Kristologi

KRISTOLOGI PERJANJIAN BARU
A.    Pengantar.
Pembahasan tentang Kristologi dalam Perjanjian Baru.Merupakan topik yang selalu diperbincangkan dari zaman purbakala sampai Era modern ini.Namun ketika beranjak untuk menelitanya maka itu menuju kepada Kristus Yesus.Siapakah itu Kristus inilah yang perlu di jawab oleh setiap orang. Donald Guthre mengatakan bahwa upaya untuk menjelaskan siapakah Yesus Yang sebenarnya dia merumuskan dengan Istilah bahasa teologi Kristen yaitu Kristologi, selain itu juga ia mengutip khususnya dalam Perjanjian Baru dengan para pengikut Yesus yang percaya kepada-Nya.
Jadi pernyataan diatas memberikan suatu informasi mengenai pribadi Yesus Kristus yang telah menjelma menjadi manusia upaya untuk menjadi penebus bagi umat-nya.Walau pada dasar banyak anggapan para teolog mengatakan bahwa apakah Yesus memiliki pemikiran manusia.Origenes menyetujui hal seperti itu. Menurut hemat saya Yesus adalah Anak Allah ( Yoh 3:16) dan Ia Allah adanya. Allah yang telah menjadi manusia dalam pribadi Kristus tidak dibatasi ruang dan waktu karena Dia Allah Trasenden dan Imanen.

Ø  Apa itu Kristologi
Kristologi adalah Ilmu yang mempelajari  tentang pribadi Kristus sacara seutuhnya didalam jalan Karya keselamatan-Nya. Jadi ini ilmu yang menjadi bagian penting pemikiran rasional mengenai iman monotestik Yahudi, ketika mereka menyembah Kristus sebagai Allah. Ini merupakan tugas untuk mewujudkan makna Yesus Kristus bagi iman dari waktu kewaktu doktrin ini telah banyak bentuk diawali dengan pengenaan Kristus ( Mesias) kepada Yesus. Hal ini menegaskan hubungan aspirasi dan kepercayaan PL serta umat Israel. Dalam membahasas tentang kristologi ini terjadi perdebatan panjang dan kadang-kadang semit, dalam Konsili Chalcedon di Asia kecil pada 451, Gereja memberikan defenisi final mengenai Kristologi yang menegaskan kepercayaan kepada Yesus sebagai Satu pribadi dengan Dua hakekat, yang dipersatukan tanpa dikacaukan. Banyak pemikiran yang dimulai dengan premis bahwa Yesus adalah Pribadi kedua dari Trinitas  dan kemudian disusunlah spekulasi mengenai bagaiman Ia menjadi manusia. Usulan mula-mula adalah bahwa Yesus hanya tampak memiliki tubuh jasmani. Kesejatian kemanusiaan Yesus  keturunan Daud 2 Timotius 2:8. Namun dengan demikian tradisi lama menekankan Keilahian hakikat Kristus dengan mengorbankan  kemanusiaan-Nya tetap belanjut dalam Gereja. [1]
Browing Mengatakan bahwa dalam Perjanjian Baru diawali dengan ungkapan-ungkapan yang mengenai kemanusiaan Yesus dapat  dilihat bahwa didalamnya Injil-Injil juga memberikan kedalaman kemuliaan yang melampaui batas kemanusiaan kita.[2]Sedangkan menurut Bernhard Lohse mangatakan untuk menjelaskan ajaran tentang Trinitas perlu secara pendek disinggung beberapa masalah Kristologi tertentu. Kristologi dan ajaran Trinitas tidak dapat dipisahkan satu sama lain, baik dalam sejarah Dogma maupun dalam Teologi sistimatika.[3]
Jadi ajaran mengenai Trinitas memberi perhatian terhadap masalah keesaan Allah dalam konteks iman,yang dalam nafas yang sama. Tidak hanya membahas tentang keilahian Bapa, tetapi juga mengenai keIlahian Anak dan Roh kudus. Karena Kritologi memberika suatu ungkapan yang tegas dalam hubungan antara hal yang Ilahi dan apa yang Insani dalam Pribadi Yesus Kristus.

B.     Siapa itu Kristus
Dalam pembahasan tentang pribadi Kristus. Kita mengawali mengenali defenisi itilah “ Natur dan Pribadi”. Dengan sudut pandang pemahaman yang tepat dari ajaran ini. Sangatlah perlu untuk mengetahui arti yang tepat dari istilah-istilah “ natur dan Pribadi ” yang dipakai dalam pembahasan ini. Istilah natur menunjukkan pada arti yang menyeluruh seluruh kualitas esensial dari sesuatu, yang menjadikan sesuatu sebagaimana dia ada. Sebuah natur adalah subtansi  yang dimiliki secara umum, dengan semua kualitas esensial seperti itu. Istilah pribadi menunjuk pada arti yang lengkap yang diperlengkapi dengan pemikiran, dan tentu saja suatu subjuk yang bertanggung jawab atas tindakan-tindakan-Nya sendiri. Kepribadian bukanlah suatu sebagian esensial dan intergral dari sutau natur, akan tetapi sebagaimana adanya dulu, merupakan terminal akhir dari kecenderuganya. Suatu pribadi adalah sebuah natur dengan sesuatu yang ditambahkan suatu subsistensi yang berdirio sendiri, yaitu individualitas. Sekarang logos itumengambil natur sebagai manusia ( YESUS).
Soedarmo menyatakan keyakinannya akan Yesus Kristus, Anak Allah yang tunggal, Tuhan Kita yang dari Roh Kudus, diperanakan dari anak dara Maria[4]. Di dalam pengakuan ini sudah tercantum segala sesuatu yang harus kita ketahui tantang Oknum Kristus.Saya percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Tuhan Anak Allah yang Tunggal.Walaupun pada dasarnya banyak panadangan-pandangan yang menolak kebenaran ini. Donald Guthre mangatakan bahwa dengan meniliti oknum Yesus haruslah terlebih dahulu tentang Yesus sebagai manusia kemudian kita akan melihat sebutan yang dipakai oleh Yesus Terhadap diri-Nya dan bagaimana orang-orang lain menyebut Dia. Pendekatan pokok ini, yang dilakukan dengan cara menyelidiki gelar-gelar Kristus, akan memberikan pandangan yang berharga. Namun dengan demikian kita juga perlu membandingkan bukti ini dengan bukti dari apa yng disebut dengan “ Syair Pujian Kristus ” yang mewakili pikiran-pikiran yang dalamnya Pribadi Kristus, dan untuk memikirkan bagaimana dampak-dampak teologisnya.
Dalam Perjanjian Baru ada banyak gagasan-gagasan mengenai Yesus Kristus, wajarlah bila kita pertama-tama memperhatikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Yesus itu sungguh-sungguh manusia.Memang kita dapat terlebih dahulu mempelajari bukti bahwa Dia lebih daripada sekedar manusia, tetapi bukti lebih tajam jika kita mempelajari latar belakang kemanusian-Nya yang tetap merupakan manusia sejati.

Perjanjian Baru juga kerap kali menyatakan hal ini( Yoh 1:1) pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Lebih jelas lagi dalam Roma 8:32 Ia Allah tidak menyayangkan Anak-Nya sendir. Tuhan Yesus sendiri menyatakan diri sebagai Anak Allah ( Mat 26:63). Maka dari itu sudah tepat sekali kalau Dia menjadi sembahan, kalau Dia disebut, Tuhan Kita, barang siapa atidak mengakui KeAllahan Tuhan Yesus dan tidak menyembah akan Dia, ia melanggar perintah Tuhan yang pertama. Maka dari itu Tuhan Yesus juga dapat menjadi juruslamat kita yang benar.Kita tidak hanya membutuhkan oknuum yang memberikan dan menunjukkan jalan atau suatu oknum yang menjadi teladan.Akan tetapi kita membutuhkan suatu oknum yang dapat memindahkan kita, menempatkan kita dari keadaan dosa pada keadaan kebenaran.
Kristus adalah manusia yang benar. Maka dari itu Ia dapat menjadi kepala manusia. Dan Ia dapat memberikan keselamatan. Sebab barangsiapa menyangkal kodrat Allah di dalam pribadi Kritus, tidak dapat berharap akan pembebasan dari hukuman Tuhan. Allah Anak telah menjadi satu dengan manusia.Dengan demikian kitab suci menyatakan bahwa Allah Anak menjadi satu dengan manusia dan tetap tidak berdosa.
1.      Kristus sebagai manusia sejati
Untuk menbehasa tentang Yesus sebagai manusia kita harus terlebih dahulu menelitik kitab  Injil sinoptik agar dapat gambaran mengenai Yesus dari Nazaret. Dalam hal ini banyak perbedaan-perbedaan namun hanya berpusat pada manusia yang sama. Injil Markus memperkenalkan seseorang yang lebih dari seorang manusia, namun di antara ketiga penuis Injil lain Markuslah yang lebih memusatkan perhatiannya kepada kemanusiaan Yesus sebagai manusia. Di lain pihak, Matius dan Lukas memusatkan perhatian pada permulaan kehidupan Yesus sebagai manusia, dengan mengikutsertakan kisah kelahiran Yesus.[5]  Jadi berdasarkan penjelasan diatas penulis sangat setujuh karena Seiring berjalanya waktu Alkitab mencatat bahwa Anak itu bertambajh besar dan menjadi kuat, penuh dengan Hikmat dan kasih karunia Allah ada padaNya ( Luk 2:40). Demikian juga ketika Ia sudah menjadi besar ketika Ia berumur 12 tahun disebutkan, bahwa Yesus makin bertambah HikmatNya dan besarNya dan makin dikasih oleh Allah dan manusia ( Luk 2:25).
Harun Hadiwijono menegaskan bahwa ketika Ia sudah dewasa dan mulai berkerja, juga terang, bahwa Ia adalah manusia biasa saja, sama dengan lainnya,yang merasa payah jika perjalanan terlalu banyak ( Yoh 4:6), yang merasa lapar jika tidak makan 40 hari lamanya ( Mat 4:2) yang merasa haus jika berjalan dibawah terik matahari ( Yoh 4:7;19:28), yang dapat menangis karena terharu ( Yoh 11:35; Luk 19:41). Oleh karena itu dapat dimengerti juga bahwa Rasul Paulus ketika ia menguraikan hal Anak Allah yang menjadi manusia, mengatakan bahwa Kristus telah mengambil rupa seorang Hamba, dan menjadi sama dengan  manusia ( Filipi 2:7 ). Demikian jug adapat di mengerti bahwa Penulis Ibrani berkata bahwa Tuhan Yesus dalam segala hal disamakan dengan saudara-saudaraNya ( Ibr 2:7 ) dan telah mendrita cobaan sama seperti segala manusia ( Ibr 2:18).
Ketika Ia lahir, sekalipun di sekitar pelungan tidak ada hal-hal yang ajaib, yang menabjubkan para orang yang di sekitarNya, akan tetapi di Efrata ada malaikat Tuhan yang memberitakan, bahwa pada hari itu telah lahir sang Juruslamat  yang menjadikan kesukaan besar bagi seluruh bangsa di muka bumi ini ( Luk 2:10,11), dan bahwa karena kelahiran bayi itu ada damai sejathera di bumi di antara manusia yang berkenan kepadaNya ( Luk 2:14). Pada waktu Yesus pergi ketanah palestina untuk memberitkan kedatangan kerajaan Allah, petrus mengakui, bahwa Kristus adalah Anak Allah yang hidup, dan penyataan itu di terima oleh Kristus, daaminiNya ( Mat 16:17) dan dalam Injil Yohanes mengatakan bahwa Bapa mengenal-Nya dan segala sesuatu diserahkan oleh Bapa kepadaNya ( Yoh 3:35) Allah Bapa mengasihi Dia.[6]
            Pernyataan diatas sangat menarik dan dapat memberikan suatu ungkapan yang membuktikan bahwa Yesus yang kita kenal dalam pribadi Yesus adalah manusia sejati dan Allah sejati. Walau ada prasangka yang menganggap bahwa Yesus hanya sebagai manusia saja, tetapi sesungguhnya Ia jauh melebihi manusia biasa. Rasul Paulus juga menegaskan bahwa Kristus adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya ( Roma 9:5). Allah dalam Kristus telah menjelama menjadi sama dengan manusia untuk menyatakan kasih dan keadilaNya kepada bangsa pilihan-Nya Israel. Yohanes menegaskan kepada kuam Helenis atau kebudayaan Yunani bahwa Kristus adalah Allah sejati, yang bersama-sama dengan Allah dan Allah Adany, yang menjadikan segala makhluk serta menghidupinya dan tyang membaharui segala yang telah dijadikan-Nya.

2.      Kristus Sebagai Mesias
Kristus adalah utusan tertinggi Allah dalam cerita Matius dan maksud silsilah yang merupakan awal cerita Matius adalah untuk mengembangkan pengakuan ini silsilah itu menegaskan pengawasan langsung Allah atas Israel dan melalui nenek moyang Yesus, menyatakan awal sudut pandang evaluative tentang jati diri Yesus. Dengan pemakaian ungkapan biblos geneseos dari sini terlihat melalui rangkaian nama dan gelar yang  menunjukkan jati diri Yesus sebagai Mesias.
Pembahasan selanjutnya Ialah mengetahui bagaimana Yesus berpikir tentang diri-Nya sendiri dan bagaimana orang Kristen mula-mula berpikir tentang Dia. Dasar utama yang menjadi bahan perhatian kita. Kita menyelidiki arti dan maksud dari macam-macam gelar yang di pakai oleh Yesus sendiri ataupun yang diberikan Yesus kepada orang-orang lain. Jelas bahwa penylidikan itu berfokus pada Perjanjian Baru tentang pribadi Yesus yang menghasilkan bahan yang luas dan mudah di olah.Memang gelar-gelar itu sendiri tidak memberikan suatu Kristologi yang lengkap, tetapi sumbangannya pada pokok itu cukup penting.namun dengan demikian harus di akui bahwa penggunaan istilah gelar Yesus mungkin telah berubah sesuai dengan zamanya.
Kata “Mesias”   dalam konteks ini berarti tokoh, pembebasan ( penyelamat)yang diharapakan oleh orangg Yahudi, Yaitu seorang menjadi wakil Allah untuk pembentukan suatau zaman baru bagi umatNya. Kata berasal dari bahasa Ibrani dan Yunani untuk kata itu adalah “Kristus” kedua istilah ini berasal dari akar kata yang berarti Mengurapi dari hal ini terlihat bahwa Yesus dipandang sebagai orang yang secara khusus ditahbiskan untuk tugas tertentu.
Dalam membahas Kristologi. Kita harus mengenali istilah Mesias, karena istilah dalam bahasa Yunani adalahKristos  berarti yang diurapi. Dalam hal ini menjadi suatu bukti yang kuat bagi umat Kristen.Mereka yakin bahwa Yesus adalah Mesias dan Tuhan.Tetapibagi orang Yahudi tidak menyebut orang percaya sebagai pengikiut Mesias, karena mereka yakin bahwa jemaat Kristen tidak mempunyai hak untuk istilah itu bagi Yesus.
Menurut David Iman Santoso menyatakan dengan mengali Ia menjelaskan dengan Injil Yohanes. Yohanes pembaptis mengenal Yesus sebagai Mesias melalui wahyu khusus dari Allah ( Yoh 1:34-35). Selain itu Yohanes juga berasama dengan Andreas mengenal Mesias melalui pemberitaang Yohanes pembaptis lalu mereka berusaha mencari Dia dan menemukan Mesias ( Yoh 1: 35-40). Petrus dipimpin dan dibawa Andreas untuk mengenal Yesus sebagai Mesias, Filipus ditemukan oleh Mesias snediri, namun sebelumnya ia sudah berusaha mengenal-Nya melalui tauratNya.[7]
Pernyataan diatas mengenai Yesus sebagai Mesias menjadi realita bagi dunia, secara khusus bagi semua orang kecuali mereka yang tidak percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruslamat, selain itu juga masih banyak hal yang membuktikan bahwa Yesus sebagai Mesias khusus dalam Injil Yohanes. Mengenai percakapan Yesus kepada perempuan samaria Yesus mengatakan AKULAH DIA yang sedang berkata-kata dengan engkau ( Yoh 4:26). Kemudian kita tahu bahwa perempuan samaria itu pergi untuk memberitakan pengalamanya kepada orang-orang samaria, sehingga akhirnya mereka mengatakan Kami tahu bahwa Dia benar-benar Juruslamat dunia, itu sungguh merupakan kesaksian yang indah.

Gagasan tentang Mesias sebagai raja dari keturunan Daud dapat ditelusuri dari janji Allah kepada Daud dalam II Sam 7:16 “ Kelurag dan kerjaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya dihadapanku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya. Janji ini merupakan nubuat dari nabi yang berhubungan dengan kerajaan Mesias, dan menjelaskan bagaimana pengaharapaan akan kerajaan yang dipulihkan di bawah Mesias dapat dilihat sebagai penggenapan sebagai dari janji Ilahi kepada Daud . Dengan Daudlah Allah akan membuat Perjanjian “ Daud”menjadi istilah yang berarti Israel yang dipulihkan. Mengenai gagasan Raja Keterunan Daud itu berkaitan dengan Mesias secara politik, tetatpi nubuat PL menempatkan penekanan yang paling berat bagi segi agama.
Dari berbagai narasi dalam Alkitab yang membuktikan Yesus sebagai Mesias, secara khusus dalam pembahasan kita ialah meliaht pertayaan yang diajukan oleh Yesus kepada pemimpin-pemimpin Yahudi semua penulis kitab Injil Sinoptik mencatat peristiwa ini. Pertayaan itu dinyatkan oleh Markus, juga oleh Lukas dalam bentuk bagaimana Ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Yesus memperoleh pernyataan dari para pendengar-Nya bahwa Kristus itu Anak Daud ( Markus 12:35-37;Mat 22:41-46; Luk 20:41-44). Semua setuju bahwa pemimpin-pemimpin agama mengiakan kesamaan anatara Mesias dengan Anak Daud.
3.      Kristus sebagai Hamba
Arti kata Kristus terjemahan dari  Kristos yang mengunakan dalam LXX untuk telah diurapi seperti Daud Samuel 1:16:13 dan pengganti- penggantinya ( Mzm 2:2; Dan 9:25). Dalam Perjanjian Baru dikenakan kepada Yesus sebagai sosok yang menggenapi harapan-harapan PL( Luk 2:11). Kristus sering dikenakan kepada Yesus, sebagai Mesias, sehingga seakan-akan menjadi nama keluar yang dilekatkan pada Yesus ( Yoh 1:17). Sedangkan hamba adalah bahasa Yunani adalah Doulos yang berarti seorang pekerja,Pelayan yang tidak memiliki hak kepada tuanya apa saja yang di perintah tua harus dilakukan. Dalam konteks ini sebagaimana Yesus sebagai Hamba. Penderitaan yang dialami oleh Tuhan Yesus dan kematian-Nya sperti yang dinyatakan dalam kitab suci sama sekali tak terduga itu hal Misteri manusia tidak melakukanya kecuali manusia dalam Pribadi Yesus yang mampu melakukan tindakan praksa itu.
            Gelar Hamba Allah tidak pernah digunakan oleh Yesus dan penulisan kitab-kitab
Injil tidak pernah menghubungkannya dengan Yesus.Namun demikian, nampaknya gelar itu menjadi suatu keyakinan di antara orang-orang Kristen mula-mula dan karena itu kita harus mempertimbangkan kontribusinya pada pengertian Kristologi.Dari realita itu kiat melihat konsep sebagai Hamba yang menderita. Dan disini kita mengetahu apakah Yesus sadar bahwa Ia sedang menggenapi peran Hamba itu. Dalam bagian ini menjadi pusat perhatian penelitian pada konsep Hamba.
            Dalam konsep Kristus sebagai Hamba langsung berasal dari nyanyian tentan Hamba dalam Kitab Yesaya. Jadi dalam perikop Yesaya menjadi titik tolak untuk menyelidiki latar belakangnya ( Yes 41:8-20;42:1-9; 49:1-7; 52:13-53:12 ). Tetapi beberapa hal harus dipertimbangkan sebelum kita memeriksa Nyanyian tentang Hamba itu. Ungkapan bahasa Yunani Pais theou dapat berarti “ Anak Allah ” atau ungkapan tersebut mempunyai arti Hamba Allah. Penggunaan ungkapan ini meneruskan penggunaan kata eved atau eved Yhwh  dalam PL yaitu kata Hamba dipakai dengan makna Religius.
            Dalam membahas tentang Kristus sebagai Hamba terlebih dahulu menyelidiki sampai sejauh mana orang-orang Yahudi mengerti arti Hamba Tuhan yang akan datang itu. Apakah ada perbedaan pendapat tentang arti Hamba yang menderita itu.tetapi tidak ada bukti pada umumnya orang-orang mengharapkan seorang Mesias yang menderita. Talmud mengakui bahwa penderitaan, jika dikirim oleh Allah, mempunyai nilai pendamaian.Tetapi konsep ini tidak pernah secara khusus dikaitkan dengan Mesias pada masa pra Kristen.
            Ada bukti yang memperlihatkan bahwa jemaat mula-mula memandang Yesus sebagai Hamba Tuhan. Kita melihat alasan-alasan yang baik untuk memperkirakan bahwa mereka tidak mempunyai latar belakang yang jelas mengenai seorang Mesias yang menderita. Namun, Matius nampaknya mengerti Yesus dengan cara demikian. Pertama kita akan memeriksa perikop-perikop yang didalamnya terdapat kutipan-kutipan dari Nyanyian-nyanyian Hamba yang ditujukan kepada Yesus.Sesudah peyembuhan ibu mertua Petrus dan banyak orang yang lain Yesaya 53:4 dikutip oleh matius dengan cara yang khusus yang menekankan penggenapan Mat 8:17 kutipan ini tidak dibuat oleh Yesus, tetapi mencerminkan kesadaran Matius sendiri bahwa Yesus menggenapi nubuat tentang Mesias. Selain itu juga masaih banyak kutipan lain, dengan cara yang sama terdapat dalam Maius 12:18-21 yang mengutip Yesaya 42: 1-4.
            Jadi jelaslah untuk mempertimbangkan apakah Yesus memikirkan diri-Nya sebagai Hamba Tuhan seprti yang dimaksudkan dalam Yesaya atau tidak.Dalam ajaran-Nya yang tidak dicatat. Motif penggenapan yang kuat ini merperlihatkan secara tidak langsung suatu kesadaran yang teguh dari pihak Yesus sebagai Hamba yang dimaksudkan PL itu dalam satu cara atau lain semua digenapi dalam Dia.
Ø  Pentingnya Gelar sebaggai Hamba untuk Kristologi
            Konsep Hamba yang menderita dengan jelas memainkan peranan yang penting dalam pengertian kita tentang karya Kristus, tetapi tujuan kita sekarang ialah untuk menemukan fungsinya bagi ajaran tentang pribadi  Kristus. Beberapa orang membahas mengenai Kristologi Hamba  tetapi hal ini cenderung bersifat membatasi. Lebih baik jika kita membahas tentang sumbangan yang diberikan oleh tema Hamba itu pada banyak segi Kristologi mula-mula.Jeremias menemukan sebutan-sebutan berikut yang dipakai untuk Yesus sehubungan dengan tema Hamba mungkin ho huios tou theou Anak Allah ho amnos tou theou  Anak Domba Allah to amion Anak Domba ho eklektos ho eklelegmeos yang terpilih  ho agapetos yang dikasihi dan ho dikaios  yang benar. Semua nama bersifat menggambarkan ini mungkin diperoleh dari nyayian –nyanyian Hamba.
4.      Yesus Kristus sebagai Anak Manusia
            Dari semua gelar Yesus dalam kitab-kitab Injil sinoptik, gelar Anak manusia merupakan gelar yang paling penting dan juga paling membingungkan.Lagi pula gelar tersebut hanya dipakai oleh Yesus sendiri. Ada banyak perdebatan yang terus-menerus dalam banyak tulisan terdapat lima pengertian yang mungkin menggunakan gelar anak Manusia. Sebagaimana sebutan-sebutan Anak Manusia dalam setiap kategori mungkin asli, karena iru hal tersebut memperlihatkan pandangan Yesus sendiri mengenai identitas-Nya.Anak Manusia merupakan gelar yang diberikan oleh masyarakat Kristen dan tidak mencerminkan pandangan Yesus mengenai diri-Nya sendiri.
            Ada bermacam-macam teori mengenai penggunaan dan arti gelar Anak Manusia pada masa pra Kristen.Pemabahasan seperti ini penting karena membentu kita membuat penentuan menganai bagaimana orang-orang yang sezaman dengan Yesus mengerti istilah itu. Yesus sendiri dengan sengaja memilih untuk memakai istilah itu, dan Ia begitu sering menggunakan pada waktu Ia berbicara dengan orang banyak atau murid-murid-Nya atau bahkan dengan musuh-musuh-Nya.
Ø  Klasifikasi sebutan-sebutan tentang Anak Manusia
            Sudah merupakan hak yang biasa untuk mengelompokkan sebutan menurut pokoknya. Menganai pekerjaan Anak Manusia di dunia, menganai penderitaan Anak Manusia, mengenai pengangungan Anak Manusia yang akan datang. Memeang klasifikasi ini tidak mutlak dantidak bersifat analistis,tetapi berguna juga untuk lebih mudah mengelolah banyaknya keterangan tersebut. Markus 2:10 Anak Manusia menegaskan kuasa-Nya dalam pengampuna dosa dan dalam Markus 2:28 Ia menegaskan kuasa-Nya sebagai Tuhan atas hari sabat. Bukan hanya itu saja karya-Nya namun ada juga yang terdiri dari Sembilan perkataan mengenai penderitaan Anak Manusia.Menubuatkan kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, segera setelah pengakuan Petrus di kaisarea Filipi, Yesus mulai menubuatkan hal-hal tersebut Markus 8:31; Luk 9:22 dengan memakai gelar Anak Manusia’ itu sebagai Yesus sendiri.
            Jadi berdasarakan perbedaan anggapan-anggapan mengenai sebutan-sebutan Anak Manusia semuanya menunjuk pada Pribadi Yesus sendiri, maka ada beberapa hal yang dapat dicatat mengenai wataknya. Tentu saja Ia memikirkan bahwa dirinya memiliki kekuasaan, hal ini Nampak baik dalam pelayanan-Nya di dunia maupun dalam status sorgawi-Nya. Di dunia penyataan-Nya bahwa Ia berkuasa mengampuni dosa ( Markus 2:10) melibatkan tuntutan memiliki kekuasaan yang cukup tinggi sehingga para penggeritik-Nya menuduh Dia Sebagai penghujat. Dengan jelas mereka tidak mengartikan perkataan itu seolah-olah semua manusia memiliki kuasa untuk mengampuni antara sesamany, dianggap sebagai hak Ilahi. Yesus Anak Manuasia memperaktekan kekuasaan yang Ia sendiri ketahui hanya kepunyaan Allah.
5.      Kristus sebagai Tuhan
            Kata  kurios “ tuan” digunakan pada masa PB sebagai kehormatan yang diberikan kepada seseorang yang lebih tinggi kedudukanya. Gelar itu juga digunakan sebagai sebutan untuk kaisar Roma atau dewa kafir.Karena itu gelar ini digunakan secara meluas oleh orang-orang bukan Yahudi. Tetapi gelar itu mempunyai arti khusus bagi orang-orang Yahudi kerena sering digunakan dalam LXX, sebagai terjemahan kata Ibrani  Adonaay yang sering digunakan sebagai pengganti kata  Yhwh.Berdasarkan penggunaan ini dalam LXX, pada waktu gelar itu diberikan kepada Yesus kadang-kadang secara wajar merasa ada kesan yang bermakna keilahian, walaupun tidak selalu demikian.
            Dalam kitab-kitab Injil Sinoptik sebutan  kurios sering dimaknai sebagai gelar kehormatan, agak mirip dengan sebutan umum Tuan dalam percakapan popular. Tulisan-tulisan Yohanes mencerminkan pola dasar yang sama yaitu penggunaan gelar  kurios itu secara non-teologi sebelum kebangkitan dan secara teologis sesudah kebangkitan. Tiga kali Yohanes menggambarkan Yesus sebagai ho kuriosi  dan dalam tulisan-tulisany ayang bersifat naratif ( Yoh 4:1;6:23;11:2). Ayat-ayat ini sering dianggap sebagai bukti yang sah. Gelar itu menjadi cara yang biasa untuk menyebut Yesus sesudah kebangkitan.
            Dalam surat surat Paulus ada banyak bukti yang yang terkait dengan Yesus sebagai Tuhan (1korintus  2:4:5). Hal ini menyimpulkan apa yang sebelumnya ia sebut Injil tentang kemulian Kristus. Injil manapun yang tidak mengakui kedaulatan Yesus Kristus tidak sejalan dengan kebenaran yang mendalam dari Kristologi Paulus. Jelas bahwa gelar Tuhan itu tidak sekedar nama yang formal, melainkan menyatakan kedaulatan. Jadi dalam pemberitaan Paulus mengiakan pengakuan iman yang mula-mula.
            Tetapi kita harus membahas arti keTuhanan dalam pikiran Paulus, oleh karena ia sangat dipengaruhi oleh latar belakang pimikiran PL maka jelas bahwa dalam menggunakan gelar  kurios  dia dipengaruhi oleh penggunaan gelar itu dalam LXX yang ditujukkan untuk Tuhan untuk Yesus mempunyai arti Allah, namun pertimbangan-pertimbangan lain memperlihatkan bahwa hal ini merupakan suatu kesimpulan yang masuk akal. Pekerjaan dan peranan yang menurut PL dilakukan Allah dalam surat-surat Paulus dilakukan oleh Kristus. Sementara dalam kitab Perjanjian Baru yang lainya ada banyak sebutan Tuhan dalam surat Ibrani merupakan kutipan dari PL ( Ibr 1:10;7:21; 8:8; 10:30; 12:5-6; 13:6 ). Berdasarkan latar belakang ini penting bahwa Yesus disebut Yesus Tuhan kita ( Ibr 13:20), atau hanya Tuhan ( Ibr 2:3) dan Tuhan kita berasal dari suku Yehuda. Dalam surat  1 Petrus gelar lengkap Tuhan Yesus Kristus ( 1 petrus 1:3) dipakai hanya sekali saja dan memberikan makna yang dalam.
             Jadi dari semua sebutan Tuhan bagi Yesus Kristus, yang terdapat dalam semua kelompok tulisan PB yang berbeda-beda memberikan sumbangan yang khusus pada ajaran Perjanjian Baru secara keseluruhan mengenai pribadi Kristus, dalam hal sebagai berikut:
Ø  Istilah Tuhan karena ditampung kedalam gelar Yesus Kristus yang umum pada masa itu, menyatakan pengertian umum akan kedudukan Yesus yang agung dan Mulia.
Ø  Mengingat gelar itu sering digunakan dalam kutipan dari PL, maka mungkin sekali bahwa penggunaan  Kurios dalam LXX merupakan kunci penegrtian istilah itu pada waktu dipakai untuk Yesus yaitu sebagai gelar Anak Allah.
Ø  Dalam penggunaan PB, dampaknya ialah bahwa hal-hal dilakukan oleh Allah juga dilakukan oleh Kristus.
Ø  Ketuhan berhubungan erat dengan kebangkitan Yesus dan melambangkan kemenangan-Nya atas kematian.
Ø  PB tidak pernah menganggap bahwa  gelar Tuhan tidak cocok bagi Yesus. Juga tidak ada tanda bahwa gagasan ketuhanan dikembangkan hanya pada waktu agama Kristen menyebar dalam lingkungan kebudayaan Yunani. Hal ini muncul dalam tingkat tradisi Kristen yang paling primitif kita mempertahankan bahwa ketuhanan merupakan sesuatu yang mutlak perlu disertakan dalam kepercayaan akan Kristus yang telah bangkit.
Ø  Dalam penggunaan orang-orang Kristen, gelar itu menyatakan kekuasaan Yesus yang mutlak atasa semua segi iman dan kehidupan. Ia telah menjadi Tuhan dan penguasa dan para pengikut-Nya menjadi budak belian yang rela.
            Dalam konteks pembahasan tentang sebutan Tuhan dapat diartikan bahwa semua sebutan Tuhan terlihat jelas secara bukti yang kuat dari tulisan-tulisan dalam Perjanjian Baru dan sebagiam dari Perjanjian Lama.Jadi dapat memperoleh pengetahuan kita tentang sebutan nama Tuhan dangan cara mengalisis ide tentang Allah yang telah kita imani dalam wahyu Kritus.Barkenaan dengan penyebutan Yesus sebagai Tuhan itu tidak pernah lepas dari keIlahian Yesus yangtelah menyebar , sangatlah penting bagi kita untuk berpengang pada bukti bukti Alkitab  diatas yang sedemikian banyak, sehingga tak satupun orang yang mengakui Alkitab Firman Allah yang tidak bersalah. Sebagaimana dapat diamabil dari nama-nama Ilahi dan karya-karya Ilahi dan gelar ilahi yang ditujukan kepada-Nya.Jadi tidak perlu lagi diragukan keIlahian Yesus sebagai Tuhan bagi semua orang yang ada dimuka bumi ini.

6.      Kristu sebagai Anak Allah
Penting untuk mengetahui apakah Yesus memendang diri-Nya sebagai Anak Allah.Hal ini merupakan tujuan utama penyelidikan kita tentang bukti dari kitab-kitab Injil.Tidak dapat diraguhkan bahwa orang –orang Kristen mula-mula yakin bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Nama Anak Allah dipakai dalam Perjanjian Lama untuk berbagai macam tujuan. Bagi bangsa Israel Kel 4:22;Yer 31:9;Hos 11:1b. para pemimpin bangsa Israel terutama para raja dibawah keturunan Daud II Sam 7:14 Mzm 89:27 para malaikat, Ayub 1:6;2:1; 38:7; Mzm 29:1;86:6 orang-orang yang sangat setia dan taat secara umum Kej 6:2 Mzm 73:15;Ams 14:26. Di antara bangsa Israel nama itu memperoleh arti teokratis yang penting. Dalam Perjanjian Baru Yesus memakai nama itu dan orang lain juga menyebutkan nama itu  kepada-Nya. Nama ini ditujuhkan kepada Yesus dalam empat pengertian berbeda, yang tidak selalu dibedahkan dalam Alkitab akan tetapi kadang-kadang gabungkan. Nama itu ditetapkan pada-Nya dalam pengertian:Jabatan atau Mesianik  sebagai penjabar jabatan Yesus dan bukan untuk menunjuk natur-Nya. Sang Mesias dapat disebutkan sebagai Anak Allah sebagai Ahli waris dan wakil Allah. Iblis atau roh jahat mengatahui nama itu sacara Mesianik.[8]
Menurut Donald Guthre pengertian istilah anak Allah yang berlaku bagi orang-orang secara individu itu kemudian dipakai untuk bangsa secara keseluruhan sebagaimana jelas dari penyataan dalam Hosea 11:1 dari Mesir kupanggil AnakKu itu. dalam ayat ini bangsa Israel secara keseluruhan memiliki hubungan ayah-anak dengan Allah, suatu hubungan yang kemudian dalama pemikiran orang-orang Kristen diwujudkan dalam diri Pribadi Yesus, sebagaimana diperlihatakan dalam Matius 2:15.
Jadi dalam PL gagasan mengenai Anak Allah secara khusus bagi raja yang teokratis. II Sam 7:14 merupakan janji langsung bagi anak Daud bahwa Allah akan menjadi Bapanya dan Ia akan menjadi anak Allah. Janji ini tidak dibatasi pada Salomo saja, tetapi diperluas sampai keturuna-keturunanya kemudian digunakan Mesias bagi anak Daud.Bukti dari masa PL dan PB dapat dibagi dalam dua kelompok.Keterangan menganai Anak Allah, baik dalam tulisan-tulisan apokaliptik Yahudi maupun dalam Naskah Laut mati hanya sedikit.
Kesadaran Yesus sebagai anak Allah ketika Ia berdoa itu ditujuhkan kepada Bapa-Nya dan gelar bapak disebutkan dua kali. Gambar ini sebagai Tuhan khalit langit dan bumi tetapi yang terpenting ialah bahwa doa itu menyangkut penyataan Allah namun isi doa itu tidak dapat dikatakan begitu saja sebagai gagasan Yunani, karena perbandingan antara orang kecil dan orang bijak dan orang pandai dapat juga disebutkan dalam naskah Laut Mati. Pandangan ini berdasarkan dugaan bahwa bentuk dari kedua penyataan ini merupakan bentuk yang dikembangkan kemudian dimana otoritas dan I menyangkal bahwa Yesus berkuasa, tetapi harus di perhatikan bahwa Matius 28:18-19, yang juga menghubungkan Allah dan Anak.Pandangan ini berdasarkan dugaan bahwa bentuk dari kedua pernyataan itu merupakan bentuk yang dikembangkan kemudian dimana otoritas dan kuasa dituntut oleh Anak. Tetapi sekali lagi, bukan hanya tidak ada alasan untuk menyangkal bahwa Yesus juga berkuasa, tetapi juga harus diperhatikan bahwa Matius 11:25-26 tidak membicarakan otoritas.
Jadi jelas bahwa Yesus adalah Anak Allah yang telah menjelma menjadi pribadi manusia. Kristus juga Anak Allah berkenan dengan kelahiran-Nya yang supranatural .nama juga tidak diterapkan kepadaNya dalam ayat-ayat yang sangat terkenal dalam Injil Lukas, dimana asal mula natur manusia-Nya dikaitkan langsung dengan keilahian Allah secara langsung supranatural yaitu Lukas 1:35. Dr. vos juga menemukan adanya indikasi dari makna nama ini dalam Mat 1:18-24; Yoh 1:13. Tentu saja artinya nama ini juga disangkal oleh Teologi liberal modern. Dari makna Religius arti nama inilah istilah “ Anak-anak Allah ” diterapkan pada orang percaya dalam percaya dalam Perjanjian Baru. Mungkin lebih menarik pemakaian Anak Allah untuk menunjuk pada Yesus dalam pengertian Etis Religius dalam Mat 17:2427. Hal ini tergantung pada pertayaaan, apakah Petrus disini juga dibebaskan dari Bait Allah.
C.    Gelar-gelar Kristus
Pandangan dunia timur tengah kuno khusunya orang Yahudi, terdapat gagasan yang kuat mengenai seorang nabi yang akan datang. Pandangan ini didasarkan kitab Ulangan 18:15 yang menyatakan bahwa nanti Tuhan akan mengbangkitkan seorang nabi seperti musa. Dari mengingat pemikiran demikian tidaklah menherangkan jika Yohanes pembaptis dianggap sebagai nabi yang laur biasa.Dalam pembahasan Yesus sebagai nabi yang dinubuatkan itu kita perlu memperhatikan beberapa hal yang mendukung pandangan bahwa secara popular dianggap mengenapi peran nabi itu. Dia tidak disamakan dengan Yohanesa pembaptis dan nabi elia, Yeremia atau nabi-nabi lain. Inilah yang membuktikan bahwa Yesus adalah memegang jabatan yang lebih dari nabi itu serta tidak pernah lepas hakikat keAllahan-Nya.
Ada banyak  alasan mengapa konsep kenabian Yesus tidak lagi memegang peranan dalam perkembangan Kristologi setelah kebangkitan-Nya. Konsep kenabian tersebut tidaklah merupakan dasar yang cukup untuk pengertian siapa Yesus.Cullman menggunkapkan empat alasan sbb:
Ø  Konsep tentang Yesus sebagai nabi terlalu menekankan segi pelayanan-Nya sebagai pemberita, sehingga segi-segi lain yang bahkan lebih penting, Kematian-Nya Yesus yang mendaimaikan manusia dengan Allah.
Ø  Konsep kenabian tidak dapat dicocokan dengan adanya tenggang waktu antara kegiatan Yesus di dunia dengan kedatangan-Nya kembali.
Ø  yang menyempurnaan kerajaan Allah.
Ø  Konsep kenabian tidak mencakup keberadaan Kristus yang sudah ada sebelum Ia datang Konsep kenabian biasa dapat berhenti sementara Yesus tidak dapat diberhentikan karena Dialah dalam dunia.
Jadi dari pernyataan diatas memberikan suatu bukti yang hakiki bahwa Yesus adalah lebih dari seorang nabi bagi orang-orang Yahudi Dia adalah seorang yang mengutus para pengikut-Nya kedalam dunia untuk menjadikan oramng-orang Murid-Nya, karena Ia adalah Anak Manusia, Tuhan dari semua Orang.
       I.            Gelar-gelar Yesus dalam Injil Sinoptik.
a.       Dalam Injil Matius Yesus sebagai, Kristus Raja Mesias
b.      Dalam Injil Markus Kristus sebagai sang Putera sebagai hamba
c.       Dalam Injil Lukas, Kristus Yesus juruselamat yang Ilahi manusia
d.      Dalam Yohanes, Kristus Yesus Putra Tuhan
D.    Syair-syair Pujian tentang Kristus
Banyak para Ahli berpendapat bahwa Filipi 2:6-11 dan kolose 1:15-20 sebenarnya merupakan syair-syair pujian yang mula-mula diubah dan digabungkan kedalam surat-surat Paulus.Dalam menggunakan syair pujian kepada Yesus sungguh menpunyai makna yang dalam, keterangan ini terbukti dalam kehidupan jemaat Kristen mula-mula. Oleh karena itu kita lebih lagi untuk melakukan pelitian dalam syair-syair dan puji-pujian ini dalam tulisan Paulus seperti di surat 1 Timotius 3:16; Ibrani 1:1-3 dan 1 Petrus 3:18-22.
Dalam setiap perikop ini sangat mengandung makna yang dalam syair pujian ini begitu kaya dengan peryataan-peryataan penting tentang Kristus sehingga akan sangat membantu jika pembahasan ini dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu keberadaan Kristus sebelum segalan sesuatu ada, inkarnasi dan pengagungan. Banyak ahli telah menyusun kembali apa yang mereka anggap sebagai versi dari nyanyian ini, laluu membahas bagaimana caranya versi itu diubah oleh redaksi tetapi karena pandangan ini bersifat subyektif, maka jelaslah bahwa faktor terdapat dalam ayat-ayat mengenai nyanyian pujian dalam surat kolose.
E.     Peristiwa-peristiwa Kritologi
Dalam pembahasan ini kita akan mulai membahas dari Kelahiran Yesus dari Anak dara, lalu kembangkitan dan kenaikan-Nya. Peristiwa-peristiwa tersebut ditampilkan dalam Perjanjian Baru sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi dalam sejarah ( benar-benar terjadi dalam dunia ini ). Walaupun beberapa penafsir menggangapnya sebagai mitos. Kita akan memperhatikan pendekataan-pendekataan yang lain itu, tetapi tujuan kita yang utama ialah untuk menetapkan pentinganya peristiwa-peristiwa ini bagi Kritologi jamaat dalam masa Perjanjian Baru.
Kelahiran dari anak dara, dalam Injil sinoptik tidak lagi mempertimbangkan Kritologi dalam memperhatikan kelahirang Yesus dalam Injil Matius dan Lukas. Bukti-bukti sumber ini sering diabaikan karena berbagaui alasan, yang akan kita perhatikan bila buktinya telah diperlihatkan terlebih dahulu. Dalam kisah kelahiran Yesus yang ditulis oleh Injil Matius sama sekali tidak bergantung pada kisah Lukas, namun dengan keteguhan yang sama mendukung kebenaran kelahiran dari anak dara. Pandangan apa pun yang dipegang sehubungan dengan asal mula laporan mengenai kelahiran dari anak dara ini, haruslah diterima bahwa baik Matius maupun Lukas bermaksud untuk memperlihatkan sebagai kenyataan, yaitu suatu hal yang benar-benar terjadi.
Ada ahli yang berkeberatan tentang kelahiran Yesus dari anak dara atas dasar bahwa Markus dan penulis-penulis PB lain tidak membicarakan kelahiran itu. pandanagan ini dapat dikecam dengan serius secara Metodologis. Penyebab terjadinya pandangan tersebut karena kurang  memahamilatar belakang penulisan dari tersebut, sehingga berakibat fatal dengan mengeluarkan pandangan yang keliru. Injil Yohanes tidak menjelaskan secara detail tentang anak dara. Karena tidak ada kisah kelahiran dan tidak ada penyataan khusus mengenai cara kelahiran Yesus. Sebagai pengganti dari kisah kelahiran Yesus. Tetapi Yohanes memasukkan pendahuluan yang berpusat pada Inkrasi Logos yang sudah ada sebelum dunia ada dan merupakan pelaku dalam penciptaanya. Penyataan Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita ( Yoh 1:14). Yohanes tidak memberikan petunjuk mengenai caranya menjadi manusia, namun memerlukan suatu cara yang memungkinkan Makhluk Ilahi yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada, untuk menjadi manusia.
Paulus berpegang teguh pada dan mendukung kepercayaan akan kelahiran Yesus dari anak dara, karena dua alasan yaitu : 1. Paulus tidak berkata apa-apa tentang hal itu dan 2. Jika Paulus telah mengetahuinya, maka ia akan menyebutkannya dalam beberapa perikop tertentu ynag cocok dengan hal itu. Tetapi dalam Roma1:3 disini tentang Anak diakatakan menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud. Kita telah mencatat diatas bahwa ayat ini mungkin merupakan penyataan ajaran yang primitive yang telah digabungkan oleh Paulus kedalam Suratnya.Yang penting Paulus meletakkan dasar atas Injil-Nya yang diungkapkan secara singkat dalam suratNya.
Jadi dari pernyataan diatas yang menjadi inti seluruh dari peristiwa-peristiwa Kristus sebulum Ia memasuki alam kemanusiaan kita. Kenyataan agung ini dengan disertai akibat-akibat wajarnya, bahwa Ia Se-Zat dan setara dengan Bapa, KuasaNya yang kreatif, dan kasih Bapa yang tak terbatas kepada Kristus .

Perjanjian Baru banyak berbicara mengenai kenaikan Kritus yang berhubungan dengan tetapi terpisah dari tema tema kebangkitan-Nya.Memang kebangkitan tanpa kenaikan tidaklah lengkap, karena kebangkitan memperlihatkan penaklukan atas maut tetapi tidak menyatakan pengagungan Kristus.Kenaikan Kristus dan untuk menilai artinya secara teologis.Tentu saja kebanyakan bukti diperoleh dari kisah Rasul dan surat-surat PB.




F.     Kesimpulan
Dalam pembahasan tentang Kristologi ini terlihat jelas di mata dunia karya penyelamatan Kristus yang didasari oleh Kasih Allah  yang memberikan Anak yang Tunggal untuk menebus ciptaan-Nya dalam cengkraman maut, walau pada akhirnya penderitaan Itu dipikulNya karena kecintaan-Nya kepada umat-Nya. Sebab Allah baik secara mutlak dalam diri-Nya sendiri kasihNya tidak akan memperoleh kepuasaan dalam obyek apapun yang tidak akan memiliki kesempurnaan mutlak. Ia mengasihi manusia yang mempunyai rasio demi diri-Nya sendiri, atau untuk menyatakannya dengan cara lain.
Allah tetap mengasihi Manusia yang berdosa bahkan tidak menarik kasih-Nya sama sekali atas semua orang yang berdosa dalam keadaan masih berdosa sekarang ini, walau dosa itu suatu kebencian bagi-Nya, karena Ia bahkan mengenali dalam diri orang yang berdosa pembawa rupa dan gambar-Nya ( Yoh 3:16; Mat 5:44,45). Pada saat yang sama juga Ia mengasihi orang percaya dengan kasih yang khusus, sebab Ia telah menjadikan Anak-anak-Nya di dalam Kristus



[1] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-10, 2015), Hal. 215-216
[2] Ibid., 217
[3] Bernhard Lohse, Dogma Kristen, ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, cet .Ke,6,2008),Hal, 90
                [4] . R. Soedarmo, iktisar  Dogmatikai, ( Jakarta: BPK Gunung Mulia,), Hal,170
[5]. Donald Guthre,Teologi Perjanjian Baru ( Jakarta BPK Gunung Mulia,cet ,13, 2009) 245-246
                [6]. Harun Hadiwijono, Iman Kristen ( Jakarta: BPK Gunug Mulia,cet 15, 2003),306-307
[7].David Iman Santoso,Teologi Yohanes ( Malang, Literatur Saat, cet, 2 2007) 33-34
[8] Louis Berkhof, Teologi Sistematika, (  Surabaya, Momentum Chitiani literature, 2004 )27-28

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Proposal Skripsi

Ajaran Sesat

Kristologi dalam Kitab Yesaya