berkali-kali Ia menggunakan ungkapan “Ego Eimi” yang berarti “Aku adalah Yang Ada,” atau seperti yang diterjemahkan “Akulah Dia” (Yohanes 8:24, 28) dan “Aku Ada” (Yohanes 8:58), ungkapan Yunani ini merupakan terjemahan langsung dari istilah bahasa Ibrani Yahweh, yaitu nama Allah dalam Perjanjian Lama. Perulangan pemakaian panggilan ini oleh Yesus meyakinkan kita, Yesus memproklamirkan secara tegas bahwa diriNya adalah Tuhan Allah.

[[5]]
BAB 3
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Setelah mempelajari seluruh bagian ini bahwa sesungguhnya Yesus adalah Tuhan yang dapat dipertahankan di dalam kehidupan orang percaya pada saat ini, dimana di dalam setiap pergerakan yang terjadi pada saat ini, ada banyak orang yang ingin menggoyahkan kepercayaan yang dasar dari kekristenan. Dalam pembelaan terhadap hal-hal yang mengusik akan kehidupan orang-orang percaya pada saat ini, beberapa hal diatas dapat menjadi suatu pegangan dalam memberikan pembelaan iman orang-orang percaya pada saat ini. Kemudian ketika penyataan-penyataan Yesus yang nyata bahwa diri-Nya adalah Allah yang menciptakan alam semesta ini, dan ayat-ayat yang mendukung semua hal tersebut dapat diaplikasikan di dalam kehidupan orang percaya pasti akan dapat memberikan solusi ketika ada pihak-pihak tertentu yang ingin menggoyahkan iman percaya orang-orang Kristen maka hal ini dapat membantu, dan sekali lagi bahwa Yesus adalah Allah sejati yang benar-benar Allah yang telah ada dari kekekalan sampai kekekalan, dan Yesus benar-benar memiliki sifat ilahi. Semuanya adalah karena Allah begitu mengasihi umat manusia, sehingga Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal untuk menjadi manusia dan menderita di dalam dunia ini, oleh karena Allah tidak ingin manusia menjadi binasa di dalam api neraka yang kekal, dan biarlah semua ini menjadi kemuliaan bagi Allah Bapa di Sorga.
B.     Saran
Yesus melakukan semuanya itu Karena kita sangat berharga dimata-Nya. Oleh sebab itu, mari kita menghargai pengorbanan Yesus dengan cara hidup berkenan dihadapan-Nya. Dan penulis mohon maaf jikalau ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, biarlah kritik dan saran dari pembaca disampaikan demi kesempurnaannya ke depan.





DAFTAR PUSTAKA




[1] Josh McDowell, Allah Menjadi Manusia, Lembaga Literatur Baptis, 1996, hal 57-65

[2] Donal Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta :BPK Gunung Mulia, 2008) hal. 248

[3] P.C.Nelson, Dokrin-doktrin Alkitab, (Malang : Gandum Mas,2005) hal 20-26

[4] William Barclay, The Gospel of John. Vol II, Philadelphia: Wesiminster Press, 1956, hal. 42, 43

[5] Alister E.Mcgrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008) hal. 288

[6] H.Berkhof, I.H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta : BPK Gunung Mulia) hal. 53-54.



















[1] Donal Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta :BPK Gunung Mulia, 2008) hal. 248
[2] P.C.Nelson, Dokrin-doktrin Alkitab, (Malang : Gandum Mas,2005) hal 20-26
 [3]William Barclay, The Gospel of John. Vol II, Philadelphia: Wesiminster Press, 1956, hal. 42, 43
[4] Alister E. Mcgrath, Sejarah Pemikiran Reformasi, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008) hal. 288
[5] H. Berkhof, I.H. Enklaar, Sejarah Gereja (Jakarta : BPK Gunung Mulia) hal. 53-54.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Skripsi

“TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGAJARAN ALLAH TRITUNGGAL MENURUT ERASTUS SABDONO”

Ajaran Sesat