Book Reaport
Fredrik Temartenan
Teologi PB 1

Tugas
Laporan Baca Buku Memperkenalkan Theologia Perjanjian Baru oleh A. M Hunter
Buku
Teologi Perjanjian Lama yang ditulis oleh : A. M. Hunter ini berjudul Memperkenalkan Theologia
Perjanjian Baru, yang diterbitkan di Jakarta
oleh BPK. Gunung Mulia dengan ukuran tebal 2 cm yang terdiri dari 184 halaman. Halaman 15-179 merupakan bagian isi yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pertama dari hal 15-74, bagian kedua dari hal 75-100 dan
bagian ketiga dari hal 101-179. Sisa halaman dari buku ini berisi kata pengantar, pendahuluan, epilog, indeks-indeks, daftar literature, dll.
Bagian Pertama Fakta Kristus
1.1
Kerajaan Allah dan Pelayanan Yesus
Penulis mengatakan bahwa berbicara mengenai Kerajaan Allah, Yesus dalam
membritakannya melalui pengajaranNya, perumpamaan-perumpamaan dan inti
pembicaraanNya pada saat Ia mengadakan Perjamuan Malam bersama dengan para muridNya
mengingat akan waktu dan saatnya dalam melakukan karyaNya bagi umat manusia.
Hal
mengenai Kerajaan Allah, penulis menguraikan mulai dari pelayanan Yesus Kristus
sampai akhirnya yaitu;
1.
Yesus dibaptis
Hal
penting yang dapat dilihat dari peristiwa Yesus dibaptis ialah saat terdengar
suara dari surga “Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan”. Ini
merupakan cara penobatan Raja Mesianis Israel dan pentabisan Hamba Tuhan,
menunjuk kepada Yesus sebagai Hamba yang
menderita dan Raja yang perkasa.
Kerajaan
Allah dalam Perjanjian
Lama diangkat juga dalam puji-pujian
(Yeremia 10:7;Maz 103:19 dan 145:11-13), dan dalam janji Mesianis kepada Daud
(1 Tawarikh 17:14;28:5; TB-LAI memakai
pemerintah Allah)[1].
Kerajaan
Allah dalam Injil Matius merupakan suatu visi Yesus yang di capai. Menurut Josef
P,wiyatmadja, bahwa seluruh ajaran,
tindakan dan sikap Yesus selalu mengarah pada terpenuhinya kedatangan kerajaan
Allah.[2]
2.
Yesus mulai pelayananNya
Yesus
memulai pelayananNya di Galilea dengan menyuarakan Bertobatlah sebab Kerajaan
Allah sudah dekat. Perkataan Yesus ini sangat mengejutkan bahwa manusia
sekarang hidup dalam suatu saat yang sangat unik dalam sejarah dan Allah sedang
memulai suatu masa baru dalam sejarah pergaulanNya dengan manusia.
3.
Yesus pelayanan di Galilea
Yesus
mengatakan bahwa Ia diutus untuk memberitakan pembebasan bagi orang-orang
tahanan. Hal ini yang membuat pelayanan Yesus di Galiea digambarkan secara
dinamis dan bukan secara statis dan secara polemis dan bukan secara ketegangan.
Yesus membritakan Kerajaan Allah dalam pelayananNya baik lewat pengajaranNya,
tanda-tanda dan Mujizat-mujizatNya dalam hal menyembuhkan yang sakit,
membangkitkan yang mati maupun membebaskan yang terikat dengan kuasa jahat.
Oleh
karena itu, kerajaan Allah berperang dengan kerajaan kejahatan dan Yesuspun
sendiri yang dapat mengalahkannya.
4.
Yesus pelayanan di Kaisarea Filipi
Dalam
bagian ini penulis mengatakan bahwa Yesus dalam pelayananNya, Ia
menekankanpenderitaan dan kematian menantiNya karena itulah kehendak Allah.
Jadi dalam hal ini, pertempuran terakhir antara kerajaan Allah dan kerajaan
kejahatan haruslah dimulai, dan pertempuran akan meliputi, kematian Mesias
Allah.
5.
Yesus di Yerusalem dan Malam terakhirNya
Yesus
memasuki Yerusalem dengan hati yang sedih dan marah atas perlakuan pemimpin
agama Yahudi yang salah. Yesus memulai aksinya dengan menyucikan Bait Allah. Yesus
mengadakan perjamuan malam dengan ke-12 muridNya dengan membagikan roti dan anggur
dengan makna bahwa Kerajaan Allah akan segera datang dengan kuasa melalui
pengorbananNya yaitu pengorbanan diriNya sendiri bagi dosa umatNya.
6.
Yesus mengakhiri hidupNya
Jalan
hidup Yesus sebagai Mesias-Hamba dari sungai Yordan sampai ke kalvari
(Golgota),
adalah Kerajaan Allah, Allah yang bertindakm dengan kekuasaanNya sebagai raja,
Allah yang mengunjungi dan menebus umatNya. Kerajaan Allah bukanlah kekaisaran
duniawi yang harus didirikan dengan suatu kudeta politis, melainkan suatu
Kerajaan diman Allah memerintah dengan
maksud untuk menebus dosa.
1.2
Injil
Kerajaan Allah
1.
Kerajaan Allah ada didalam pelayanan Yesus
Menurut
Hunter, Kerajaan itu haruslah dinamis dan Kerajaan itu harus dipandang
dari segi perbuatan Allah dalam sejarah selain itu Kerajan Allah bersifat
eskatologis.
Oleh
karena itu Kerajaan Allah merupakan binih Allah, bukan perbuatan manusia. Yang
mana Allah memerintah dan menebus umatNya sebagaimanyang sudah Ia janjikan.
2.
Raja dalam Kerajaan itu adalah seorang Bapa
1.
Yesus
menyebutkan Allah sebagai Bapa dalam doa Bapa Kami
2.
Yesus
berbicara mengenai Kerajaan Allah Ia memperkenalkan kepada murid-muridNya
secara rahasia.
3.
Yesus
mengatakan bahwa mau masuk Kerajaan Allah harus seperti anak kecil dalam hal
ini memanggil Allah sbagai Bapa
3.
Kerajaan
Allah seperti adanya Israel yang baru
Ajaran Yesus mengenai kerajaan Allah seperti
ekklesia yaitu menjadi umat yang baru. Hal yang penting dalam pemberitaan Yesus
ialah:
a.
Pemerintahan
Allah sebagai rajani
b.
Pandangan
Yesus mengenai Kerajaan Allah sebagai tugas kemesiasanNya
c.
Kerajaan
Allah menunjuk pada Israel yang baru
4.
Kerajaan
Allah mengandung pola hidup yang baru.
Hal yang sentral dari pola hidup yang baru
sesuai dengan pengajaran Yesus di bukit ialah hidup dalam kasih. Baik kasih
secara vertikal maupun secara horisontal. Karena hukum kerajaan Allah ialah
Kasih.
5.
Kerajaan
Allah dipusatkan pada Kristus.
Yesus menamai diriNya sebagai pembawa Kerajaan Allah sebagaiman Ia menerimah kedaulatan daripada
Allah sendiri. Dalam pelayananNya, pemerintahanNya dapat diwujudkan dan sedang
bekerja.
6.
Kerajaan
itu melibatkan salib Yesus
Dapat kita melihat seluruh pelayanan Yesus,
mulai dari sungai Yordan sampai ke Kalvari, adalah kedatangan kerajaan itu,
maka Salib haruslah merupakan saat yang genting dalam kariernNya sebagai
Mesias-Hamba. Salib itu merupakan perbuatanNya yang terakhir yaitu melawan
kuasa-kuasa kejahatan dan dosa.
7.
Kerajaan
yang akan disempurnakan
Menurut Hunter,
Kerajaan yang akan disempurnakan ialah:
a.
Jalan
hidup Yesus di bumi ini merupakan krisis, yang mana Kerajaan Allah yang sudah
lama dinantikan. Ia memulainya dalam pelayananNya dan mengakhiri/menyelesaikan
ketika Ia dibangkitkan oleh Allah dalam kematian.
b.
KedatanganNya
adalah penggenapan Kerajaan Allah, artinya bahwa Kemenangan mengalahkan
kerajaan kejahatan, segala sesuatu yang berkenan kepada Allah akan diangkat
dalam kekekalan dan Allah berhadapan dengan manusia melalu Yesus Krsitus.
Menurut Donald B. Kraybill, Kerajaan
Allah ialah pemerintahan atau kekuasaan Allah yang dinamis. Pemerintahan Allah
berarti weewnang Allah dan kuasaNya memberlakukan kehendakNya. Dan ia
mendefenisikan lagi bahwa Kerajaan Allah ialah sesuatu yang dimasuki oleh
manusia, bukan sesuatu yang memasuki manusia. Yang berkaitan dengan pokok
persoalan dan bukan pokok pikiran.[3]
1.3 Kebangkitan
Penulis mengatakan bahwa Yesus meramalkan
kemenangan bagi diriNya dan perkaraNya. Yesayapun mengungkapkan hal yang sama
mengenai kebangkitan Tuhan, bahkan Injil menyaksikan bahwa Yesus mengetahui
diriNya sendiri sebagai hamba itu, sudah melihat dari semula bahwa sesudah maut
akan datang kemenangan dan hidup.
Hal mengenai kebangkitan, Penulis menguraikan bukti-bukti kebangkitan
Yesus sebagai berikut:
1.
Hari
minggu hari pertama merupakan hari peristiwa kebangkitan Yesus
2.
Kubur
kosong yang mana orang Yahudi berdiam diri tentang hal itu dan itu membenarkan
akan kebangkitan Yesus
3.
Kebangiktan
itu berarti suatu bentuk hidup baru bagi Yesus, demikian juga Ia (Kebangkitan)
membawa janji hidup bagim semua milikNya.
Jadi
menurut penulis bahwa kebangkitan itu merupakan akhir Zaman Permulaan atau
zaman. Yaitu pelayanan Yesus menemukan klimaksnya, sebagaimana salib
ditafsirkan dan masa depan akan menemukan jalannya kepada kuasa dan kemenangan.
J.R.
W. Stott, menguraikan bahwa kebangkitan Tuhan Yesus dapat dilihat lewat
a.
Liang
kubur kosong
b.
Kain
kapan dibiarkan
c.
Tuhan
Yesus memperlihatkan diri[4]
Bagian Kedua
1.4 Pemberita-pemberitan tentang Fakta itu
Kisah Para Rasul
menceritakan riwayat tentang Gereja mula-mula dalam cara yang umumnya dapat
dipercaya, dan dalam dua nats surat Paulus yaitu tradisi yang diterimahnya
darioran-orang kristen yang mendahuluinya.
Paulus berbicara tentang
memberitakan Kristus, tidak
pernah tentang memberitakan Kerajaan Allah. Sedankan
dalam Injil Sinoptis, Kerajaan Allah dalam arti rahasia, yaitu Kristus sendiri. Kemudian para rasul mengangap Kerajaan Allah itu sudah
datang dalam kehidupan, kematian dan
Kebangkitan Yesus dan dalam kedatangan Roh Kudus.
Hal-hal mengenai pemberita-pemberita
1. Berita mereka
Berita (Kerygma) dimulai dengan mengklaim, bahwa PL telah digenapi, dan zaman baru telah datang dengan
datangnya Yesus Kristus. Paulus memberitakan tentang peristiwa-peristiwa puncak dalam riwayat tentang Yesus Kristus,
baptisan pelayanan, dan perbuatanNya yang hebat, penyaliban dan KematiaanNya,
dan pembangkitanNya dan peninggianNya ke surga dan Ia
berakhir dengan menunjuk pada Roh Kudus dan kepada datangnya Kristus kedua
kali.
Pola Kerygma merupakan menyeluruh di PB dan memberikan kepadanya,
ditengah-tengah segala keanekaannya, suatu kesatuan
pokok yang azasi. Dalam seluruh PB Kerygma itu dapat ditemukan jejaknya
didalam karya itu. Dan dalam PB tidak ada rumus
theologis yang universal, tidak ada ortodoksi; tetapi yang pasti ada ialah Injil Rasuli yang am, suatu kerygma. Pada akhirnya berita mengenai kebangkitan Tuhan Yesus dapat diakui sebagai Pengakuan Iman Rasuli.
2. Kristus dan pekerjaanNya
Berbicara mengenai Kristus dan pelayananNya, kita
belajar dari Paulus bagaimana orang-orang Kristen sebelum dia, memandang salib
yang merupakan credo Kristen yang diterimanya segera
sesudah ia bertobat dan dalam tulisannya bahwa Kristus telah mati karenan
dosa-dosa kita, sesuai dengan kitab suci (1 Kor 15:3).
Rasul Petrus menyetakan bahwa, Kristus diserahkan Allah menurut maksud
dan rencanaNya, sebagaimana pemberita-pembertia
pertama melihat kematian Kristus sebagai bagian yang integral dari rencana
Allah untuk penyelamatan manusia.
Menurut Louis Berkhof, Karya Kristus ialah melakukan tugasNya yang terbesar yaitu
mempersembahkan korban yang cukup bagi dosa seisi dunia.
Tugas iniadalah milik dari jabatan seorang imama bahwa Ia harus mempersembahkan
korban dan persembahan atas dosa.[5]
3. Roh Kudus
Berbicara mengenai Roh Kudus, penulis menguraikan bahwa Rasu
Paulus tidak memulai kepercayaan Roh Kudus, karena
hal itu telah ada di dalam gereja sebelum Paulus
muncul. Dan Lukas menjelaskan sifat hakiki bahasa roh tidak ada apa-apa dalam
apa yang dikatakannya tentang Roh yangbertentangan dengan apa yang kita ketahui
dari sumber lainnya tentang masa mula-mulagereja dan ada banyak hal yang sama sekali dapat dipercaya. Seluruh
pengertian tentang Roh itu adalah bersifat Ibrani dan bukan Helenistis.
Hal utama mengenai Roh Kudus ialah suatu pengalaman yang tidak dapat
dipisahkan dari pada Kristus, sebab pengelaman Roh merupakan tanda, bahwa Kristus hadir ditengah-tengah mereka, sambil
menguatkan mereka untuk tugas missioner mereka.
Brian J. Bailey menjelaskan bahwa
hidup yang dipimpin oleh Roh ialah kehidupan yang dipenuhi oleh Roh mengalirlah
Kebenaran tentang kehidupan yang dipimpin oleh Roh. Mereka yang terus menerus
mencari Tuhan untuk memperoleh RohNya lebih banyak
lagi, dan mengikuti langkah-langkah yang disebutkan
diatas, layak mengalami kehidupan yang dipimpin oleh Roh.[6]
Menurut Donald Guthrie,
Hal utama mengenai Roh Kudus ialah suatu pengalaman yang tidak dapat
dipisahkan dari pada Kristus, sebab pengelaman Roh merupakan tanda, bahwa Kristus hadir ditengah-tengah mereka, sambil menguatkan
mereka untuk tugas missioner mereka.
Ada suatu wawasan tetang pekerjaan Roh yang
khusus penting sebagai suatu pendahuluan kepada Amanat PB, dan itu berhubungan
erat dengan Mesianis yang dijanjikan, Roh dianggap
sebagai seorang juru bicara sorgawi ataupun disamakan dengan Mikhael. Dalam
pengajaran Yohanes, ia kurang membahas tentang ajaran Roh, namun Yesus sendiri
menggunakan Roh dalam pengajaranNya[7]
4. Gereja dan Sakramen
Hunter menjelaskan bahwa gereja merupakan suatu jemaat
kecil yang mengaku Yesus sebagai Mesias dan Tuhan, dan yang dengan tegas dan
sadar akan suatu gelombang besar kehidupan baru, dan
hidup yang bersama seperti suatu keluarga besar, mengabdikan diri kepada
pemberitaan Firman, merayakan upacara persekutuan
–hidangan bersama-sama dengan
Tuhan mereka yang hidup, dan menantikan kedatanganNya dalam kemuliaan.
Jadi gereja adalah
ekklesia dalam bahasa Yunani dan qahal dalam bahasa Ibarani yang menunjuk pada
umat Allah yang berhimpun. Oleh karena itu gereja
mula-mula mengaakui diri mereka sebagaiumat Allah yang sejati, sekaligus yang lama dan yang baru.
Hal mengenai Sakramen, Rasul Paulus menafsirkan
Perjamuan Kudus sebagai suatu cara sacramental untuk ambil bagian dalam
kematian Kristus (1 Kor 10:16-17). Dengan demikian ia tidak hanya menggunakan ungkapan cawan pengucapan syukur yang diambil oleh
orang Kristen mula-mula dari gereja Yahudi, melainkan
juga ia menulis suatu kalimat yang seluruhnya
mempunyai irama rumus liturgik serta menyatakan
ajarannya itu sebgai suatu aksioma.
5.
Jalan Kristen dan Pengharapan Kristen
Menurut penulis bahwa hal mengenai jalan
Kristen ialah teguran-teguran untuk memutuskan sama sekali hubungan dengan hidup yang lama, perintah-perintah untuk memelihara
kejujuran, kemurnian, ketulusan, kehidupan sederhana, dan bekerja keras,
peraturan-peraturan tentang kehidupan keluarga yang sopan.
Jadi jalan Kristen yang dimaksudkan oleh Yesus
di bukit ketika Ia berkhotbah ialah sikap seperti
anak-anak, mengampuni musush, kasih yang serupa seperti kasih Allah.
Gereja mula-mula
mereka percaya kan kemenangan terakhir Kristus karena mereka percaya bahwa
kemenangan sudah diperolehnya. Mereka mengharapkan penetapan kosmis mengenai kemenangan Kristus, karena mereka berpegang teguh
kepada keTuhananNya yang sekarang. Oleh karena itu mereka mengangap bahwa
parousia itu akan tiba, yang merupakan penyingkapan secara mulia segala apa
yang tercakup dalam paskah pertama, dan pada hari itu
Kristus akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Oleh karena itu Hunter menyatakan bahwa pengahrapan Kristen ialah kebangkitan Tuhan. Satu orang
yang sudah meninggalkan kubur yang terbuka itu di tengah-tengah pekuburan luas
yang adalah dunia, yaitu orang yang dalam pribadiNya
sendiri menanggung masa depan umat Allah. Karena itu sudah dibangkitkan dan ditinggikan ke Surga yang tinngi,
tentulah pengikut-pengikutNya yang setia akan ambil bagian dalam kehidupanNya
yang abadi itu.
Bagian Tiga Penafsir-penafsir Fakta Itu
1.5 Rasul Paulus
Rasul Paulus
seorang Yahudi tulen sebagaiman dia diasuh dalam credo orang Yahudi saleh dari
zamannya, yaitu percaya kepada satu Allah benar dan Kudus, kepada pemilhan Israel menjadi umatNya yang khusus, kepada Hukum Taurat sebagai
penyataan yang tak ada taranya tentang kehendak Allah bagi manusia dan kepada
pengharapan kan Mesias.
Menurut penulis
bahwa Paulus mempunya dua utang, yaitu utang kepada helenisme sebagaimana ia
membaca kitab suci dalam terjemahan
Yunani-Septuaginta. Ia menulis surat-suratnya dalam bahasa Yunani koine. Dalam
memberitakan injil ia berhadapan dengan budaya Yunani, dan dalam tulisannya ia
mengutip penyair-penyair Yunani. Selain itu Paulus
juga merasa utang budi kepada orang-orang Kristen
yang mendahuluinya, yaitu
Kerygma Rasuli,
pengertian mengenai Yesus sebagai Mesias, Tuhan dan Anak Allah, kepercayaan
mengenai Roh Kudus sebagai daya penggerak Ilahi kepada hidup baru, ajaran
mengenai gereja sebagai Israel baru, sakramen-sakramen
Baptisan dan Perjamuan Kudus, perkataan-perkataan tuhan yang dikutibnya dan
kepercayaan akan parousia Krsitus.
1. Kekristenan Menurut Rasul Paulus
Injil Kristus yang dimaksudkan oleh Paulus
adalah kabar kesukaan tentang keselamatan yang telah
Allah sediakan bagi orang-orang berdosa melalui
inkarnasi, kematian, kebangkitan dan kuasa hidup Kristus dan yang Allah
tawarkan kepada semua orang yang akan percaya. Kata keselamatan, menurut Paulus
merupakan tanda kesejateraan dalam segala bentuknya, dari kebutuhan tubuh sampai kepada ideal yang tertinggi, yakni kesehatan
rohani. Dan
keselamatan adalah kira-kira apa yang dicari semua orang yang
bersungguh-sungguh pada zaman Paulus baik orang Yahudi maupun orang orang
non-Yahudi. Bagi orang Yahudi, keselamatan adalah pertama-tama pembebasan dari dosa yang memisahkan dia dari Allah yang Mahakudus. Sedangkan bagi orang kafir
adalah pelepasan dari segala anak umban dan anak-anak panah peruntungan yang
kejam, dari nasib, dari ketakutan akan maut dan segala ketidak amanan yang tak terkatakan itu yang daripadanya bergantung lamanya
atau bahagianya kehidupan kita orang-orang fana.
Penulis menyatakan
bahwa Rasul Paulus memikirkan tentang keselamatan Krsiten, sebagaimana Paulus
melihatnya sebagai suatu kata yang berwaktu tiga, yaitu:
a. Keselamtan sebagai
suatu peristiwa lampau adalah berdasarkan pekerjaan yang sudah selesai yang
dilakukan Kristus ketika mati disalibkan demi menebus dosa manusia.
b.
Keselamatan adalah suatu pengalaman yang
sekarang dan yang sedang berlansung; sesuatu yang
terjadi kini. Fase ini beleh digambarkan dengan bermacam-macam cara; itu berada
dalam suatu kerajaan baru atau maksudnya ialah hidup baru sebagaimana dihayati
dalam persekutuan dengan Allah melalui Kristus, suatu hidup baru yang
dibebaskan dari kuasa dosa, suatu hidup yang
disemangati oleh damai sejaterah dengan Allah.
c.
Keselamatan adalah suatu berkat masa
depan
Pemahaman Paulus tentang eskatologi selalu
dibuat berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang disesuaikan dengan
permasalahan yang dihadapi oleh jemaat. Dengan kata lain, Paulus membungkus
gagasannya di dalam konteks pemikiran jemaat tertentu.
Gagasan
eskatologi Paulus tidak berdiri sendiri, artinya ia mengambil alih dan mengolah
pemikiran-pemikiran yang berkembang di jamannya maupun pada jaman sebelumnya.
Oleh karena itu tidak ada gagasan yang murni sebagai pikiran
Paulus. Gagasan eskatologi Paulus berfokus pada diri dan peristiwa yang
melingkupi kehidupan Yesus. Jadi, suatu eskatologi yang bersifat Kristologis.
Dengan gagasan utama pada peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus, maka Paulus
tampil sebagai teolog yang membangun teologi yang Kristosentris. Berdasarkan
semua pemikiran itu, Paulus menyatakan bahwa melalui kematian dan kebangkitan
Yesus, keselamatan dan Kerajaan Allah sudah dialami oleh orang percaya. Hal ini
memberi keyakinan kepada orang percaya bahwa tidak ada satupun masalah yang
menakutkan mereka. Bahkan kematianpun bukan lagi sebagai sesuatu yang
menakutkan karena :”tidak ada satupun kuasa yang bisa memisahkan kita dari kasih
Tuhan”
Menurut Donald Guthrie, ada 3 aspek-aspek yang dimiki oleh orang Kristen[8]
1.
Pertobatan
Paulus mengerti keadaan manusia yang sudah berdosa,
karena itu Paulus menganggap penting pertobatan. Memang tak seorangpun dapat
memindahkan kesalahan dosanya sendiri, sebab hanya Kristuslah yang dapat
melakukannya.
2.
Iman
Bagi Paulus, pembenaran yang dimengerti sebagai
perolehnya hubungan yang benar antara Allah dan manusia, hanya dapat dicapai
melalui iman.
3.
Pengampuan
Pengampunan merupakan penting bagi orang Kristen[9]
2.
Injil
Paulus sendiri mengatakan bahwa kerygma yang
diberitakannya tidaklah berbedah dari pada yang diberitakan oleh rasul-rasul di
Yerusalem.
Hal yang
penting dalam ajaran Paulus menurut penulis ialah:
a.
Agama yang benar adalah hubungan yang baik dengan Allah dan bukan soal
usaha-usaha manusia
b.
Keselamatan manusia adalah semata-mata hanya tergantung pada tindakan
Allah yang rahmani didalam Kristus.
1.6 Rasul Petrus
Rasul
Petrus adalah putra dari Yunus (Mat. 16:17) atau Yohanes (Yoh. 1:42), dan
saudara dari Andreas (Yoh.1:40). Ia berasal dari Betsaida (Yoh.1:44) tetapi
kemudian pindah ke Kapernaum (Mrk. 1:21,29). Petrus tadinya bekerja sebagai
seorang nelayan (Luk.5:1-11). Pada awal pelayanannya, Yesus memanggil Petrus
untuk diselamatkan (Yoh.1:42), dan sekitar setahun kemudian Ia memanggilnya
untuk menjadi seorang rasul (Mat. 10:1-2). Sebagai salah seorang dari Kedua
Belas Rasul, Petrus diberikan otoritas kerasulan untuk melakukan berbagai
mujijat, untuk meneguhkan berita Mesianik. Petrus juga merupakan salah satu
dari tiga orang pilihan, bersama Yakobus dan Yohanes. (Mat.17:1). Petrus adalah
“sokoguru Jemaat” (Gal.2:9) dan kemudian menjadi pemimpin gereja. Petrus juga
merupakan Rasul bagi orang Yahudi yang juga tercermin dari pembicaraannya dan
dalam suratnya yang pertama (1Pet.1:1). Salah satu tradisi mengusulkan bahwa
Petrus pada akhirnya pergi ke Roma, tetapi hal itu tidak pasti
1. Kekristenan menurut Rasul Petrus
Menurut penulis, bahwa Petrus menggambarkan
permulaan kehidupan Kristen sebagai sutu kelahiran baru yang oleh diberikan
Allah kepada manusia melaui FirmanNya. Sebagaimana Allah telah memanggil mereka
keluar dari kegelapan menuju kepada terangNya yang ajaib dan kembali dari
penggembaraan yang tanpa tujuan itu kepada pemeliharaan Gembala yang baik yaitu
Yesus Kristus.
Selain kehidupan Kristen merupan kelahiran
baru, Petruspun mengatakan bahwa orang-orang Kristen adalah suatu kehidupan
didalam kasih karunia, dikuduskan oleh Roh yang ada pada mereka dan mereka
dimaksudkan untuk bertumbuh dan beroleh
keselamatan, terus menerus datang kepada Tuhan dan mengecap kebaikanNya.
1.7 Penulis Surat
Kepada Orang-orang Ibrani
Penulis mengatakan
bahwa kemungkinan surat Ibrani ini ditulis sebelum
keruntuhan Yerusalem pad atahun 70 M. buktinya dalam tulisannya ia menyingung
tentang Bait Allah. Penulis surat Ibrani belum diketahui karena itu surat ini
merupakan surat anomim.
Kekristenan menurut auctor
Hunter mengatakan
bahwa dalam tulisan surat Ibrani, Yesus Kristus
adalah penyataan terakhir Allah, karena dalam pribadiNya Ia adalah Anak, dan
dalam pekerjaanNya Ia adalah Imam.
Menurut auctor surat Ibrani bahwa kekristenannya memelihara
hubungan hidup dengan injil tertua. PL hanya memberikan
kepada kita bayangan dari kenyataan Sorgawi. Dan agama yang sebenarnya ialah
hak menghampiri Allah, suatu hak yang bekerja melalui kebaktian tetapi dosa
merintangi dan merusak persekutuan dengan Allah.
Oleh karena itu,
Kristus merupakan satu-satunya korban yang sejati,
yang murni, dan yang kekal yang sudah mentahirkan umat Allah daripada dosa
mereka dan menjadikan mereka layak untuk masuk menghadap hadirat Allah.
1.8
Yohanes
Sumber untuk studi teologi Yohanes, adalah
Injil Yohanes, ketiga surat Yohanes, dan kitab Wahyu. Meskipun ada pendekatan
lain sebagai alternatif untuk mempelajari teologi Yohanes, namun studi ini akan
digabungkan dengan pengajaran Yesus yang dicatat di Injil Yohanes demikian pula
tulisan Yohanes sendiri secara khusus. Diasumsikan bahwa pengajaran Tuhan yang
dicatat oleh Yohanes dapat dipertimbangkan sebagai teologi Yohanes karena
Yohanes mencatat pernyataan Yesus, dengan anggapan semua itu bagian dari suatu
penekanan yang penting dari Yohanes.
Menurut Willi Marxen,
bahwa Yohanes menggambarkan hidup Yesus dari permulaansampai penyaliban dan
kebangkitan, seperti yang dilakukan oleh Injil-injil Sinoptis[10]
1.
Kekristenan menurut Yohanes
Teologi
Yohanes berpusat pada Pribadi Kristus dan wahyu Allah yang diberikan melaui
kedatangan Yesus Kristus. Pribadi yang bersama Allah sejak kekekalan sekarang
menjadi manusia, dan Yohanes memberitakan kemuliaan-Nya. Wahyu tentang terang
inilah yang dijabarkan Yohanes dalam Injilnya, surat-suratnya dan kitab Wahyu.
Yohanes memberikan sebuah ringkasan dari teologinya di pendahuluan injilnya
(Yoh. 1:1-18), dimana didalamnya ia menjabarkan wahyu tentang hidup dan terang
melaui Sang Putra dan juga menjabarkan dosa yang menggelapi dunia dan menolak
terang itu.
Jadi kehidupan kekristenan merupakan hak atau
ambil bagian dalam kehidupan Ilahi Yesus Kristus, oleh karena iman berdiri
ditengah-tengah sejarah dan tercakup dalam keselamatan kekal melalui pendamaian
yang dibuat didalam Dia yang disebut Kehidupan dan Jalan dan Keselamtan yang
artinya beroleh hidup yang kekal.
2.
Kristus menurut Yohanes
Yohanes
mengatakan bahwa Kristus adalah Anak
Allah, yang mencakup dalam diriNya sendiri rencana penyelamatan oleh Allah,
mengambil rupa manusia dan demi keselamatan kita, dan yang oleh kematianNya
sudah memberikan hidup kepada kita.
J. L. Ch. Abineno, bahwa Kristus
merupakan korban atas dosa manusia. Hal itu telah nyata kepadaNya dari
permusuhan, yang Ia timbulkan oleh penampilanNya: oleh pengajaranNya, khususnya
tentang Kerajaan Allah yang Ia bawah dan beritakan, oleh mujizat-mujizatNya,
oleh pergaulanNya dengan orang-orang berdosa dan pemungut-pemungut cukai, oleh
seluruh hidupNya.[11]
Donald Gutrie menguraikan bahwa “
Gambaran Yesus ialah gambaran seorang manusia yang berada pada puncak
kemuliannNya (kemulian yang diberikan kepadaNya sebagai Anak tunggal Bapa)
Tidak ada gambaran yang lebih mantap mengenai pribadi seorang manusia daripada
gambaran Yohanes mengenai Yesus sebagai manusia yang nyata, yang menghadapi
situasi yang suram dengan sikap berwibawa yang begitu menakjubkan, kerena Ia
hidup bergantung pada Allah.[12]
Kesimpulan
Sesuai dengan pembahasan mengenai Memperkenalkan Teologi
Perjanjian Baru oleh A. M. Hunter, apa yang dikatakan Alkitab adalah benar
mengenai Kerajaan Allah di bumi dan Pelayanan serta Karya Kristus yaitu
Penebusan, Pengudusan dan Pembenaran. Buku ini sangat menolong para pendeta
maupun pelayan Tuhan yang ingin tetap up to date dalam bidang teologi serta
membantu mahasiswa teologi mempelajari teologi perjanjian baru dalam pembimbing
yang sedehana ini.
Kelebihan Buku
1.
Buku
ini dibuka dengan pembahasan mengenai Fakta Kristus Kerajaan Allah dan Pelayanan Yesus serta di
akhiri dengan Pemberita-pemberita Injil oleh Rasul-Rasul dalam tulisan mereka
masing-masing
2.
Buku
ini memberikan contoh-contoh dan sumber-sumber teologi para rasul
3.
Pemakaian
bahasa yang cukup mudah dimengerti oleh pembaca awan, serta alur pemikiran yang
jelas, sehingga menolong dalam membaca secara menyeluruh, tanpa merasa
terganggu dengan istilah ilmiah/Teologis dan istilah Biblika
4.
Buku
ini cukup baik untuk dijadikan referensi karena banyak menuliskan definisi dari
istilah-istilah yang digunakan dalam Teologi khususnya doktrin tentang
keselamatan
Kekurangan Buku
Dalam membaca buku ini, penulis tidak menemukan kelemahan buku ini dari segi
isi, namun perlu dipertimbangkan lagi jika buku ini mengalami revisi, hendaknya
dikaji lebih dalam berdasarkan perkembangan zaman sekarang, agar supaya
pesannya bisa masuk kepada pembaca yang non gelar atau orang awam.
[1] . Cristoph Barth,Teologi Perjanjian Lama 2,(Jakarta: BPK
Gunung Mulia,-1,2010) 56
[2] . Josef P,wiyatmadja,Yesus dan Wong Cilik,(Jakarta:BPK Gunung Mulia-1,2010),122
[3] . Donald B. Kraybill, Kerajaan Yang Sungsan, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, Cet. Ke-5, 2009) 4
[4]. J. R. W. Stott, Kedaulatan dan Karya Kristus, (Jakarta:
YKBK, Cet. Ke-3, 1991) 44-51
[5] . Louis Berkhof, Teologi
Sistematika Doktrin Kristus, (Surabaya: Momentum, Cet. Ke-7, 2008) 135
[6] . Brian J. Bailey, Roh
Kudus Sang Penghibur, (Jakarta: Nafiri Gabriel, Cet. Pertama, 1997) 119
[7] . Donald Guthrie, Teologi PB 2, ( Jakarta, BPK Gunung
Mulia, Cet.ke 17,2016) 139
[8]Donald Guthrie, Teologi PB 2, (
Jakarta, BPK Gunung Mulia, Cet.ke 17,2016),233-238
[9] . Donald Guthrie, Teologi PB 2, ( Jakarta, BPK Gunung
Mulia, Cet.ke 17,2016),233-238
[10] . Willi Marxen, Pengantar
Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-7, 2006) 310
[11] . J. L. Ch. Abineno, Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-7, 2008) 130
[12] . Donald Guthrie, Teologi PB 1, (Jakarta, BPK,cet.ke-19)
258
Komentar