Kristologi
KRISTOLOGI PERJANJIAN BARU
A.
Pengantar.
Pembahasan tentang Kristologi dalam
Perjanjian Baru.Merupakan topik yang selalu diperbincangkan dari zaman
purbakala sampai Era modern ini.Namun ketika beranjak untuk menelitanya maka
itu menuju kepada Kristus Yesus.Siapakah itu Kristus inilah yang perlu di jawab
oleh setiap orang. Donald Guthre mengatakan bahwa upaya untuk menjelaskan
siapakah Yesus Yang sebenarnya dia merumuskan dengan Istilah bahasa teologi
Kristen yaitu Kristologi, selain itu juga ia mengutip khususnya dalam
Perjanjian Baru dengan para pengikut Yesus yang percaya kepada-Nya.
Jadi pernyataan diatas memberikan suatu informasi
mengenai pribadi Yesus Kristus yang telah menjelma menjadi manusia upaya untuk
menjadi penebus bagi umat-nya.Walau pada dasar banyak anggapan para teolog
mengatakan bahwa apakah Yesus memiliki pemikiran manusia.Origenes menyetujui
hal seperti itu. Menurut hemat saya Yesus adalah Anak Allah ( Yoh 3:16) dan Ia
Allah adanya. Allah yang telah menjadi manusia dalam pribadi Kristus tidak
dibatasi ruang dan waktu karena Dia Allah Trasenden dan Imanen.
Ø Apa
itu Kristologi
Kristologi adalah Ilmu yang mempelajari tentang pribadi Kristus sacara seutuhnya
didalam jalan Karya keselamatan-Nya. Jadi ini ilmu yang menjadi bagian penting pemikiran
rasional mengenai iman monotestik Yahudi, ketika mereka menyembah Kristus
sebagai Allah. Ini merupakan tugas untuk mewujudkan makna Yesus Kristus bagi
iman dari waktu kewaktu doktrin ini telah banyak bentuk diawali dengan
pengenaan Kristus ( Mesias) kepada
Yesus. Hal ini menegaskan hubungan aspirasi dan kepercayaan PL serta umat
Israel. Dalam membahasas tentang kristologi ini terjadi perdebatan panjang dan
kadang-kadang semit, dalam Konsili Chalcedon di Asia kecil pada 451, Gereja
memberikan defenisi final mengenai Kristologi yang menegaskan kepercayaan
kepada Yesus sebagai Satu pribadi dengan Dua hakekat, yang dipersatukan tanpa
dikacaukan. Banyak pemikiran yang dimulai dengan premis bahwa Yesus adalah
Pribadi kedua dari Trinitas dan kemudian
disusunlah spekulasi mengenai bagaiman Ia menjadi manusia. Usulan mula-mula
adalah bahwa Yesus hanya tampak memiliki tubuh jasmani. Kesejatian kemanusiaan
Yesus keturunan Daud 2 Timotius 2:8.
Namun dengan demikian tradisi lama menekankan Keilahian hakikat Kristus dengan
mengorbankan kemanusiaan-Nya tetap
belanjut dalam Gereja. [1]
Browing
Mengatakan bahwa dalam Perjanjian Baru
diawali dengan ungkapan-ungkapan yang mengenai kemanusiaan Yesus dapat dilihat bahwa didalamnya Injil-Injil juga
memberikan kedalaman kemuliaan yang melampaui batas kemanusiaan kita.[2]Sedangkan
menurut Bernhard Lohse mangatakan untuk
menjelaskan ajaran tentang Trinitas perlu secara pendek disinggung beberapa
masalah Kristologi tertentu. Kristologi dan ajaran Trinitas tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, baik dalam sejarah Dogma maupun dalam Teologi
sistimatika.[3]
Jadi
ajaran mengenai Trinitas memberi perhatian terhadap masalah keesaan Allah dalam
konteks iman,yang dalam nafas yang sama. Tidak hanya membahas tentang keilahian
Bapa, tetapi juga mengenai keIlahian Anak dan Roh kudus. Karena Kritologi
memberika suatu ungkapan yang tegas dalam hubungan antara hal yang Ilahi dan
apa yang Insani dalam Pribadi Yesus Kristus.
B.
Siapa
itu Kristus
Dalam pembahasan tentang pribadi
Kristus. Kita mengawali mengenali defenisi itilah “ Natur dan Pribadi”. Dengan
sudut pandang pemahaman yang tepat dari ajaran ini. Sangatlah perlu untuk
mengetahui arti yang tepat dari istilah-istilah “ natur dan Pribadi ” yang
dipakai dalam pembahasan ini. Istilah natur menunjukkan pada arti yang
menyeluruh seluruh kualitas esensial dari sesuatu, yang menjadikan sesuatu
sebagaimana dia ada. Sebuah natur adalah subtansi yang dimiliki secara umum, dengan semua
kualitas esensial seperti itu. Istilah pribadi menunjuk pada arti yang lengkap
yang diperlengkapi dengan pemikiran, dan tentu saja suatu subjuk yang
bertanggung jawab atas tindakan-tindakan-Nya sendiri. Kepribadian bukanlah
suatu sebagian esensial dan intergral dari sutau natur, akan tetapi sebagaimana
adanya dulu, merupakan terminal akhir dari kecenderuganya. Suatu pribadi adalah
sebuah natur dengan sesuatu yang ditambahkan suatu subsistensi yang berdirio
sendiri, yaitu individualitas. Sekarang logos
itumengambil
natur sebagai manusia ( YESUS).
Soedarmo
menyatakan keyakinannya akan Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal, Tuhan Kita
yang dari Roh Kudus, diperanakan dari anak dara Maria[4].
Di dalam pengakuan ini sudah tercantum segala sesuatu yang harus kita ketahui
tantang Oknum Kristus.Saya percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan Anak
Allah yang Tunggal.Walaupun pada dasarnya banyak panadangan-pandangan yang
menolak kebenaran ini. Donald Guthre
mangatakan bahwa dengan meniliti oknum Yesus haruslah terlebih dahulu tentang
Yesus sebagai manusia kemudian kita akan melihat sebutan yang dipakai oleh
Yesus Terhadap diri-Nya dan bagaimana orang-orang lain menyebut Dia. Pendekatan
pokok ini, yang dilakukan dengan cara menyelidiki gelar-gelar Kristus, akan memberikan
pandangan yang berharga. Namun dengan demikian kita juga perlu membandingkan
bukti ini dengan bukti dari apa yng disebut dengan “ Syair Pujian Kristus ”
yang mewakili pikiran-pikiran yang dalamnya Pribadi Kristus, dan untuk
memikirkan bagaimana dampak-dampak teologisnya.
Dalam
Perjanjian Baru ada banyak gagasan-gagasan mengenai Yesus Kristus, wajarlah
bila kita pertama-tama memperhatikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Yesus
itu sungguh-sungguh manusia.Memang kita dapat terlebih dahulu mempelajari bukti
bahwa Dia lebih daripada sekedar manusia, tetapi bukti lebih tajam jika kita
mempelajari latar belakang kemanusian-Nya yang tetap merupakan manusia sejati.
Perjanjian Baru juga kerap kali
menyatakan hal ini( Yoh 1:1) pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Lebih jelas lagi dalam
Roma 8:32 Ia Allah tidak menyayangkan Anak-Nya sendir. Tuhan Yesus sendiri
menyatakan diri sebagai Anak Allah ( Mat 26:63). Maka dari itu sudah tepat
sekali kalau Dia menjadi sembahan, kalau Dia disebut, Tuhan Kita, barang siapa atidak
mengakui KeAllahan Tuhan Yesus dan tidak menyembah akan Dia, ia melanggar
perintah Tuhan yang pertama. Maka dari itu Tuhan Yesus juga dapat menjadi
juruslamat kita yang benar.Kita tidak hanya membutuhkan oknuum yang memberikan
dan menunjukkan jalan atau suatu oknum yang menjadi teladan.Akan tetapi kita
membutuhkan suatu oknum yang dapat memindahkan kita, menempatkan kita dari
keadaan dosa pada keadaan kebenaran.
Kristus adalah manusia yang benar. Maka
dari itu Ia dapat menjadi kepala manusia. Dan Ia dapat memberikan keselamatan.
Sebab barangsiapa menyangkal kodrat Allah di dalam pribadi Kritus, tidak dapat
berharap akan pembebasan dari hukuman Tuhan. Allah Anak telah menjadi satu
dengan manusia.Dengan demikian kitab suci menyatakan bahwa Allah Anak menjadi satu dengan manusia dan tetap tidak berdosa.
1.
Kristus
sebagai manusia sejati
Untuk menbehasa tentang Yesus sebagai
manusia kita harus terlebih dahulu menelitik kitab Injil sinoptik agar dapat gambaran mengenai
Yesus dari Nazaret. Dalam hal ini banyak perbedaan-perbedaan namun hanya
berpusat pada manusia yang sama. Injil
Markus memperkenalkan seseorang yang lebih dari seorang manusia, namun di
antara ketiga penuis Injil lain Markuslah yang lebih memusatkan perhatiannya
kepada kemanusiaan Yesus sebagai manusia. Di lain pihak, Matius dan Lukas
memusatkan perhatian pada permulaan kehidupan Yesus sebagai manusia, dengan
mengikutsertakan kisah kelahiran Yesus.[5] Jadi berdasarkan penjelasan diatas penulis
sangat setujuh karena Seiring berjalanya waktu Alkitab mencatat bahwa Anak itu
bertambajh besar dan menjadi kuat, penuh dengan Hikmat dan kasih karunia Allah
ada padaNya ( Luk 2:40). Demikian juga ketika Ia sudah menjadi besar ketika Ia
berumur 12 tahun disebutkan, bahwa Yesus makin bertambah HikmatNya dan besarNya
dan makin dikasih oleh Allah dan manusia ( Luk 2:25).
Harun
Hadiwijono menegaskan bahwa ketika Ia sudah dewasa
dan mulai berkerja, juga terang, bahwa Ia adalah manusia biasa saja, sama
dengan lainnya,yang merasa payah jika perjalanan terlalu banyak ( Yoh 4:6),
yang merasa lapar jika tidak makan 40 hari lamanya ( Mat 4:2) yang merasa haus
jika berjalan dibawah terik matahari ( Yoh 4:7;19:28), yang dapat menangis
karena terharu ( Yoh 11:35; Luk 19:41). Oleh karena itu dapat dimengerti juga
bahwa Rasul Paulus ketika ia menguraikan hal Anak Allah yang menjadi manusia,
mengatakan bahwa Kristus telah mengambil rupa seorang Hamba, dan menjadi sama
dengan manusia ( Filipi 2:7 ). Demikian
jug adapat di mengerti bahwa Penulis Ibrani berkata bahwa Tuhan Yesus dalam
segala hal disamakan dengan saudara-saudaraNya ( Ibr 2:7 ) dan telah mendrita
cobaan sama seperti segala manusia ( Ibr 2:18).
Ketika Ia lahir, sekalipun di sekitar
pelungan tidak ada hal-hal yang ajaib, yang menabjubkan para orang yang di
sekitarNya, akan tetapi di Efrata ada malaikat Tuhan yang memberitakan, bahwa
pada hari itu telah lahir sang Juruslamat yang menjadikan kesukaan besar bagi seluruh
bangsa di muka bumi ini ( Luk 2:10,11), dan bahwa karena kelahiran bayi itu ada
damai sejathera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya ( Luk 2:14).
Pada waktu Yesus pergi ketanah palestina untuk memberitkan kedatangan kerajaan
Allah, petrus mengakui, bahwa Kristus adalah Anak Allah yang hidup, dan
penyataan itu di terima oleh Kristus, daaminiNya ( Mat 16:17) dan dalam Injil
Yohanes mengatakan bahwa Bapa mengenal-Nya dan segala sesuatu diserahkan oleh
Bapa kepadaNya ( Yoh 3:35) Allah Bapa mengasihi Dia.[6]
Pernyataan diatas sangat menarik dan
dapat memberikan suatu ungkapan yang membuktikan bahwa Yesus yang kita kenal
dalam pribadi Yesus adalah manusia sejati dan Allah sejati. Walau ada prasangka
yang menganggap bahwa Yesus hanya sebagai manusia saja, tetapi sesungguhnya Ia
jauh melebihi manusia biasa. Rasul Paulus juga menegaskan bahwa Kristus adalah
Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya ( Roma 9:5). Allah dalam Kristus
telah menjelama menjadi sama dengan manusia untuk menyatakan kasih dan keadilaNya
kepada bangsa pilihan-Nya Israel. Yohanes menegaskan kepada kuam Helenis atau
kebudayaan Yunani bahwa Kristus adalah Allah sejati, yang bersama-sama dengan
Allah dan Allah Adany, yang menjadikan segala makhluk serta menghidupinya dan
tyang membaharui segala yang telah dijadikan-Nya.
2.
Kristus
Sebagai Mesias
Kristus adalah utusan tertinggi Allah
dalam cerita Matius dan maksud silsilah yang merupakan awal cerita Matius
adalah untuk mengembangkan pengakuan ini silsilah itu menegaskan pengawasan
langsung Allah atas Israel dan melalui nenek moyang Yesus, menyatakan awal
sudut pandang evaluative tentang jati diri Yesus. Dengan pemakaian ungkapan biblos geneseos dari sini terlihat
melalui rangkaian nama dan gelar yang menunjukkan
jati diri Yesus sebagai Mesias.
Pembahasan selanjutnya Ialah mengetahui
bagaimana Yesus berpikir tentang diri-Nya sendiri dan bagaimana orang Kristen
mula-mula berpikir tentang Dia. Dasar utama yang menjadi bahan perhatian kita.
Kita menyelidiki arti dan maksud dari macam-macam gelar yang di pakai oleh
Yesus sendiri ataupun yang diberikan Yesus kepada orang-orang lain. Jelas bahwa
penylidikan itu berfokus pada Perjanjian Baru tentang pribadi Yesus yang
menghasilkan bahan yang luas dan mudah di olah.Memang gelar-gelar itu sendiri
tidak memberikan suatu Kristologi yang lengkap, tetapi sumbangannya pada pokok
itu cukup penting.namun dengan demikian harus di akui bahwa penggunaan istilah
gelar Yesus mungkin telah berubah sesuai dengan zamanya.
Kata “Mesias” dalam konteks ini berarti tokoh, pembebasan ( penyelamat)yang diharapakan oleh
orangg Yahudi, Yaitu seorang menjadi wakil Allah untuk pembentukan suatau zaman
baru bagi umatNya. Kata berasal dari bahasa Ibrani dan Yunani untuk kata itu
adalah “Kristus” kedua istilah ini berasal dari akar kata yang berarti Mengurapi dari hal ini terlihat bahwa Yesus
dipandang sebagai orang yang secara khusus ditahbiskan untuk tugas tertentu.
Dalam membahas Kristologi. Kita harus
mengenali istilah Mesias, karena istilah dalam bahasa Yunani adalahKristos berarti yang diurapi. Dalam hal ini menjadi
suatu bukti yang kuat bagi umat Kristen.Mereka yakin bahwa Yesus adalah Mesias
dan Tuhan.Tetapibagi orang Yahudi tidak menyebut orang percaya sebagai
pengikiut Mesias, karena mereka yakin bahwa jemaat Kristen tidak mempunyai hak
untuk istilah itu bagi Yesus.
Menurut David Iman Santoso menyatakan
dengan mengali Ia menjelaskan dengan Injil Yohanes. Yohanes pembaptis mengenal
Yesus sebagai Mesias melalui wahyu khusus dari Allah ( Yoh 1:34-35). Selain itu
Yohanes juga berasama dengan Andreas mengenal Mesias melalui pemberitaang
Yohanes pembaptis lalu mereka berusaha mencari Dia dan menemukan Mesias ( Yoh
1: 35-40). Petrus dipimpin dan dibawa Andreas untuk mengenal Yesus sebagai
Mesias, Filipus ditemukan oleh Mesias snediri, namun sebelumnya ia sudah
berusaha mengenal-Nya melalui tauratNya.[7]
Pernyataan
diatas mengenai Yesus sebagai Mesias menjadi realita bagi dunia, secara khusus
bagi semua orang kecuali mereka yang tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan
dan juruslamat, selain itu juga masih banyak hal yang membuktikan bahwa Yesus
sebagai Mesias khusus dalam Injil Yohanes. Mengenai percakapan Yesus kepada
perempuan samaria Yesus mengatakan AKULAH DIA yang sedang berkata-kata dengan
engkau ( Yoh 4:26). Kemudian kita tahu bahwa perempuan samaria itu pergi untuk
memberitakan pengalamanya kepada orang-orang samaria, sehingga akhirnya mereka
mengatakan Kami tahu bahwa Dia benar-benar Juruslamat dunia, itu sungguh merupakan
kesaksian yang indah.
Gagasan tentang Mesias sebagai raja dari
keturunan Daud dapat ditelusuri dari janji Allah kepada Daud dalam II Sam 7:16
“ Kelurag dan kerjaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya dihadapanku, takhtamu
akan kokoh untuk selama-lamanya. Janji ini merupakan nubuat dari nabi yang
berhubungan dengan kerajaan Mesias, dan menjelaskan bagaimana pengaharapaan
akan kerajaan yang dipulihkan di bawah Mesias dapat dilihat sebagai penggenapan
sebagai dari janji Ilahi kepada Daud . Dengan Daudlah Allah akan membuat
Perjanjian “ Daud”menjadi istilah yang berarti Israel yang dipulihkan. Mengenai
gagasan Raja Keterunan Daud itu berkaitan dengan Mesias secara politik, tetatpi
nubuat PL menempatkan penekanan yang paling berat bagi segi agama.
Dari berbagai narasi dalam Alkitab yang
membuktikan Yesus sebagai Mesias, secara khusus dalam pembahasan kita ialah
meliaht pertayaan yang diajukan oleh Yesus kepada pemimpin-pemimpin Yahudi
semua penulis kitab Injil Sinoptik mencatat peristiwa ini. Pertayaan itu
dinyatkan oleh Markus, juga oleh Lukas dalam bentuk bagaimana Ahli-ahli Taurat dapat
mengatakan, bahwa Yesus memperoleh pernyataan dari para pendengar-Nya bahwa
Kristus itu Anak Daud ( Markus 12:35-37;Mat 22:41-46; Luk 20:41-44). Semua
setuju bahwa pemimpin-pemimpin agama mengiakan kesamaan anatara Mesias dengan
Anak Daud.
3.
Kristus
sebagai Hamba
Arti kata Kristus terjemahan dari Kristos yang mengunakan dalam LXX untuk telah diurapi seperti Daud
Samuel 1:16:13 dan pengganti- penggantinya ( Mzm 2:2; Dan 9:25). Dalam
Perjanjian Baru dikenakan kepada Yesus sebagai sosok yang menggenapi
harapan-harapan PL( Luk 2:11). Kristus sering dikenakan kepada Yesus, sebagai
Mesias, sehingga seakan-akan menjadi nama keluar yang dilekatkan pada Yesus (
Yoh 1:17). Sedangkan hamba adalah bahasa Yunani adalah Doulos yang berarti seorang pekerja,Pelayan yang tidak memiliki hak
kepada tuanya apa saja yang di perintah tua harus dilakukan. Dalam konteks ini
sebagaimana Yesus sebagai Hamba. Penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus dan
kematian-Nya sperti yang dinyatakan dalam kitab suci sama sekali tak terduga
itu hal Misteri manusia tidak melakukanya kecuali manusia dalam Pribadi Yesus
yang mampu melakukan tindakan praksa itu.
Gelar
Hamba Allah tidak pernah digunakan oleh Yesus dan penulisan kitab-kitab
Injil tidak pernah menghubungkannya
dengan Yesus.Namun demikian, nampaknya gelar itu menjadi suatu keyakinan di
antara orang-orang Kristen mula-mula dan karena itu kita harus mempertimbangkan
kontribusinya pada pengertian Kristologi.Dari realita itu kiat melihat konsep
sebagai Hamba yang menderita. Dan disini kita mengetahu apakah Yesus sadar
bahwa Ia sedang menggenapi peran Hamba itu. Dalam bagian ini menjadi pusat
perhatian penelitian pada konsep Hamba.
Dalam
konsep Kristus sebagai Hamba langsung berasal dari nyanyian tentan Hamba dalam
Kitab Yesaya. Jadi dalam perikop Yesaya menjadi titik tolak untuk menyelidiki
latar belakangnya ( Yes 41:8-20;42:1-9; 49:1-7; 52:13-53:12 ). Tetapi beberapa
hal harus dipertimbangkan sebelum kita memeriksa Nyanyian tentang Hamba itu.
Ungkapan bahasa Yunani Pais theou
dapat berarti “ Anak Allah ” atau ungkapan tersebut mempunyai arti Hamba Allah.
Penggunaan ungkapan ini meneruskan penggunaan kata eved atau eved Yhwh dalam
PL yaitu kata Hamba dipakai dengan makna Religius.
Dalam
membahas tentang Kristus sebagai Hamba terlebih dahulu menyelidiki sampai
sejauh mana orang-orang Yahudi mengerti arti Hamba Tuhan yang akan datang itu. Apakah
ada perbedaan pendapat tentang arti Hamba yang menderita itu.tetapi tidak ada
bukti pada umumnya orang-orang mengharapkan seorang Mesias yang menderita.
Talmud mengakui bahwa penderitaan, jika dikirim oleh Allah, mempunyai nilai
pendamaian.Tetapi konsep ini tidak pernah secara khusus dikaitkan dengan Mesias
pada masa pra Kristen.
Ada
bukti yang memperlihatkan bahwa jemaat mula-mula memandang Yesus sebagai Hamba
Tuhan. Kita melihat alasan-alasan yang baik untuk memperkirakan bahwa mereka
tidak mempunyai latar belakang yang jelas mengenai seorang Mesias yang
menderita. Namun, Matius nampaknya mengerti Yesus dengan cara demikian. Pertama
kita akan memeriksa perikop-perikop yang didalamnya terdapat kutipan-kutipan
dari Nyanyian-nyanyian Hamba yang ditujukan kepada Yesus.Sesudah peyembuhan ibu
mertua Petrus dan banyak orang yang lain Yesaya 53:4 dikutip oleh matius dengan
cara yang khusus yang menekankan penggenapan Mat 8:17 kutipan ini tidak dibuat
oleh Yesus, tetapi mencerminkan kesadaran Matius sendiri bahwa Yesus menggenapi
nubuat tentang Mesias. Selain itu juga masaih banyak kutipan lain, dengan cara
yang sama terdapat dalam Maius 12:18-21 yang mengutip Yesaya 42: 1-4.
Jadi
jelaslah untuk mempertimbangkan apakah Yesus memikirkan diri-Nya sebagai Hamba
Tuhan seprti yang dimaksudkan dalam Yesaya atau tidak.Dalam ajaran-Nya yang
tidak dicatat. Motif penggenapan yang kuat ini merperlihatkan secara tidak
langsung suatu kesadaran yang teguh dari pihak Yesus sebagai Hamba yang
dimaksudkan PL itu dalam satu cara atau lain semua digenapi dalam Dia.
Ø Pentingnya
Gelar sebaggai Hamba untuk Kristologi
Konsep
Hamba yang menderita dengan jelas memainkan peranan yang penting dalam
pengertian kita tentang karya Kristus, tetapi tujuan kita sekarang ialah untuk
menemukan fungsinya bagi ajaran tentang pribadi
Kristus. Beberapa orang membahas mengenai Kristologi Hamba tetapi hal ini cenderung bersifat membatasi.
Lebih baik jika kita membahas tentang sumbangan yang diberikan oleh tema Hamba
itu pada banyak segi Kristologi mula-mula.Jeremias
menemukan sebutan-sebutan berikut yang dipakai untuk Yesus sehubungan
dengan tema Hamba mungkin ho huios tou
theou Anak Allah ho amnos tou theou Anak Domba Allah to amion Anak Domba ho
eklektos ho eklelegmeos yang terpilih ho agapetos yang dikasihi dan ho dikaios yang benar. Semua nama bersifat menggambarkan
ini mungkin diperoleh dari nyayian –nyanyian Hamba.
4.
Yesus
Kristus sebagai Anak Manusia
Dari
semua gelar Yesus dalam kitab-kitab Injil sinoptik, gelar Anak manusia
merupakan gelar yang paling penting dan juga paling membingungkan.Lagi pula
gelar tersebut hanya dipakai oleh Yesus sendiri. Ada banyak perdebatan yang
terus-menerus dalam banyak tulisan terdapat lima pengertian yang mungkin
menggunakan gelar anak Manusia. Sebagaimana sebutan-sebutan Anak Manusia dalam
setiap kategori mungkin asli, karena iru hal tersebut memperlihatkan pandangan
Yesus sendiri mengenai identitas-Nya.Anak Manusia merupakan gelar yang
diberikan oleh masyarakat Kristen dan tidak mencerminkan pandangan Yesus
mengenai diri-Nya sendiri.
Ada
bermacam-macam teori mengenai penggunaan dan arti gelar Anak Manusia pada masa
pra Kristen.Pemabahasan seperti ini penting karena membentu kita membuat
penentuan menganai bagaimana orang-orang yang sezaman dengan Yesus mengerti
istilah itu. Yesus sendiri dengan sengaja memilih untuk memakai istilah itu,
dan Ia begitu sering menggunakan pada waktu Ia berbicara dengan orang banyak
atau murid-murid-Nya atau bahkan dengan musuh-musuh-Nya.
Ø Klasifikasi
sebutan-sebutan tentang Anak Manusia
Sudah
merupakan hak yang biasa untuk mengelompokkan sebutan menurut pokoknya.
Menganai pekerjaan Anak Manusia di dunia, menganai penderitaan Anak Manusia,
mengenai pengangungan Anak Manusia yang akan datang. Memeang klasifikasi ini
tidak mutlak dantidak bersifat analistis,tetapi berguna juga untuk lebih mudah
mengelolah banyaknya keterangan tersebut. Markus 2:10 Anak Manusia menegaskan
kuasa-Nya dalam pengampuna dosa dan dalam Markus 2:28 Ia menegaskan kuasa-Nya
sebagai Tuhan atas hari sabat. Bukan hanya itu saja karya-Nya namun ada juga
yang terdiri dari Sembilan perkataan mengenai penderitaan Anak
Manusia.Menubuatkan kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, segera setelah pengakuan
Petrus di kaisarea Filipi, Yesus mulai menubuatkan hal-hal tersebut Markus
8:31; Luk 9:22 dengan memakai gelar Anak Manusia’ itu sebagai Yesus sendiri.
Jadi
berdasarakan perbedaan anggapan-anggapan mengenai sebutan-sebutan Anak Manusia
semuanya menunjuk pada Pribadi Yesus sendiri, maka ada beberapa hal yang dapat
dicatat mengenai wataknya. Tentu saja Ia memikirkan bahwa dirinya memiliki
kekuasaan, hal ini Nampak baik dalam pelayanan-Nya di dunia maupun dalam status
sorgawi-Nya. Di dunia penyataan-Nya bahwa Ia berkuasa mengampuni dosa ( Markus
2:10) melibatkan tuntutan memiliki kekuasaan yang cukup tinggi sehingga para
penggeritik-Nya menuduh Dia Sebagai penghujat. Dengan jelas mereka tidak
mengartikan perkataan itu seolah-olah semua manusia memiliki kuasa untuk
mengampuni antara sesamany, dianggap sebagai hak Ilahi. Yesus Anak Manuasia
memperaktekan kekuasaan yang Ia sendiri ketahui hanya kepunyaan Allah.
5.
Kristus
sebagai Tuhan
Kata
kurios “ tuan” digunakan pada masa PB
sebagai kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang lebih tinggi
kedudukanya. Gelar itu juga digunakan sebagai sebutan untuk kaisar Roma atau
dewa kafir.Karena itu gelar ini digunakan secara meluas oleh orang-orang bukan
Yahudi. Tetapi gelar itu mempunyai arti khusus bagi orang-orang Yahudi kerena
sering digunakan dalam LXX, sebagai terjemahan kata Ibrani Adonaay yang sering
digunakan sebagai pengganti kata Yhwh.Berdasarkan penggunaan ini dalam LXX,
pada waktu gelar itu diberikan kepada Yesus kadang-kadang secara wajar merasa
ada kesan yang bermakna keilahian, walaupun tidak selalu demikian.
Dalam
kitab-kitab Injil Sinoptik sebutan kurios sering dimaknai sebagai gelar
kehormatan, agak mirip dengan sebutan umum Tuan dalam percakapan popular.
Tulisan-tulisan Yohanes mencerminkan pola dasar yang sama yaitu penggunaan
gelar kurios itu secara non-teologi sebelum
kebangkitan dan secara teologis sesudah kebangkitan. Tiga kali Yohanes
menggambarkan Yesus sebagai ho kuriosi dan dalam tulisan-tulisany ayang bersifat
naratif ( Yoh 4:1;6:23;11:2). Ayat-ayat ini sering dianggap sebagai bukti yang
sah. Gelar itu menjadi cara yang biasa untuk menyebut Yesus sesudah
kebangkitan.
Dalam
surat surat Paulus ada banyak bukti yang yang terkait dengan Yesus sebagai
Tuhan (1korintus 2:4:5). Hal ini
menyimpulkan apa yang sebelumnya ia sebut Injil tentang kemulian Kristus. Injil
manapun yang tidak mengakui kedaulatan Yesus Kristus tidak sejalan dengan
kebenaran yang mendalam dari Kristologi Paulus. Jelas bahwa gelar Tuhan itu
tidak sekedar nama yang formal, melainkan menyatakan kedaulatan. Jadi dalam
pemberitaan Paulus mengiakan pengakuan iman yang mula-mula.
Tetapi
kita harus membahas arti keTuhanan dalam pikiran Paulus, oleh karena ia sangat
dipengaruhi oleh latar belakang pimikiran PL maka jelas bahwa dalam menggunakan
gelar kurios dia dipengaruhi oleh penggunaan gelar itu
dalam LXX yang ditujukkan untuk Tuhan untuk Yesus mempunyai arti Allah, namun
pertimbangan-pertimbangan lain memperlihatkan bahwa hal ini merupakan suatu
kesimpulan yang masuk akal. Pekerjaan dan peranan yang menurut PL dilakukan
Allah dalam surat-surat Paulus dilakukan oleh Kristus. Sementara dalam kitab
Perjanjian Baru yang lainya ada banyak sebutan Tuhan dalam surat Ibrani merupakan kutipan dari PL ( Ibr 1:10;7:21;
8:8; 10:30; 12:5-6; 13:6 ). Berdasarkan latar belakang ini penting bahwa Yesus
disebut Yesus Tuhan kita ( Ibr 13:20), atau hanya Tuhan ( Ibr 2:3) dan Tuhan
kita berasal dari suku Yehuda. Dalam surat
1 Petrus gelar lengkap Tuhan Yesus Kristus ( 1 petrus 1:3) dipakai hanya
sekali saja dan memberikan makna yang dalam.
Jadi dari semua sebutan Tuhan bagi Yesus
Kristus, yang terdapat dalam semua kelompok tulisan PB yang berbeda-beda
memberikan sumbangan yang khusus pada ajaran Perjanjian Baru secara keseluruhan
mengenai pribadi Kristus, dalam hal sebagai berikut:
Ø Istilah
Tuhan karena ditampung kedalam gelar
Yesus Kristus yang umum pada masa itu, menyatakan pengertian umum akan
kedudukan Yesus yang agung dan Mulia.
Ø Mengingat
gelar itu sering digunakan dalam kutipan dari PL, maka mungkin sekali bahwa
penggunaan Kurios dalam LXX merupakan kunci
penegrtian istilah itu pada waktu dipakai untuk Yesus yaitu sebagai gelar Anak
Allah.
Ø Dalam
penggunaan PB, dampaknya ialah bahwa hal-hal dilakukan oleh Allah juga
dilakukan oleh Kristus.
Ø Ketuhan
berhubungan erat dengan kebangkitan Yesus dan melambangkan kemenangan-Nya atas
kematian.
Ø PB
tidak pernah menganggap bahwa gelar
Tuhan tidak cocok bagi Yesus. Juga tidak ada tanda bahwa gagasan ketuhanan
dikembangkan hanya pada waktu agama Kristen menyebar dalam lingkungan
kebudayaan Yunani. Hal ini muncul dalam tingkat tradisi Kristen yang paling
primitif kita mempertahankan bahwa ketuhanan merupakan sesuatu yang mutlak
perlu disertakan dalam kepercayaan akan Kristus yang telah bangkit.
Ø Dalam
penggunaan orang-orang Kristen, gelar itu menyatakan kekuasaan Yesus yang
mutlak atasa semua segi iman dan kehidupan. Ia telah menjadi Tuhan dan penguasa
dan para pengikut-Nya menjadi budak belian yang rela.
Dalam konteks pembahasan tentang
sebutan Tuhan dapat diartikan bahwa semua sebutan Tuhan terlihat jelas secara
bukti yang kuat dari tulisan-tulisan dalam Perjanjian Baru dan sebagiam dari
Perjanjian Lama.Jadi dapat memperoleh pengetahuan kita tentang sebutan nama
Tuhan dangan cara mengalisis ide tentang Allah yang telah kita imani dalam
wahyu Kritus.Barkenaan dengan penyebutan Yesus sebagai Tuhan itu tidak pernah
lepas dari keIlahian Yesus yangtelah menyebar , sangatlah penting bagi kita
untuk berpengang pada bukti bukti Alkitab
diatas yang sedemikian banyak, sehingga tak satupun orang yang mengakui
Alkitab Firman Allah yang tidak bersalah. Sebagaimana dapat diamabil dari
nama-nama Ilahi dan karya-karya Ilahi dan gelar ilahi yang ditujukan
kepada-Nya.Jadi tidak perlu lagi diragukan keIlahian Yesus sebagai Tuhan bagi
semua orang yang ada dimuka bumi ini.
6.
Kristu
sebagai Anak Allah
Penting untuk mengetahui apakah Yesus
memendang diri-Nya sebagai Anak Allah.Hal ini merupakan tujuan utama
penyelidikan kita tentang bukti dari kitab-kitab Injil.Tidak dapat diraguhkan
bahwa orang –orang Kristen mula-mula yakin bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Nama Anak Allah dipakai dalam Perjanjian
Lama untuk berbagai macam tujuan. Bagi bangsa Israel Kel 4:22;Yer 31:9;Hos
11:1b. para pemimpin bangsa Israel terutama para raja dibawah keturunan Daud II
Sam 7:14 Mzm 89:27 para malaikat, Ayub 1:6;2:1; 38:7; Mzm 29:1;86:6 orang-orang
yang sangat setia dan taat secara umum Kej 6:2 Mzm 73:15;Ams 14:26. Di antara
bangsa Israel nama itu memperoleh arti teokratis yang penting. Dalam Perjanjian
Baru Yesus memakai nama itu dan orang lain juga menyebutkan nama itu kepada-Nya. Nama ini ditujuhkan kepada Yesus
dalam empat pengertian berbeda, yang tidak selalu dibedahkan dalam Alkitab akan
tetapi kadang-kadang gabungkan. Nama itu ditetapkan pada-Nya dalam pengertian:Jabatan
atau Mesianik sebagai penjabar jabatan Yesus dan bukan untuk
menunjuk natur-Nya. Sang Mesias dapat disebutkan sebagai Anak Allah sebagai
Ahli waris dan wakil Allah. Iblis atau roh jahat mengatahui nama itu sacara Mesianik.[8]
Menurut Donald Guthre pengertian istilah
anak Allah yang berlaku bagi orang-orang secara individu itu kemudian dipakai
untuk bangsa secara keseluruhan sebagaimana jelas dari penyataan dalam Hosea
11:1 dari Mesir kupanggil AnakKu itu. dalam ayat ini bangsa Israel secara
keseluruhan memiliki hubungan ayah-anak dengan Allah, suatu hubungan yang
kemudian dalama pemikiran orang-orang Kristen diwujudkan dalam diri Pribadi
Yesus, sebagaimana diperlihatakan dalam Matius 2:15.
Jadi dalam PL gagasan mengenai Anak
Allah secara khusus bagi raja yang teokratis. II Sam 7:14 merupakan janji
langsung bagi anak Daud bahwa Allah akan menjadi Bapanya dan Ia akan menjadi
anak Allah. Janji ini tidak dibatasi pada Salomo saja, tetapi diperluas sampai
keturuna-keturunanya kemudian digunakan Mesias bagi anak Daud.Bukti dari masa
PL dan PB dapat dibagi dalam dua kelompok.Keterangan menganai Anak Allah, baik
dalam tulisan-tulisan apokaliptik Yahudi maupun dalam Naskah Laut mati hanya
sedikit.
Kesadaran Yesus sebagai anak Allah
ketika Ia berdoa itu ditujuhkan kepada Bapa-Nya dan gelar bapak disebutkan dua
kali. Gambar ini sebagai Tuhan khalit langit dan bumi tetapi yang terpenting
ialah bahwa doa itu menyangkut penyataan Allah namun isi doa itu tidak dapat
dikatakan begitu saja sebagai gagasan Yunani, karena perbandingan antara orang
kecil dan orang bijak dan orang pandai dapat juga disebutkan dalam naskah Laut
Mati. Pandangan ini berdasarkan dugaan bahwa bentuk dari kedua penyataan ini
merupakan bentuk yang dikembangkan kemudian dimana otoritas dan I menyangkal
bahwa Yesus berkuasa, tetapi harus di perhatikan bahwa Matius 28:18-19, yang
juga menghubungkan Allah dan Anak.Pandangan ini berdasarkan dugaan bahwa bentuk
dari kedua pernyataan itu merupakan bentuk yang dikembangkan kemudian dimana
otoritas dan kuasa dituntut oleh Anak. Tetapi sekali lagi, bukan hanya tidak
ada alasan untuk menyangkal bahwa Yesus juga berkuasa, tetapi juga harus
diperhatikan bahwa Matius 11:25-26 tidak membicarakan otoritas.
Jadi jelas bahwa Yesus adalah Anak Allah
yang telah menjelma menjadi pribadi manusia. Kristus juga Anak Allah berkenan
dengan kelahiran-Nya yang supranatural .nama juga tidak diterapkan kepadaNya
dalam ayat-ayat yang sangat terkenal dalam Injil Lukas, dimana asal mula natur
manusia-Nya dikaitkan langsung dengan keilahian Allah secara langsung
supranatural yaitu Lukas 1:35. Dr. vos juga menemukan adanya indikasi dari
makna nama ini dalam Mat 1:18-24; Yoh 1:13. Tentu saja artinya nama ini juga
disangkal oleh Teologi liberal modern. Dari makna Religius arti nama inilah
istilah “ Anak-anak Allah ” diterapkan pada orang percaya dalam percaya dalam
Perjanjian Baru. Mungkin lebih menarik pemakaian Anak Allah untuk menunjuk pada
Yesus dalam pengertian Etis Religius dalam Mat 17:2427. Hal ini tergantung pada
pertayaaan, apakah Petrus disini juga dibebaskan dari Bait Allah.
C.
Gelar-gelar
Kristus
Pandangan dunia timur tengah kuno
khusunya orang Yahudi, terdapat gagasan yang kuat mengenai seorang nabi yang
akan datang. Pandangan ini didasarkan kitab Ulangan 18:15 yang menyatakan bahwa
nanti Tuhan akan mengbangkitkan seorang nabi seperti musa. Dari mengingat
pemikiran demikian tidaklah menherangkan jika Yohanes pembaptis dianggap
sebagai nabi yang laur biasa.Dalam pembahasan Yesus sebagai nabi yang
dinubuatkan itu kita perlu memperhatikan beberapa hal yang mendukung pandangan
bahwa secara popular dianggap mengenapi peran nabi itu. Dia tidak disamakan
dengan Yohanesa pembaptis dan nabi elia, Yeremia atau nabi-nabi lain. Inilah
yang membuktikan bahwa Yesus adalah memegang jabatan yang lebih dari nabi itu
serta tidak pernah lepas hakikat keAllahan-Nya.
Ada banyak alasan mengapa konsep kenabian Yesus tidak
lagi memegang peranan dalam perkembangan Kristologi setelah kebangkitan-Nya.
Konsep kenabian tersebut tidaklah merupakan dasar yang cukup untuk pengertian
siapa Yesus.Cullman menggunkapkan empat
alasan sbb:
Ø Konsep
tentang Yesus sebagai nabi terlalu menekankan segi pelayanan-Nya sebagai
pemberita, sehingga segi-segi lain yang bahkan lebih penting, Kematian-Nya
Yesus yang mendaimaikan manusia dengan Allah.
Ø Konsep
kenabian tidak dapat dicocokan dengan adanya tenggang waktu antara kegiatan
Yesus di dunia dengan kedatangan-Nya kembali.
Ø yang
menyempurnaan kerajaan Allah.
Ø Konsep
kenabian tidak mencakup keberadaan Kristus yang sudah ada sebelum Ia datang Konsep
kenabian biasa dapat berhenti sementara Yesus tidak dapat diberhentikan karena
Dialah dalam dunia.
Jadi dari pernyataan diatas memberikan
suatu bukti yang hakiki bahwa Yesus adalah lebih dari seorang nabi bagi
orang-orang Yahudi Dia adalah seorang yang mengutus para pengikut-Nya kedalam
dunia untuk menjadikan oramng-orang Murid-Nya, karena Ia adalah Anak Manusia,
Tuhan dari semua Orang.
I.
Gelar-gelar Yesus dalam
Injil Sinoptik.
a. Dalam
Injil Matius Yesus sebagai, Kristus Raja Mesias
b. Dalam
Injil Markus Kristus sebagai sang Putera sebagai hamba
c. Dalam
Injil Lukas, Kristus Yesus juruselamat yang Ilahi manusia
d. Dalam
Yohanes, Kristus Yesus Putra Tuhan
D.
Syair-syair
Pujian tentang Kristus
Banyak para Ahli
berpendapat bahwa Filipi 2:6-11 dan kolose 1:15-20 sebenarnya merupakan
syair-syair pujian yang mula-mula diubah dan digabungkan kedalam surat-surat
Paulus.Dalam menggunakan syair pujian kepada Yesus sungguh menpunyai makna yang
dalam, keterangan ini terbukti dalam kehidupan jemaat Kristen mula-mula. Oleh
karena itu kita lebih lagi untuk melakukan pelitian dalam syair-syair dan
puji-pujian ini dalam tulisan Paulus seperti di surat 1 Timotius 3:16; Ibrani
1:1-3 dan 1 Petrus 3:18-22.
Dalam setiap perikop
ini sangat mengandung makna yang dalam syair pujian ini begitu kaya dengan
peryataan-peryataan penting tentang Kristus sehingga akan sangat membantu jika
pembahasan ini dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu keberadaan Kristus sebelum
segalan sesuatu ada, inkarnasi dan pengagungan. Banyak ahli telah menyusun
kembali apa yang mereka anggap sebagai versi dari nyanyian ini, laluu membahas bagaimana
caranya versi itu diubah oleh redaksi tetapi karena pandangan ini bersifat
subyektif, maka jelaslah bahwa faktor terdapat dalam ayat-ayat mengenai
nyanyian pujian dalam surat kolose.
E.
Peristiwa-peristiwa
Kritologi
Dalam pembahasan ini kita akan mulai
membahas dari Kelahiran Yesus dari Anak dara, lalu kembangkitan dan kenaikan-Nya. Peristiwa-peristiwa tersebut
ditampilkan dalam Perjanjian Baru sebagai suatu peristiwa yang benar-benar
terjadi dalam sejarah ( benar-benar terjadi dalam dunia ini ). Walaupun
beberapa penafsir menggangapnya sebagai mitos. Kita akan memperhatikan
pendekataan-pendekataan yang lain itu, tetapi tujuan kita yang utama ialah
untuk menetapkan pentinganya peristiwa-peristiwa ini bagi Kritologi jamaat
dalam masa Perjanjian Baru.
Kelahiran dari anak dara, dalam Injil
sinoptik tidak lagi mempertimbangkan Kritologi dalam memperhatikan kelahirang
Yesus dalam Injil Matius dan Lukas. Bukti-bukti sumber ini sering diabaikan
karena berbagaui alasan, yang akan kita perhatikan bila buktinya telah
diperlihatkan terlebih dahulu. Dalam kisah kelahiran Yesus yang ditulis oleh
Injil Matius sama sekali tidak bergantung pada kisah Lukas, namun dengan
keteguhan yang sama mendukung kebenaran kelahiran dari anak dara. Pandangan apa
pun yang dipegang sehubungan dengan asal mula laporan mengenai kelahiran dari anak
dara ini, haruslah diterima bahwa baik Matius maupun Lukas bermaksud untuk
memperlihatkan sebagai kenyataan, yaitu suatu hal yang benar-benar terjadi.
Ada ahli yang berkeberatan tentang
kelahiran Yesus dari anak dara atas dasar bahwa Markus dan penulis-penulis PB
lain tidak membicarakan kelahiran itu. pandanagan ini dapat dikecam dengan
serius secara Metodologis. Penyebab terjadinya pandangan tersebut karena kurang
memahamilatar belakang penulisan dari
tersebut, sehingga berakibat fatal dengan mengeluarkan pandangan yang keliru.
Injil Yohanes tidak menjelaskan secara detail tentang anak dara. Karena tidak
ada kisah kelahiran dan tidak ada penyataan khusus mengenai cara kelahiran
Yesus. Sebagai pengganti dari kisah kelahiran Yesus. Tetapi Yohanes memasukkan
pendahuluan yang berpusat pada Inkrasi Logos yang sudah ada sebelum dunia ada
dan merupakan pelaku dalam penciptaanya. Penyataan Firman itu telah menjadi
manusia dan diam diantara kita ( Yoh 1:14). Yohanes tidak memberikan petunjuk
mengenai caranya menjadi manusia, namun memerlukan suatu cara yang memungkinkan
Makhluk Ilahi yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada, untuk menjadi manusia.
Paulus berpegang teguh pada dan
mendukung kepercayaan akan kelahiran Yesus dari anak dara, karena dua alasan
yaitu : 1. Paulus tidak berkata apa-apa tentang hal itu dan 2. Jika Paulus
telah mengetahuinya, maka ia akan menyebutkannya dalam beberapa perikop
tertentu ynag cocok dengan hal itu. Tetapi dalam Roma1:3 disini tentang Anak
diakatakan menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud. Kita telah mencatat
diatas bahwa ayat ini mungkin merupakan penyataan ajaran yang primitive yang
telah digabungkan oleh Paulus kedalam Suratnya.Yang penting Paulus meletakkan
dasar atas Injil-Nya yang diungkapkan secara singkat dalam suratNya.
Jadi
dari pernyataan diatas yang menjadi inti seluruh dari peristiwa-peristiwa
Kristus sebulum Ia memasuki alam kemanusiaan kita. Kenyataan agung ini dengan
disertai akibat-akibat wajarnya, bahwa Ia Se-Zat dan setara dengan Bapa,
KuasaNya yang kreatif, dan kasih Bapa yang tak terbatas kepada Kristus .
Perjanjian Baru banyak berbicara
mengenai kenaikan Kritus yang berhubungan dengan tetapi terpisah dari tema tema
kebangkitan-Nya.Memang kebangkitan tanpa kenaikan tidaklah lengkap, karena
kebangkitan memperlihatkan penaklukan atas maut tetapi tidak menyatakan
pengagungan Kristus.Kenaikan Kristus dan untuk menilai artinya secara
teologis.Tentu saja kebanyakan bukti diperoleh dari kisah Rasul dan surat-surat
PB.
F.
Kesimpulan
Dalam pembahasan tentang Kristologi ini
terlihat jelas di mata dunia karya penyelamatan Kristus yang didasari oleh Kasih Allah yang memberikan Anak yang Tunggal untuk
menebus ciptaan-Nya dalam cengkraman maut, walau pada akhirnya penderitaan Itu
dipikulNya karena kecintaan-Nya kepada umat-Nya. Sebab Allah baik secara mutlak
dalam diri-Nya sendiri kasihNya tidak akan memperoleh kepuasaan dalam obyek
apapun yang tidak akan memiliki kesempurnaan mutlak. Ia mengasihi manusia yang
mempunyai rasio demi diri-Nya sendiri, atau untuk menyatakannya dengan cara
lain.
Allah tetap mengasihi Manusia yang
berdosa bahkan tidak menarik kasih-Nya sama sekali atas semua orang yang
berdosa dalam keadaan masih berdosa sekarang ini, walau dosa itu suatu
kebencian bagi-Nya, karena Ia bahkan mengenali dalam diri orang yang berdosa
pembawa rupa dan gambar-Nya ( Yoh 3:16; Mat 5:44,45). Pada saat yang sama juga
Ia mengasihi orang percaya dengan kasih yang khusus, sebab Ia telah menjadikan
Anak-anak-Nya di dalam Kristus
[1] W.R.F. Browning, Kamus
Alkitab, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-10, 2015), Hal. 215-216
[2] Ibid., 217
[3] Bernhard Lohse, Dogma
Kristen, ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, cet .Ke,6,2008),Hal, 90
[5]. Donald Guthre,Teologi
Perjanjian Baru ( Jakarta BPK Gunung Mulia,cet ,13, 2009) 245-246
[7].David Iman Santoso,Teologi
Yohanes ( Malang, Literatur Saat, cet, 2 2007) 33-34
Komentar