Book Reaport

Fredrik Temartenan
Teologi PB 1
 


Tugas Laporan Baca Buku Memperkenalkan Theologia Perjanjian Baru oleh A. M Hunter

Buku Teologi Perjanjian Lama yang ditulis oleh : A. M. Hunter ini berjudul Memperkenalkan Theologia Perjanjian Baru, yang diterbitkan di Jakarta oleh BPK. Gunung Mulia dengan ukuran tebal 2 cm yang terdiri dari 184 halaman. Halaman 15-179 merupakan bagian isi yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pertama dari hal 15-74, bagian kedua dari hal 75-100 dan bagian ketiga dari hal 101-179. Sisa halaman dari buku ini berisi kata pengantar, pendahuluan, epilog, indeks-indeks, daftar literature, dll.

Bagian Pertama Fakta Kristus

1.1  Kerajaan Allah dan Pelayanan Yesus
Penulis mengatakan bahwa berbicara mengenai Kerajaan Allah, Yesus dalam membritakannya melalui pengajaranNya, perumpamaan-perumpamaan dan inti pembicaraanNya pada saat Ia mengadakan Perjamuan Malam bersama dengan para muridNya mengingat akan waktu dan saatnya dalam melakukan karyaNya bagi umat manusia.
Hal mengenai Kerajaan Allah, penulis menguraikan mulai dari pelayanan Yesus Kristus sampai akhirnya yaitu;
1.      Yesus dibaptis
Hal penting yang dapat dilihat dari peristiwa Yesus dibaptis ialah saat terdengar suara dari surga “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan”. Ini merupakan cara penobatan Raja Mesianis Israel dan pentabisan Hamba Tuhan, menunjuk kepada Yesus sebagai  Hamba yang menderita dan Raja yang perkasa.
Kerajaan Allah dalam Perjanjian Lama diangkat juga  dalam puji-pujian (Yeremia 10:7;Maz 103:19 dan 145:11-13), dan dalam janji Mesianis kepada Daud (1 Tawarikh 17:14;28:5; TB-LAI  memakai pemerintah Allah)[1].
Kerajaan Allah dalam Injil Matius merupakan suatu visi Yesus yang di capai. Menurut Josef  P,wiyatmadja, bahwa seluruh ajaran, tindakan dan sikap Yesus selalu mengarah pada terpenuhinya kedatangan kerajaan Allah.[2]
2.      Yesus mulai pelayananNya
Yesus memulai pelayananNya di Galilea dengan menyuarakan Bertobatlah sebab Kerajaan Allah sudah dekat. Perkataan Yesus ini sangat mengejutkan bahwa manusia sekarang hidup dalam suatu saat yang sangat unik dalam sejarah dan Allah sedang memulai suatu masa baru dalam sejarah pergaulanNya dengan manusia.
3.      Yesus pelayanan di Galilea
Yesus mengatakan bahwa Ia diutus untuk memberitakan pembebasan bagi orang-orang tahanan. Hal ini yang membuat pelayanan Yesus di Galiea digambarkan secara dinamis dan bukan secara statis dan secara polemis dan bukan secara ketegangan. Yesus membritakan Kerajaan Allah dalam pelayananNya baik lewat pengajaranNya, tanda-tanda dan Mujizat-mujizatNya dalam hal menyembuhkan yang sakit, membangkitkan yang mati maupun membebaskan yang terikat dengan kuasa jahat.
Oleh karena itu, kerajaan Allah berperang dengan kerajaan kejahatan dan Yesuspun sendiri yang dapat mengalahkannya.
4.      Yesus pelayanan di Kaisarea Filipi
Dalam bagian ini penulis mengatakan bahwa Yesus dalam pelayananNya, Ia menekankanpenderitaan dan kematian menantiNya karena itulah kehendak Allah. Jadi dalam hal ini, pertempuran terakhir antara kerajaan Allah dan kerajaan kejahatan haruslah dimulai, dan pertempuran akan meliputi, kematian Mesias Allah.
5.      Yesus di Yerusalem dan Malam terakhirNya
Yesus memasuki Yerusalem dengan hati yang sedih dan marah atas perlakuan pemimpin agama Yahudi yang salah. Yesus memulai aksinya dengan menyucikan Bait Allah. Yesus mengadakan perjamuan malam dengan ke-12 muridNya dengan membagikan roti dan anggur dengan makna bahwa Kerajaan Allah akan segera datang dengan kuasa melalui pengorbananNya yaitu pengorbanan diriNya sendiri bagi dosa umatNya.
6.      Yesus mengakhiri hidupNya
Jalan hidup Yesus sebagai Mesias-Hamba dari sungai Yordan sampai ke kalvari
(Golgota), adalah Kerajaan Allah, Allah yang bertindakm dengan kekuasaanNya sebagai raja, Allah yang mengunjungi dan menebus umatNya. Kerajaan Allah bukanlah kekaisaran duniawi yang harus didirikan dengan suatu kudeta politis, melainkan suatu Kerajaan  diman Allah memerintah dengan maksud untuk menebus dosa.

1.2  Injil Kerajaan Allah

1.      Kerajaan Allah ada didalam pelayanan Yesus
Menurut Hunter, Kerajaan itu haruslah dinamis dan Kerajaan itu harus dipandang dari segi perbuatan Allah dalam sejarah selain itu Kerajan Allah bersifat eskatologis.
Oleh karena itu Kerajaan Allah merupakan binih Allah, bukan perbuatan manusia. Yang mana Allah memerintah dan menebus umatNya sebagaimanyang sudah Ia janjikan.
2.      Raja dalam Kerajaan itu adalah seorang Bapa
1.      Yesus menyebutkan Allah sebagai Bapa dalam doa Bapa Kami
2.      Yesus berbicara mengenai Kerajaan Allah Ia memperkenalkan kepada murid-muridNya secara rahasia.
3.      Yesus mengatakan bahwa mau masuk Kerajaan Allah harus seperti anak kecil dalam hal ini memanggil Allah sbagai Bapa

3.      Kerajaan Allah seperti adanya Israel yang baru
Ajaran Yesus mengenai kerajaan Allah seperti ekklesia yaitu menjadi umat yang baru. Hal yang penting dalam pemberitaan Yesus ialah:
a.       Pemerintahan Allah sebagai rajani
b.      Pandangan Yesus mengenai Kerajaan Allah sebagai tugas kemesiasanNya
c.       Kerajaan Allah menunjuk pada Israel yang baru
4.      Kerajaan Allah mengandung pola hidup yang baru.
Hal yang sentral dari pola hidup yang baru sesuai dengan pengajaran Yesus di bukit ialah hidup dalam kasih. Baik kasih secara vertikal maupun secara horisontal. Karena hukum kerajaan Allah ialah Kasih.
5.      Kerajaan Allah dipusatkan pada Kristus.
Yesus menamai diriNya sebagai pembawa Kerajaan Allah sebagaiman Ia menerimah kedaulatan daripada Allah sendiri. Dalam pelayananNya, pemerintahanNya dapat diwujudkan dan sedang bekerja.
6.      Kerajaan itu melibatkan salib Yesus
Dapat kita melihat seluruh pelayanan Yesus, mulai dari sungai Yordan sampai ke Kalvari, adalah kedatangan kerajaan itu, maka Salib haruslah merupakan saat yang genting dalam kariernNya sebagai Mesias-Hamba. Salib itu merupakan perbuatanNya yang terakhir yaitu melawan kuasa-kuasa kejahatan dan dosa.
7.      Kerajaan yang akan disempurnakan
Menurut Hunter, Kerajaan yang akan disempurnakan ialah:
a.       Jalan hidup Yesus di bumi ini merupakan krisis, yang mana Kerajaan Allah yang sudah lama dinantikan. Ia memulainya dalam pelayananNya dan mengakhiri/menyelesaikan ketika Ia dibangkitkan oleh Allah dalam kematian.
b.      KedatanganNya adalah penggenapan Kerajaan Allah, artinya bahwa Kemenangan mengalahkan kerajaan kejahatan, segala sesuatu yang berkenan kepada Allah akan diangkat dalam kekekalan dan Allah berhadapan dengan manusia melalu Yesus Krsitus.
Menurut Donald B. Kraybill, Kerajaan Allah ialah pemerintahan atau kekuasaan Allah yang dinamis. Pemerintahan Allah berarti weewnang Allah dan kuasaNya memberlakukan kehendakNya. Dan ia mendefenisikan lagi bahwa Kerajaan Allah ialah sesuatu yang dimasuki oleh manusia, bukan sesuatu yang memasuki manusia. Yang berkaitan dengan pokok persoalan dan bukan pokok pikiran.[3]

1.3  Kebangkitan
    Penulis mengatakan bahwa Yesus meramalkan kemenangan bagi diriNya dan perkaraNya. Yesayapun mengungkapkan hal yang sama mengenai kebangkitan Tuhan, bahkan Injil menyaksikan bahwa Yesus mengetahui diriNya sendiri sebagai hamba itu, sudah melihat dari semula bahwa sesudah maut akan datang kemenangan dan hidup.
Hal mengenai kebangkitan, Penulis menguraikan bukti-bukti kebangkitan Yesus sebagai berikut:
1.      Hari minggu hari pertama merupakan hari peristiwa kebangkitan Yesus
2.      Kubur kosong yang mana orang Yahudi berdiam diri tentang hal itu dan itu membenarkan akan kebangkitan Yesus
3.      Kebangiktan itu berarti suatu bentuk hidup baru bagi Yesus, demikian juga Ia (Kebangkitan) membawa janji hidup bagim semua milikNya.
Jadi menurut penulis bahwa kebangkitan itu merupakan akhir Zaman Permulaan atau zaman. Yaitu pelayanan Yesus menemukan klimaksnya, sebagaimana salib ditafsirkan dan masa depan akan menemukan jalannya kepada kuasa dan kemenangan.
      J.R. W. Stott, menguraikan bahwa kebangkitan Tuhan Yesus dapat dilihat lewat
a.       Liang kubur kosong
b.      Kain kapan dibiarkan
c.       Tuhan Yesus memperlihatkan diri[4]
Bagian Kedua

1.4  Pemberita-pemberitan tentang Fakta itu

      Kisah Para Rasul menceritakan riwayat tentang Gereja mula-mula dalam cara yang umumnya dapat dipercaya, dan dalam dua nats surat Paulus yaitu tradisi yang diterimahnya darioran-orang kristen yang mendahuluinya.
Paulus berbicara tentang memberitakan Kristus, tidak pernah tentang memberitakan Kerajaan Allah. Sedankan dalam Injil Sinoptis, Kerajaan Allah dalam arti rahasia, yaitu Kristus sendiri. Kemudian para rasul mengangap Kerajaan Allah itu sudah datang  dalam kehidupan, kematian dan Kebangkitan Yesus dan dalam kedatangan Roh Kudus.

Hal-hal mengenai pemberita-pemberita
1.      Berita mereka
Berita (Kerygma) dimulai dengan mengklaim, bahwa PL telah digenapi, dan zaman baru telah datang dengan datangnya Yesus Kristus. Paulus memberitakan tentang peristiwa-peristiwa  puncak dalam riwayat tentang Yesus Kristus, baptisan pelayanan, dan perbuatanNya yang hebat, penyaliban dan KematiaanNya, dan pembangkitanNya dan peninggianNya ke surga dan Ia berakhir dengan menunjuk pada Roh Kudus dan kepada datangnya Kristus kedua kali.
Pola Kerygma merupakan menyeluruh  di PB dan memberikan kepadanya, ditengah-tengah segala keanekaannya, suatu kesatuan pokok yang azasi. Dalam seluruh PB Kerygma itu dapat ditemukan jejaknya didalam karya itu. Dan dalam PB tidak ada rumus theologis yang universal, tidak ada ortodoksi; tetapi yang pasti ada ialah Injil Rasuli yang am, suatu kerygma. Pada akhirnya berita mengenai kebangkitan Tuhan Yesus dapat diakui sebagai Pengakuan Iman Rasuli.

2.      Kristus dan pekerjaanNya
Berbicara mengenai Kristus dan pelayananNya, kita belajar dari Paulus bagaimana orang-orang Kristen sebelum dia, memandang salib yang merupakan credo Kristen yang diterimanya segera sesudah ia bertobat dan dalam tulisannya bahwa Kristus telah mati karenan dosa-dosa kita, sesuai dengan kitab suci (1 Kor 15:3).
Rasul Petrus menyetakan bahwa, Kristus diserahkan Allah menurut maksud dan rencanaNya, sebagaimana pemberita-pembertia pertama melihat kematian Kristus sebagai bagian yang integral dari rencana Allah untuk penyelamatan manusia.

            Menurut Louis Berkhof, Karya Kristus ialah melakukan tugasNya yang terbesar yaitu mempersembahkan korban yang cukup bagi dosa seisi dunia. Tugas iniadalah milik dari jabatan seorang imama bahwa Ia harus mempersembahkan korban dan persembahan atas dosa.[5]

3.      Roh Kudus
Berbicara mengenai Roh Kudus, penulis menguraikan bahwa Rasu Paulus tidak memulai kepercayaan Roh Kudus, karena hal itu telah ada di dalam gereja sebelum Paulus muncul. Dan Lukas menjelaskan sifat hakiki bahasa roh tidak ada apa-apa dalam apa yang dikatakannya tentang Roh yangbertentangan dengan apa yang kita ketahui dari sumber lainnya tentang masa mula-mulagereja dan ada banyak hal yang sama sekali dapat dipercaya. Seluruh pengertian tentang Roh itu adalah bersifat Ibrani dan bukan Helenistis.
Hal utama mengenai Roh Kudus ialah suatu pengalaman yang tidak dapat dipisahkan dari pada Kristus, sebab pengelaman Roh merupakan tanda, bahwa Kristus hadir ditengah-tengah mereka, sambil menguatkan mereka untuk tugas missioner mereka.

            Brian J. Bailey menjelaskan bahwa hidup yang dipimpin oleh Roh ialah kehidupan yang dipenuhi oleh Roh mengalirlah Kebenaran tentang kehidupan yang dipimpin oleh Roh. Mereka yang terus menerus mencari Tuhan untuk memperoleh RohNya lebih banyak lagi, dan mengikuti langkah-langkah yang disebutkan diatas, layak mengalami kehidupan yang dipimpin oleh Roh.[6]
 Menurut Donald Guthrie, Hal utama mengenai Roh Kudus ialah suatu pengalaman yang tidak dapat dipisahkan dari pada Kristus, sebab pengelaman Roh merupakan tanda, bahwa Kristus hadir ditengah-tengah mereka, sambil menguatkan mereka untuk tugas missioner mereka.
Ada suatu wawasan tetang pekerjaan Roh yang khusus penting sebagai suatu pendahuluan kepada Amanat PB, dan itu berhubungan erat dengan Mesianis yang dijanjikan, Roh dianggap sebagai seorang juru bicara sorgawi ataupun disamakan dengan Mikhael. Dalam pengajaran Yohanes, ia kurang membahas tentang ajaran Roh, namun Yesus sendiri menggunakan Roh dalam pengajaranNya[7]


4.      Gereja dan Sakramen

Hunter menjelaskan bahwa gereja merupakan suatu jemaat kecil yang mengaku Yesus sebagai Mesias dan Tuhan, dan yang dengan tegas dan sadar akan suatu gelombang besar kehidupan baru, dan hidup yang bersama seperti suatu keluarga besar, mengabdikan diri kepada pemberitaan Firman, merayakan upacara persekutuan –hidangan bersama-sama dengan Tuhan mereka yang hidup, dan menantikan kedatanganNya dalam kemuliaan.
Jadi gereja adalah ekklesia dalam bahasa Yunani dan qahal dalam bahasa Ibarani yang menunjuk pada umat Allah yang berhimpun. Oleh karena itu gereja mula-mula mengaakui diri mereka sebagaiumat Allah yang sejati, sekaligus yang lama dan yang baru.
Hal mengenai Sakramen, Rasul Paulus menafsirkan Perjamuan Kudus sebagai suatu cara sacramental untuk ambil bagian dalam kematian Kristus (1 Kor 10:16-17). Dengan demikian ia tidak hanya menggunakan ungkapan  cawan pengucapan syukur yang diambil oleh orang Kristen mula-mula dari gereja Yahudi, melainkan juga ia menulis suatu kalimat yang seluruhnya mempunyai irama rumus liturgik serta menyatakan ajarannya itu sebgai suatu aksioma.

5.      Jalan Kristen dan Pengharapan Kristen
Menurut penulis bahwa hal mengenai jalan Kristen ialah teguran-teguran untuk memutuskan sama sekali hubungan dengan hidup yang lama, perintah-perintah untuk memelihara kejujuran, kemurnian, ketulusan, kehidupan sederhana, dan bekerja keras, peraturan-peraturan tentang kehidupan keluarga yang sopan.
Jadi jalan Kristen yang dimaksudkan oleh Yesus di bukit ketika Ia berkhotbah ialah sikap seperti anak-anak, mengampuni musush, kasih yang serupa seperti kasih Allah.
Gereja mula-mula mereka percaya kan kemenangan terakhir Kristus karena mereka percaya bahwa kemenangan sudah diperolehnya. Mereka mengharapkan penetapan kosmis mengenai kemenangan Kristus, karena mereka berpegang teguh kepada keTuhananNya yang sekarang. Oleh karena itu mereka mengangap bahwa parousia itu akan tiba, yang merupakan penyingkapan secara mulia segala apa yang tercakup  dalam paskah pertama,  dan pada hari itu Kristus akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Oleh karena itu Hunter menyatakan bahwa pengahrapan Kristen ialah kebangkitan Tuhan. Satu orang yang sudah meninggalkan kubur yang terbuka itu di tengah-tengah pekuburan luas yang adalah dunia, yaitu orang yang dalam pribadiNya sendiri menanggung masa depan umat Allah. Karena itu sudah dibangkitkan  dan ditinggikan ke Surga yang tinngi, tentulah pengikut-pengikutNya yang setia akan ambil bagian dalam kehidupanNya yang abadi itu.

Bagian Tiga Penafsir-penafsir Fakta Itu

1.5  Rasul Paulus

     Rasul Paulus seorang Yahudi tulen sebagaiman dia diasuh dalam credo orang Yahudi saleh dari zamannya, yaitu percaya kepada satu Allah benar dan Kudus, kepada pemilhan Israel menjadi umatNya yang khusus, kepada Hukum Taurat sebagai penyataan yang tak ada taranya tentang kehendak Allah bagi manusia dan kepada pengharapan kan Mesias.
    Menurut penulis bahwa Paulus mempunya dua utang, yaitu utang kepada helenisme sebagaimana ia membaca kitab suci dalam terjemahan Yunani-Septuaginta. Ia menulis surat-suratnya dalam bahasa Yunani koine. Dalam memberitakan injil ia berhadapan dengan budaya Yunani, dan dalam tulisannya ia mengutip penyair-penyair Yunani. Selain itu Paulus juga merasa utang budi kepada orang-orang Kristen yang mendahuluinya, yaitu
Kerygma Rasuli, pengertian mengenai Yesus sebagai Mesias, Tuhan dan Anak Allah, kepercayaan mengenai Roh Kudus sebagai daya penggerak Ilahi kepada hidup baru, ajaran mengenai gereja sebagai Israel baru, sakramen-sakramen Baptisan dan Perjamuan Kudus, perkataan-perkataan tuhan yang dikutibnya dan kepercayaan akan parousia Krsitus.
1.      Kekristenan Menurut Rasul Paulus
Injil Kristus yang dimaksudkan oleh Paulus adalah kabar kesukaan tentang keselamatan yang telah Allah sediakan bagi orang-orang berdosa melalui inkarnasi, kematian, kebangkitan dan kuasa hidup Kristus dan yang Allah tawarkan kepada semua orang yang akan percaya. Kata keselamatan, menurut Paulus merupakan tanda kesejateraan dalam segala bentuknya, dari kebutuhan tubuh sampai kepada ideal yang tertinggi, yakni kesehatan rohani.  Dan keselamatan adalah kira-kira apa yang dicari semua orang yang bersungguh-sungguh pada zaman Paulus baik orang Yahudi maupun orang orang non-Yahudi. Bagi orang Yahudi, keselamatan adalah pertama-tama pembebasan dari dosa yang memisahkan dia dari Allah yang Mahakudus. Sedangkan bagi orang kafir adalah pelepasan dari segala anak umban dan anak-anak panah peruntungan yang kejam, dari nasib, dari ketakutan akan maut dan segala ketidak amanan yang tak terkatakan itu yang daripadanya bergantung lamanya atau bahagianya kehidupan kita orang-orang fana.
Penulis menyatakan bahwa Rasul Paulus memikirkan tentang keselamatan Krsiten, sebagaimana Paulus melihatnya sebagai suatu kata yang berwaktu tiga, yaitu:
a.       Keselamtan sebagai suatu peristiwa lampau adalah berdasarkan pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan Kristus ketika mati disalibkan demi menebus dosa manusia.
b.      Keselamatan adalah suatu pengalaman yang sekarang dan yang sedang berlansung; sesuatu yang terjadi kini. Fase ini beleh digambarkan dengan bermacam-macam cara; itu berada dalam suatu kerajaan baru atau maksudnya ialah hidup baru sebagaimana dihayati dalam persekutuan dengan Allah melalui Kristus, suatu hidup baru yang dibebaskan dari kuasa dosa, suatu hidup yang disemangati oleh damai sejaterah dengan Allah.
c.       Keselamatan adalah suatu berkat masa depan
Pemahaman Paulus tentang eskatologi selalu dibuat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh jemaat. Dengan kata lain, Paulus membungkus gagasannya di dalam konteks pemikiran jemaat tertentu. 
Gagasan eskatologi Paulus tidak berdiri sendiri, artinya ia mengambil alih dan mengolah pemikiran-pemikiran yang berkembang di jamannya maupun pada jaman sebelumnya. Oleh karena itu tidak ada gagasan yang murni sebagai pikiran Paulus. Gagasan eskatologi Paulus berfokus pada diri dan peristiwa yang melingkupi kehidupan Yesus. Jadi, suatu eskatologi yang bersifat Kristologis. Dengan gagasan utama pada peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus, maka Paulus tampil sebagai teolog yang membangun teologi yang Kristosentris. Berdasarkan semua pemikiran itu, Paulus menyatakan bahwa melalui kematian dan kebangkitan Yesus, keselamatan dan Kerajaan Allah sudah dialami oleh orang percaya. Hal ini memberi keyakinan kepada orang percaya bahwa tidak ada satupun masalah yang menakutkan mereka. Bahkan kematianpun bukan lagi sebagai sesuatu yang menakutkan karena :”tidak ada satupun kuasa yang bisa memisahkan kita dari kasih Tuhan” 
Menurut Donald Guthrie, ada 3 aspek-aspek yang dimiki oleh orang Kristen[8]
1.      Pertobatan
Paulus mengerti keadaan manusia yang sudah berdosa, karena itu Paulus menganggap penting pertobatan. Memang tak seorangpun dapat memindahkan kesalahan dosanya sendiri, sebab hanya Kristuslah yang dapat melakukannya.
2.      Iman
Bagi Paulus, pembenaran yang dimengerti sebagai perolehnya hubungan yang benar antara Allah dan manusia, hanya dapat dicapai melalui iman.
3.      Pengampuan
Pengampunan merupakan penting bagi orang Kristen[9]


2.      Injil

Paulus sendiri mengatakan bahwa kerygma yang diberitakannya tidaklah berbedah dari pada yang diberitakan oleh rasul-rasul di Yerusalem.
Hal yang  penting dalam ajaran Paulus menurut penulis ialah:
a.       Agama yang benar adalah hubungan yang baik dengan Allah dan bukan soal usaha-usaha manusia
b.      Keselamatan manusia adalah semata-mata hanya tergantung pada tindakan Allah yang rahmani didalam Kristus.


1.6  Rasul Petrus

Rasul Petrus adalah putra dari Yunus (Mat. 16:17) atau Yohanes (Yoh. 1:42), dan saudara dari Andreas (Yoh.1:40). Ia berasal dari Betsaida (Yoh.1:44) tetapi kemudian pindah ke Kapernaum (Mrk. 1:21,29). Petrus tadinya bekerja sebagai seorang nelayan (Luk.5:1-11). Pada awal pelayanannya, Yesus memanggil Petrus untuk diselamatkan (Yoh.1:42), dan sekitar setahun kemudian Ia memanggilnya untuk menjadi seorang rasul (Mat. 10:1-2). Sebagai salah seorang dari Kedua Belas Rasul, Petrus diberikan otoritas kerasulan untuk melakukan berbagai mujijat, untuk meneguhkan berita Mesianik. Petrus juga merupakan salah satu dari tiga orang pilihan, bersama Yakobus dan Yohanes. (Mat.17:1). Petrus adalah “sokoguru Jemaat” (Gal.2:9) dan kemudian menjadi pemimpin gereja. Petrus juga merupakan Rasul bagi orang Yahudi yang juga tercermin dari pembicaraannya dan dalam suratnya yang pertama (1Pet.1:1). Salah satu tradisi mengusulkan bahwa Petrus pada akhirnya pergi ke Roma, tetapi hal itu tidak pasti

1.      Kekristenan menurut Rasul Petrus
Menurut penulis, bahwa Petrus menggambarkan permulaan kehidupan Kristen sebagai sutu kelahiran baru yang oleh diberikan Allah kepada manusia melaui FirmanNya. Sebagaimana Allah telah memanggil mereka keluar dari kegelapan menuju kepada terangNya yang ajaib dan kembali dari penggembaraan yang tanpa tujuan itu kepada pemeliharaan Gembala yang baik yaitu Yesus Kristus.
Selain kehidupan Kristen merupan kelahiran baru, Petruspun mengatakan bahwa orang-orang Kristen adalah suatu kehidupan didalam kasih karunia, dikuduskan oleh Roh yang ada pada mereka dan mereka dimaksudkan untuk bertumbuh  dan beroleh keselamatan, terus menerus datang kepada Tuhan dan mengecap kebaikanNya.

1.7  Penulis Surat Kepada Orang-orang Ibrani

Penulis mengatakan bahwa kemungkinan surat Ibrani ini ditulis sebelum keruntuhan Yerusalem pad atahun 70 M. buktinya dalam tulisannya ia menyingung tentang Bait Allah. Penulis surat Ibrani belum diketahui karena itu surat ini merupakan surat anomim.
Kekristenan menurut auctor
Hunter mengatakan bahwa dalam tulisan surat Ibrani, Yesus Kristus adalah penyataan terakhir Allah, karena dalam pribadiNya Ia adalah Anak, dan dalam pekerjaanNya Ia adalah Imam.
Menurut auctor surat Ibrani bahwa kekristenannya memelihara hubungan hidup dengan injil tertua. PL hanya memberikan kepada kita bayangan dari kenyataan Sorgawi. Dan agama yang sebenarnya ialah hak menghampiri Allah, suatu hak yang bekerja melalui kebaktian tetapi dosa merintangi dan merusak persekutuan dengan Allah.
Oleh karena itu, Kristus merupakan satu-satunya korban yang sejati, yang murni, dan yang kekal yang sudah mentahirkan umat Allah daripada dosa mereka dan menjadikan mereka layak untuk masuk menghadap hadirat Allah.

1.8  Yohanes
Sumber untuk studi teologi Yohanes, adalah Injil Yohanes, ketiga surat Yohanes, dan kitab Wahyu. Meskipun ada pendekatan lain sebagai alternatif untuk mempelajari teologi Yohanes, namun studi ini akan digabungkan dengan pengajaran Yesus yang dicatat di Injil Yohanes demikian pula tulisan Yohanes sendiri secara khusus. Diasumsikan bahwa pengajaran Tuhan yang dicatat oleh Yohanes dapat dipertimbangkan sebagai teologi Yohanes karena Yohanes mencatat pernyataan Yesus, dengan anggapan semua itu bagian dari suatu penekanan yang penting dari Yohanes.
      Menurut Willi Marxen, bahwa Yohanes menggambarkan hidup Yesus dari permulaansampai penyaliban dan kebangkitan, seperti yang dilakukan oleh Injil-injil Sinoptis[10]
1.      Kekristenan menurut Yohanes
Teologi Yohanes berpusat pada Pribadi Kristus dan wahyu Allah yang diberikan melaui kedatangan Yesus Kristus. Pribadi yang bersama Allah sejak kekekalan sekarang menjadi manusia, dan Yohanes memberitakan kemuliaan-Nya. Wahyu tentang terang inilah yang dijabarkan Yohanes dalam Injilnya, surat-suratnya dan kitab Wahyu. Yohanes memberikan sebuah ringkasan dari teologinya di pendahuluan injilnya (Yoh. 1:1-18), dimana didalamnya ia menjabarkan wahyu tentang hidup dan terang melaui Sang Putra dan juga menjabarkan dosa yang menggelapi dunia dan menolak terang itu.
Jadi kehidupan kekristenan merupakan hak atau ambil bagian dalam kehidupan Ilahi Yesus Kristus, oleh karena iman berdiri ditengah-tengah sejarah dan tercakup dalam keselamatan kekal melalui pendamaian yang dibuat didalam Dia yang disebut Kehidupan dan Jalan dan Keselamtan yang artinya beroleh hidup yang kekal.

2.      Kristus menurut Yohanes
Yohanes mengatakan bahwa Kristus  adalah Anak Allah, yang mencakup dalam diriNya sendiri rencana penyelamatan oleh Allah, mengambil rupa manusia dan demi keselamatan kita, dan yang oleh kematianNya sudah memberikan hidup kepada kita.

J. L. Ch. Abineno, bahwa Kristus merupakan korban atas dosa manusia. Hal itu telah nyata kepadaNya dari permusuhan, yang Ia timbulkan oleh penampilanNya: oleh pengajaranNya, khususnya tentang Kerajaan Allah yang Ia bawah dan beritakan, oleh mujizat-mujizatNya, oleh pergaulanNya dengan orang-orang berdosa dan pemungut-pemungut cukai, oleh seluruh hidupNya.[11]
Donald Gutrie menguraikan bahwa “ Gambaran Yesus ialah gambaran seorang manusia yang berada pada puncak kemuliannNya (kemulian yang diberikan kepadaNya sebagai Anak tunggal Bapa) Tidak ada gambaran yang lebih mantap mengenai pribadi seorang manusia daripada gambaran Yohanes mengenai Yesus sebagai manusia yang nyata, yang menghadapi situasi yang suram dengan sikap berwibawa yang begitu menakjubkan, kerena Ia hidup bergantung pada Allah.[12]
Kesimpulan
Sesuai dengan pembahasan mengenai Memperkenalkan Teologi Perjanjian Baru oleh A. M. Hunter, apa yang dikatakan Alkitab adalah benar mengenai Kerajaan Allah di bumi dan Pelayanan serta Karya Kristus yaitu Penebusan, Pengudusan dan Pembenaran. Buku ini sangat menolong para pendeta maupun pelayan Tuhan yang ingin tetap up to date dalam bidang teologi serta membantu mahasiswa teologi mempelajari teologi perjanjian baru dalam pembimbing yang sedehana ini.
Kelebihan Buku
1.      Buku ini dibuka dengan pembahasan mengenai Fakta Kristus  Kerajaan Allah dan Pelayanan Yesus serta di akhiri dengan Pemberita-pemberita Injil oleh Rasul-Rasul dalam tulisan mereka masing-masing
2.      Buku ini memberikan contoh-contoh dan sumber-sumber teologi para rasul 
3.      Pemakaian bahasa yang cukup mudah dimengerti oleh pembaca awan, serta alur pemikiran yang jelas, sehingga menolong dalam membaca secara menyeluruh, tanpa merasa terganggu dengan istilah ilmiah/Teologis dan istilah Biblika
4.      Buku ini cukup baik untuk dijadikan referensi karena banyak menuliskan definisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam Teologi khususnya doktrin tentang keselamatan
Kekurangan Buku
Dalam membaca buku ini, penulis  tidak menemukan kelemahan buku ini dari segi isi, namun perlu dipertimbangkan lagi jika buku ini mengalami revisi, hendaknya dikaji lebih dalam berdasarkan perkembangan zaman sekarang, agar supaya pesannya bisa masuk kepada pembaca yang non gelar atau orang awam.




[1] . Cristoph Barth,Teologi Perjanjian Lama 2,(Jakarta: BPK Gunung Mulia,-1,2010) 56
[2] . Josef  P,wiyatmadja,Yesus dan Wong Cilik,(Jakarta:BPK Gunung Mulia-1,2010),122
[3] . Donald B. Kraybill, Kerajaan Yang Sungsan, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-5, 2009) 4
[4]. J. R. W. Stott, Kedaulatan dan Karya Kristus, (Jakarta: YKBK, Cet. Ke-3, 1991) 44-51
[5] . Louis Berkhof,  Teologi Sistematika Doktrin Kristus, (Surabaya: Momentum, Cet. Ke-7, 2008) 135
[6] . Brian J. Bailey, Roh Kudus Sang Penghibur, (Jakarta: Nafiri Gabriel, Cet. Pertama, 1997) 119
[7] . Donald Guthrie, Teologi PB 2, ( Jakarta, BPK Gunung Mulia, Cet.ke 17,2016) 139

[8]Donald Guthrie, Teologi PB 2, ( Jakarta, BPK Gunung Mulia, Cet.ke 17,2016),233-238
[9] . Donald Guthrie, Teologi PB 2, ( Jakarta, BPK Gunung Mulia, Cet.ke 17,2016),233-238
[10] . Willi Marxen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-7, 2006) 310
[11] . J. L. Ch. Abineno, Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-7, 2008) 130
[12] . Donald Guthrie, Teologi PB 1, (Jakarta, BPK,cet.ke-19) 258

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Skripsi

“TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGAJARAN ALLAH TRITUNGGAL MENURUT ERASTUS SABDONO”

Ajaran Sesat