Kristologi dalam Kitab Yesaya
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perihal mengenai Kristologi yang dibahas oleh
penulis merupakan Topik yang hangat diperbincangkan sejak dulu hingga pada era
modern ini.Berbicara tentang Kristologi, maka ini menunjuk bahwa Yesus adalah Kristus dan Kristus adalah
Yesus.Walaupun gambaran Yesus yang sesungguhnya tidak dapat digambarkan secara
utuh dan lengkap, baik oleh para teolog, maupun para ahli sejarah. Namun
melalui tulisan para penulis Alkitab dan berdasarkan hikmat Tuhan, setidaknya
kita memiliki suatu pengenalan tersendiri akan gambaran Yesus yang
sesungguhnnya. Karena gambaran tentang siapakah Kristus yang sesungguhnya
sering sekali menjadi perdebatan diantara banyak orang.
Jadi yang menjadi alasan bagi penulis untuk membahas
judul tentang “Tinjauan Teologis tentang Kristologi dalam Kitab Yesaya ialah
pertama, karena adanya keraguan para ilmuan akan kebenaran Firman Tuhan
mengenai pribadi Mesias sebagaiman yang dinubuatkan oleh para nabi.Kedua, para
ilmuan dan orang orang-orang sekuler ragu bahwa kehadiran Mesias yang
diceritakan atau dituliskan dalam Perjanjian Baru hanya merupakan cerita isapan
jempol yang ditulis oleh orang-orang Kristen di zaman itu. Ketiga, kurangya
pengenalan serta pemahaman banyak orang akan pribadi Kristus sebagai Mesias yang
dijanjikan oleh Allah. Dan keempat, Kristus cenderung untuk diabaikan bahkan
mungkin ditiadakan dari alam kehidupan manusia saat ini, dan secara otomatis
keselamatanpun
akan jauh dari mereka yang mencoba mengabaikan atau meniadakan pribadi Kristus
sebagai Mesias.
B.
Rumusan
Masalah
Sesuai dengan Latar belakang diatas maka penulis
membuat rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah
nubutan tentang Mesias sudah ditulis sejak jaman dahalu?
2. Bagaimana
pelayanan-pelayanan dan tugas-tugas yang dilakukan Mesias di dalam Inkarnasi?
3. Seperti
apa penderitaan yang dialami oleh Mesias
dalam masa inkarnasi?
4. Apa
pokok kemulian Mesias setelah masa inkarnasi?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan alasan penulisan diatas maka tujuan penulisan makalah ini ialah:
1. Supaya
para ilmuan dan orang-orang sekuler yang meragukan Firman Tuhan tentang
nubuatan Mesias dalam Perjanjian Lama dan digenapi dalam Perjanjian Baru,
menyadari bahwa nubuatan tersebut tidak perlu diragukan lagi.
2. Supaya
mereka yang meragukan keberadaan Mesias sebagai ceritan isapan jempol akan
diterangi oleh kebenaran Firman Tuhan bahwa Mesias sungguh sungguh ada dalam
pribadi Allah yang menjelma menjadi Manusia.
3. Supaya
arus globalisasi pada saat ini yang menyebabkan orang-orang untuk lebih
cenderung mencari serta mempercayai tokoh-tokoh yang kelihatannya lebih nyata,
yang dapat memuaskan keinginannya, sehingga mereka dapat dicelikkan matanya
untuk melihat kebenaran dari Allah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Nubuat
Kelahiran Mesias
Kristologi artinya ilmu pengetahuan tentang Kristus,
namun arti ini tidak berdiri sendiri Karena Kristologi merupakan bagian dari
sebuah ilmu pengetahuan yang lebih luas yaitu Teologi.Teologi merupakan ilmu pengetahuan yang berbeda dengan
ilmu pengetahuan lainnya, karena Teologi merupakan ilmu pengetahuan iman.Dengan demikian
Kristologi merupakan ilmu pengetahuan yang berdasarkan atas wahyu dan iman,
terutama wahyu Allah dalam Yesus Kristus dan iman kepada Yesus Kristus. Dengan
kata laindari pihak Allah memberikan wahyu kepada manusia, lalu manusia memberikan
respon atas wahyu tersebut di dalam iman kepercayaannya, yang kedua-duanya
berpusatkan kepada Yesus Kristus (Kristosentris).[1]
Oleh
Karen itu jika kita ingin memahami dan mengenal pribadi Krsitus, kita harus
meneliti kelahiranNya, pelayananNya, dan tugas-tugasNya, penderitaanNya, serta
kemuliaanNya yang diperoleh dari kehidupan Kristus itu sendiri.
1.
Kelahiran
Mesias
Dalam
Yesaya 7:14, kelahiran Mesias sudah dinubuatkan oleh Yesaya sejak zaman dahulu
merupakan bagian menarik pertama yang akan kita bahas. Bagian dikatakan menarik
karena sementara bangsa Israel masih menanti-nantikan kedatangan Sang Mesias,
sebagaimana para nabi menubuatkan kelahiranNya di dalam tulisan mereka.Keadaan
ini sungguh merupakan suatu hal yang ironis, terutama penolakan bangsa Israel
yang bukan hanya terhadap nubuatan tersebut, tetapi juga pada pribadi Mesias
yang ada dihadapan mereka. Mereka tidak memahami dan menyadari bahwa Sang
Mesias yang dinantikan bukan saja ada didalam nubuatan, namun lebih dari itu Ia
telah hadir ditengah-tengah mereka.
Penolakan
yang dilakukan oleh bangsa Israel terus berlanjud sampai sekarang ini, dan
bahkan meracuni para pemikiran teolog yang mencoba melakukan pendekatan pribadi
Sang Mesias melalui kritik sejarah.Mereka meragukan bahwa Mesias dilahirkan
dari seorang perawan yang bernama Maria. Penolakan mereka kelihatannya kurang
dapat diterimah mengingat nubuatan tentang kelahiran Sang Mesias dituliskan
oleh para penulis Perjanjian Lama dan di dalam Perjanjian Baru merupak fakta
yang memang terjadi dalam di dalam Yesus dari Nazaret.
Oleh
karena itu kita Akan menelusuri kebenaran ini melalui Kitab Yesaya yang
memberikan suatu gambaran nubutan yang paling lengkap tentang pribadi Sang
Mesias, yang mulai dari kelahiranNya sampai kemuliaanNya yang kelak akan
dinyatakan pada setiap kita. Dengan demikian tidaklah mengherankan jikalau
kitab ini disebut sebagai salah satu kitab yang terpenting dalam Perjanjian
Lama.Begitu pentingnya kitab ini dapat kita lihat dari latar belakang sejarah
yang meliputi zaman-zaman yang menentukan dalam sejarah Israel, yaitu zaman
abad ke-VII sampai zaman sesudah pembuangan (abad VII).[2]
Selain itu sejak zaman dahulu Yesaya dianggap sebagai nabi yang terbesar
diantara nabi Perjanjian Lama, Dia disebut “burung rajawali diantara para nabi”, “penginjil Perjanjian Lama”, dan
sebagainya. Kitabnya bukan saja agung di dalam gaya bahasa dan pemikiran, tapi juga
kaya dalam arti rohani.[3]
Keistimewaan kitab ini dapat pula kita lihatdari
banyaknya kutipan yang diambil oleh para penulis Perjanjian Baru di dalam
tulisan mereka, bahkan di awal pelayanan Yesus di Nazaret, Ia membacakan salah
satu nats dari kitab ini untuk memberitakan tentang diriNya (Yes 61:1).
2. Gelar-gelar
dan Nama Mesias
a.
Sang
Ajaib
Jika kita melihat bahasa aslinya kta pertama dari nama
ini bukan penasehat (Yo’ ets), melainkan Ajaib (pele) di dalam bentk kata
benda, dan Delitzsch sendiri menggambarkan bahwa kata ini harus dianggap
sebagai nama pribadi.[4]
Maka kata pele sendri memiliki arti sesuatu yang luar biasa yang tidak bisa
masuk akal. Maka jika nama ini maengacu pada nama pribadi atau sesorag berarti
kata ini menunjuk pada kepribadian dan pekerjaan orang tersebut.. dengan
demikian sesuai denga nama yang diberikan kepada Mesias yang memang menunjuk
pada pribadi dan pekerjaan Mesias.
Mesias
diktakan Ajaib kerena sejak dari kelahiranNya bahkan sampai kebangkitanNya, Ia
melakukan banyak hal yang istimewa dan luar biasa yang tidak mungkin dilakukan
dan dialami oleh manusia pada umumnya. Keajaiban yang ada dalam diriNya, Ia
dapat melakukan hal-hal yang luar batas kemampuan dan alam pikiran manusia.
b.
Penasihat
Nama kedua yang diberikan padaNya adalah Penasehat
(yo’etz). Nama ini diberikan padaNya sesuai dengan kedudukanNya di dalam tahta
Daud sebagai perintis, Ia harus memiliki hikmat untuk dapat menjalankan dan
membangun kerajaanNya. Nasihat-nasihat yang diberikan tidak lepas dari campur
tangan Roh Kudus (Lih Yes 1-2), ehingga Ia selalu dapat membedakan dan
memberikan nasihat bagi kebaikan bangsaNya. Didalam Dia manusia dapat mempeoleh
segala jawaban yang diperlukan dan bahkan dibawa lebih dekat kepada Allah,
karena Ia adalah sungguh-sungguh “Sang Penasihat”.
c.
Allah
yang Perkasa
Ada dua pemahaman tentang Allah yang Perkasa, yaitu
Mesias sebagai Anak Allah berarti Allah yang sejati. Dan pemahaman yang lain
bahwa Mesias adalah manusia biasa seperti mereka, karena Ia merupakan keturunan
Daud berarti manusia sejati. Maka dengan demikian mereka mengangap bahwa Mesias
adalah seorang pahlawan (gibbor), keturunan seperti raja Daud, bukan Anak
Allah. Konsep ini yang menyulitkan mereka untuk memahami dan menerimah frasa
ini menunjuk pada pribadi Mesias sebagai Allah. Ia harsu menyerupai seorang
pahlawan atau ksatria gagah perkasa yang menyelamatkan mereka dari penindasan
dan penganiayaan.
Namun
pengertian tersebut tidak dapat kita terima karena tujuan Yesaya menggunakan
kata Perkasa unuk menunjukan bahwa Mesias mampu melakukan apa yang tidak dapat
dilakukan oleh orang lain (lih Yes 9:2-5). Dengan demikian Yesaya memahami
bahwa Mesias adalah Allah.
d.
Bapa
yang Kekal
Gelar nama keempat ini mengalami kusulitan untuk
diterjemahkan. Beberapa komentar menyetujui untuk menghilangkan kemungkinan elemen
ilahi dari kata ini bersi keras bahwa terminologi ‘kebapaan’ merupakan faktor
inti mengingat ‘kekal’ hanya merupakan kata sifat. Luter menekankan secara
nyata pada pemikiran keberadaan Mesias sebagai Bapa yang Kekal bukan pada fakta
keberadaanNya sebagai individu yang kekal. Namun pada hakikatnya kita mengakui
bahwa Ia memang kekal, Bapa yang Kekal (avi-ad). Pada zaman raja-raja dahlu
mengklaim dirinya sebagai bapa bagi orang-orangnya bahkan kepada para
tawanannya, namun itu hanya bersifat sementara dan karakter yang menodai diri
sendiri. Alasannya, kerena yang kekal itu hanya ada pada Allah (Bapa),
sedangkan bagi manusia hal itu tidak mungkin ada, manusia tidak memiliki sifat
ilahi.
Selain
itu terminologi ini biasanya digunakan untuk Yahweh (TUHAN) dan untuk
menunjukan hubunganNya dengan umatNya, yang bersifat kekal. Dengan dua
pengertian tersebut berarti Mesias mendiami dan memiliki kekekalan (Yes 57:15)
serta Ia merupakan Bapa yang memelihara, mengasihi, lemah lembut, menyediakan,
dan bijaksana bagi umatNya untuk selama-lamanya.
e.
Raja
Damai
Banyak orang mengatakan bahwa nama kelima ini merupakan
kesimpulan dari keempat nama di atas. Bahkan ada orang yang menyimpulkan bahwa
kelima nama ini terangkum didalam dua garis besar yaitu Sang Ajaib dan Raja Damai. Kata Raja Damai merupakan terjemahan dari
sar-syalom yang berarti, seseorang yang akan membasa damai yang terakhir bagi
dunia ini yang penuh dengan kesulitan.[5]
Sebagai Raja Damai yang mewarisi tahta Daud Ia akan mengadakan perdamaian di
seluruh dunia untuk semua orang (lih Yes 11, Rom 8:19-22). Dari tahta inilah Ia
kan menjalankan kebenaran dan keadilan yang seluruhnya dilaksanakan bersumber
pada “kecemburuan Yahweh” atau arti harafiahnya ilalah ‘api yang
bernyala-nyala’. Dia cemburu karena Dia mengasihi umatNya. Kasih inilah yang
memungkinkan terjadinya rekonsilisasi antara Allah dan manusia, juga antara
manusia dengan manusia.
B. Pelayanan
Mesias Dalam Masa Inkarnasi
1.
Tugas
dan Panggilan Mesias
Tugas yang dijalankan Mesias adalah ‘menyatakan hukum’
(misypat) yang berati bukan hanya hukum pada umumnya, tetapi perilaku tepat
dalam segala hal, tata tertib, bahkan dalam agama yang benar. Dalam terang yang sebelumnya gambaran
pengadilan terentang artinya sebagai pertimbangan keputusan hukum, diantara
Allah dan ilah-ilah dunia. Maka yang menjadi tugas dari hamba untuk
menyampaikan pesan kepada dunia bahwa hanya ada satu Allah saja. Secara
otomatis kata misypat (keadilan) memilki arti suatu rangkuman dari segala
sesuatu yang telah Allah tempatkan dengan otoritasNya. Dalam arti luas, hamba
menyampaikan kebenaran Allah kepada dunia untuk menunjukan kontras dengan
situasi dunia yang dahulu (lih Yes 41:24-29).
Namun dalam Yesaya
42:1 ditegaskan bahwa Allah sendiri yang telah memilih hambaNya yang berkenan
kepadaNya, untuk menjalankan tugas ini. Maka hamba ini tidak memerlukan
pengakuan dan persetujuan atau menjadi kesukaan orang lain, krena Allah yang
memilih dan menetapkan Dia. Ia tidak perlu bergantung pada orang lain, Ia milik
Allah. Maka secara otomatis Allah akan memperlengkapi Dia agar dapat
menjalankan tugas yang sulit ini. Allah telah memberikan RohNya yang Kudus
untuk mendampingi, menolong, dan memimpin hambaNya segala aniaya dan
pertentangan. Pekerjaan hamba ini tidak dapat dilakukan oleh siapapun. Maka
seseorang yang mampu menjalankannya pastilah seseorang yang telah dipilih oleh
Allah, yang menjadi kesukaanNya yaitu, Kristus sendiri (Mat 3:17, 17:5). Karena
itu Roh yang Allah berikan kepada Dia bukan roh sembarangan, tetapi yang
memiliki kekuatan ilahi dan kuasa supranatural agar dapat memenuhi tugas
dariNya.
a.
Pelayanan
Jasmani
Pelayanan pertama yang dilakukan Mesias ditujukan pada
jasmani, yaitu pada kesembuhan fisik. Hal ini terleih dahulu dilakukan
mengingat kebutuhan manusia akan suatu bukti yang dapat ditangkap oleh
pancaindera, khususnya indera penglihatan. Maka melalui kesembuhan fisik secara
mujizat kepada orang-orang yang mengalami sakit penyakit, Ia mau menunjukan
bahwa Ia berkuasa atas segala sesuatu termasuk segala sakit penyakit yang
mustahil disembuhkan oleh manusia manapun, kecuali oleh kuasa ilahi dari Allah.
Karena Ia sendiri adalah Allah.
b.
Pelayanan
Rohani
Pelayanan rohani yang Mesias lakukan adalah membuka mata
yang buta serta mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan (Yes
61:1-3). Ketika Yesus datang untuk
mencelikkan mata orang buta, sesungguhnya pelayanan yang dilakukanNya bukan
sekedar mencelikkan mata jasmani, tetapi mata rohani juga. Selama ini mereka
tidak dapat melihat karena telah telah dibutakan oleh dosa yang membelunggu.
Maka ketika Yesus menjamah mereka dengan kasihNya, mata rohani mereka yang selama
ini telah dibutakan oleh dosa dapat dicelikkan kembali.Pelayanan Yesus
mengeluarkan orang dari penjara berarti membukakan kurungan yang selama ini
mengikat mereka. Jikalau selama ini kebebasan mereka telah dirampas, sekarang
kebebasan itu datang mengahampirinya, yaitu kebebasan yang memberikan damai
sejaterah dan kemerdekaan dari budak dosa.
Untuk itulah Yesus
datang, karena Ia ingin merawat oarang-orang yang remuk hatinya dan menghibur
semua orang yang berkabung (lih 61:1-2), seperti buluh yang tekulai takan
diputusknnya dan sumbu yang pudar nyalanya takan dipadamkannya (lih 42:3),
seperti demikianlah Yesus akan melayani mereka yang tertindas dan tertekan
karena penganiayaan dan penderitaan.
Ketika Yesus disalibkan bangsa Israel berpikir tentang
penderitaanNya (ditindas, dianiaya, dipukul bnd. 53:7) yang layak diterimaNya
kerena kesalahan yang dilakukanNya, padahal sesungguhnya Ia menangung
penghakiman yang merupakan konsekuensi atas dosa-dosa mereka. Semua ini terjadi
karena kebebalan dan kekerasan hati mereka untuk menerimah dan mengakui bahwa
Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Akibatnya keadaan menjadi berbalik, mereka
menduga Yesuslah yang bersalah, layak menerimah semua penghakiman tersebut,
padahal sesunguhnya merekalah yang seharusnya menanggung semua penghukuman itu.
C.
Penderitaan
Mesias Dalam Masa Inkarnasi
1.
Ditolak
oleh bangsaNya
Kepahitan pertama yang dialami oleh Mesias dalam
penderitaanNya adalah penolakan atas diriNya oleh lingkungan yang begitu akrab
dan dekat dengan kehidupanNya sendiri (Mat 13:53-58). Pengalaman inijelas
merupakan hal yang sangat menyakitkan dan mendukakan hati, jikalau kita berada
di dalam suatu lingkungan dimana kita hidup dan dibesarkan tidak dapat
menerimah kehadiran kita, apalagi kita ditambahkan dengan alasan penolakan yang
kurang jelas. Maka bagi Mesiaspun hal ini sungguh merupakan pengalaman yang
tidak menyenangkan dan tidak membahagiakan.
Orang Yahudi (bangsaNya) sulit untuk mnerimah
kehadiranNya karena memiliki konsep tertentu tentang Sang Mesias. Bagi mereka,
Mesias yang diharapkan akan datang bukan seperti sosok yang mereka lihat pada
saat itu. mereka berasumsi bahwa Mesias akan lahir dari tengah-tengah kerajaan,
sesuai dengan nubuatan bahwa Mesias merupakan keturunan Daud, bukan keturunan
seorang tukang kayu. Disamping itu sebagai bangsa yang terpilih, mereka begitu
bangga akan keberadaannya bila dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain. Maka
tidaklah mengherankan kalau mereka akan malu untuk mengakui bahwa Mesiasnya
hanya orang rendahan biasa yang tidak dapat dibanggakan. Kenyataan seperti ini
akan memeukul dan menjatuhkan harga diri mereka, mustahil mereka dapat menerima
kehadiranNya.
Pemikiran seperti inilah yang akhirnya membawa mereka
kepada kegelapan. Mereka tidak dapat melihat kebenaran yang ada dihadapannya
karena dibutakan oleh kepicikan dan kebodohan sendiri, akibatnya kebenaran
itupun akan berlalu begitu saja dari hadapan mereka, dan mereka kan terus
menerus hidup hidup dalam kegelapan yang mereka pilih. Sikap mereka seperti ini
masih ada sampai sekarang.
2.
Dianiaya
oleh BangsaNya
Penderitaan yang dialami oleh Mesias terentang dalam Yes 52:13-53:12 melukiskan
betapa luar biasnya penderitaan yang dialami oleh Mesias.
bangsaNya sendiri tidak cukup hanya menyengsarakan Dia dengan penderitaan
batiniah, namun mereka juga menambahkan dengan penganiayaan secara jasmani.
Bila kita melihat secara normal, tak ada seorangpun yang dapat bertahan dengan
aniaya atau deraan keras seperti itu, setidaknya orang tersebut mungkin
mengalami ganguan jiwa dan emosi. Namun disini kita melihat ketaatan Mesias
yang luar biasa, walaupun mengalami begitu banyak aniaya dan pencobaan. Mesias
menyadari bahwa misi yang Allah berikan kepadaNya adalah misi yang mulia,
selain Iapun berkeyakinan bahwa Allah akan senantiasa menopang hidupNya,
mengajarkan serta menguatkan Dia setiap pagi agar siap menjalankan tugas mulia
tersebut, maka Ia tidak ragu untuk taat pada kehendak Allah.
Yesaya menggambarkan betapa hinannya Sang Mesias
dihadapan bangsaNya yang telah memperlakukan Dia dengan kasar dan semena-mena.
Ia dipukuli, dihina, diludahi, ditampar bahkan dicabut janggutNya oleh mereka,
namun Ia tidak melawan ataupun memberontak bahkan Ia sendiri memberikan diriNya
dianiaya sedemikian rupa (50:6). Gambaran ini sungguh merupakan sesuatu yang
tidak lazim, karena tidak seorangpun di dalam dunia ini yang memberikan dirinya
untuk mengalami suatu perlakuan yang begitu kejam. Apalagi disertai dengan
penolakan sebagai seorang pribadi.
Dengan demikian jelaslah bahwa aniaya yang diterima
Mesias merupakan suatu penghinaan besar baik dihadapan Allah maupun di hadapan
manusia. Ia dianggap sebagai penjahat, mungkin penjahat paling besar yang sudah
sepanntasnya menerimah perlakuan seperti itu
3.
Disalibkan
oleh BangsaNya
Puncak dari semua yang dialami oleh Mesias terjadi pada
peristiwa penyaliban di atas kayu salib. Hal ini dapat dikatakan demikian
karena pada peristiwa ini bukan saja merupak penderitaan fisik yang paling
berat, namun juga penderitaan batin yang paling menyakitkan yaitu, pada saat
Allah meninggalkan Dia seorang diri di atas kayu salib. Jikalau selama ini
Allah senantiasa mendamingi dan mendukung Dia, tetapi pada saat itu Allah harus
meninggalkanNya karena dosa seluruh umat manusia yang sedang Ia tanggung di
atas kayu salib. Allah yang Mahakudus tidak
dapat dan tidak mungkin menghampiriNya yang saat itu penuh dengan dosa.
Peristiwa ini rasanya sangat sulit untuk dapat dibayangkan dengan kata-kata,
apalagi untuk dirasakan. Karena tidaklah mengaherankan jikalau para penulis PB
mengutip bagian kesengsaraan ini banyak dibandingkan dengan bagian lain. Karena
peristiwa inilah sebenarnya merupakan penggenapan misi Mesias ke dalam dunia
dan juga karya keselamatan Allah yang tiada taranya bagi umat manusia.
Kerendahan hati Sang Mesias menerimah semua itu semakin
dikuatkan ketika Ia rela mati disalibkan di antara dua penjahat di bukit
Golgota (Mat 27:33,38; Mar 15:22,27,28; Luk 23:33; Yoh 19:17-18). Walapun Ia
bukan penjahat tetapi Ia rela diperlakuka seperti penjahat, disaibkan bersama
mereka. Pada saat itu mati disalibkan bukanlah hal yang baik dan mulia, apalagi
bersama orang-orang yang dianggap sampah oleh masyarakat.
Gambaran penyaliban yang begitu mengerikan dihadapi oleh
Mesias tanpa pemberontakan, karena Ia tahi di balik semua penderitaan itu ada
suatu hal yang lebih mulia, yang ingin Allah lakukan melalui diriNya. Maka
jikalau pada saat itu salib merupakan lambang kehinaan dan kebodohan yang dihindari
orang, sekarang telah berubah menjadi lambang kehormatan dan kemuliaan setelah
kematian Mesias di atas kayu salib.
Dengan demikian semua gambaran penyaliban dan kematian
Yesus menggenapi dan juga membuktikan bahwa tulisan para nabi tentang nubuatan
Mesias, bukan cerita rekayasa manusia untuk mengagung-agungkan tokoh Yesus
sebagai Mesias, tetapi menunjukan bahwa semua karya para penulis Alkitab
tentang Yesus Kristus sebagai Mesias merupakan kebenaran yang tidak dapat
dipungkiri (Luk 24:44-46 dan Mar 14:21).
D. Kemuliaan
Mesias Setelah Masa Inkarnasi
Setelah penghinaan
dan penderitaan yang dialami oleh Mesias sehingga Ia menyerahan nyawaNya di
atas kayu salib sebagai korban tebusan ganti dosa yang dapat diperbuat oleh
umat manusia, maka Allah berkenan untuk meninggikan Dia dengan kemuliaan yang
besar. Kemuliaan yang hanya diberikan kepadaNya sebagai penebus dosa dunia.
Karena tidak ada seorangpun yang layak dan mampu menjadi penebus dunia, kecuali
Dia.
Syarat yang paling
uatama dan mutlak seperti ini hanya ada di dalam pribadi Mesias. Keberadaan
Mesias yang tanpa dosa sejak Ia berinkarnasi tetap demikian sampai akhir
hidupNya. Alkitab mencatat keberadaanNya yang tak berdosa, bahkan didalam
penderitaanNya yang luar biasa menjelang kematianNya di kayu salib (Yes 53:9b
dan 1 Pet 5:22). Hal ini jelas membuktikan bahwa Ia menang dan layak dan mampu
menjadi penebus dunia.
1.
Dibagkitkan
Dari Antara Orang Mati
Hak istiwewa yang Allah berikan kepad Mesias adalah
kebangkitaNya dari antar orang mati. Tidak ada seorangpun sebelum Mesias yang
pernah mengalami dibangkitakan dari antara orang mati. Kebangkitan yang
dialaminya merupakan bukti akan keberadaanNya yang sungguh berbeda dengan
manusia-manusia yang lain. Walaupu Ia manusia sama seperti kita, tapi Ia tetap
Allah yang hidup, yang telah bangkit dari antara orang mati. Misteri inilah
yang merupakan permasalahan yang paling besar diantara para ahli, karena mereka
berasumsi bahwa mustahil seorang manusia biasa dapat mengalami kebangkitan
setelah kematiannya. Meskipun kelihatannya tidak masuk akal, namun justru
inilah kebenaran yang sebenarnya terjadi di dalam kehidupan Mesias.
Kematian yang dialami Mesias merupakan kehendak Allah dan
bukan suatu peristiwa kecelakaan ataupun kejadian yang disengaja. Peristiwa ini
malahan merupakan bagian dari rencana
Ilahi yang besar, yang akhirnya kan membawa pada kemuliaan. Maka tidak
seorangpun yang dapat membatalkan segala sesuatu yang merupakan rencana Allah
yang luar biasa, bahkan Mesias sendiripun tidak berkehendak untuk
membatalkannya. Karena selain bernilai
sebagai sebagai penggenapan, kematianNya merupakan tuntutan kebenaran Allah
atas penghakiman melawan dosa. Jadi Mesias memang telah mati, namun Ia telah
dibangkitkan oelh Allah dari antara orang mati. Maka genaplah apa yang tertulis
tentang Mesias bahwa Ia akan mengalami kematian lalu dibangkitkan oleh Allah
sendiri (Mat 17:22-23).
2.
Dimuliakan
Diantara Bangsa-bangsa
Kemuliaan yang Allah berikan kepada Mesias atas
ketaatanNya bukan saja dibangkitkan dari antara orang mati, namun juga
dimuliakan diantara bangsa-bangsa (Yes 52-13-15; 53:10). Allah sangat bekenan
atas ketaatan Mesias sampai mati sehinga Ia memberikan berbagai kemuliaan yang
hanya layak diberikan kepada seorang pribadi seperti Mesias, yang menjadi
pengantara antara Allah dan manusia. Kemuliaan yang Allah berikan bukan
semata-mata menunjuk akan adany asuatu pemberian upah atas semua perbuatan,
namun lebih mengarah pada pembuktian bahwa Mesias adalah Anak Allah yang
tunggal yang sudah selayaknya menerima kemuliaan seperti Allah, karena Ia
sendiri adalah Allah. Dan Donald Guthrie
menguraikan secara khusus bahwa Yesus sebagai Allah.[6]Maka
ketika Allah memuliakanNya bukan saja kemuliaan manusiawi yang diberikan
kepadaNya, tetapi kemuliaan Ilahi (Mat 17-1-13, Fil 2:8-11).
3.
Duduk
Disebelah Kanan Allah Bapa
Kemuliaan pada poin
ini merupakan puncak dari semua kemuliaan yang diberikan padaNya oleh
Allah Bapa (Yes 52:13). Peristiwa ini mengingatkan kita pada permintaan dua
murid yang dikasihi oleh Yesus untuk duduk disebelah kanan dan kiri kelak dalam
kerajaanNya. Gambaran ini menunjukan bahwa kedua murid tersebut menyadari
betapa berharga dan mulianya duduk di sebelah Tuhan Yesus (Mar 10:33-35), yang
berarti orang tersebut memperoleh kemuliaan yang besar karena diperkenankan
duduk sejajar dengan seseorang yang dianggap memiliki kedudukan yang begitu
tinggi.
Alkitab sendiri dengan berbagai cara berusaha
mengungkapkan tentang Tuhan Yesus yang duduk disebelah kanan Allah Bapa ini.
Kis 2:23 menyatakan bahwa Ia ditingikan oleh tangan kanan Allah. Dalam Roma
8:34 mengatakan bahwa Ia duduk disebelah
kanan Allah (Ibr 8:1; 1 Pet 3:22), sedangkang Kis 7:56 menyebutkan bahwa Ia
sendiri di sebelah kanan Allah. Bentuk apapun yang disebutkan dalam ayat-ayat
di atas tetap memilki arti tentang kekuasaanNya yang nyata. Arti dari
kebangkitan dan kenaikan Kristus ke sorga ditunjukan dalam realita, Kristus
berada di sorga untuk selama-lamanya (Ibr 10:12), Ia berdiri sebagai Imam Besar
yang membela perkara kita (Ibr 8:1).[7]
Calvin
mengatakan bahwa Kristus duduk disebelah kanan Allah Bapa setara dengan
mengatakan bahawa ‘Ia ditetapkan dalam pemerintahan ata slangit dan bumi, dan
secara formal diterima untuk memiliki tugas yang diberikan kepadaNya, danbukan
saja diakui untuk satu kali, tetapi terus berlangsung sampai Ia turun pada penghakiman.[8]
Pernyataan
Berkhof di atas menunjukan Kristus bukan sekedar penerimah kuasa dan kekuatan
ilahi, serta kemuliaan dan keagungan secara pasif, tetapi secara aktif tetap
melakukan karya-karyaNya sampai pada hari penghakiman. Kebenaran ini mendukung
pernyataan yang terdapat dalam Pengakuan Iman Rasuli bahwa “Pada hari ketiga Ia akan bangkit, naik ke surga
duduk disebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa, dan dari sana Ia akan datang
untuk menghakimi orang yang hidup yang mati”. Kebenaran ini jelas
menggenapi nubuatan Yesaya bahwa Mesias akan duduk di sebelah kanan Allah Bapa,
setelah Ia dibangkitkan dari kematian dan naik ke surga. Karena itu kenaikanNya
ke surge dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa memeiliki arti bahwa Ia akan
memberikan tempat di surga bersama-sama dengan Dia (Ef 2:6) dan memiliki Kepala
di bumi (Kol1:18), serta Kepala di surge (Fil 3:20).[9]
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan seluruh pembahasan diatas, penulis dapat
menyimpulkan beberapa kebenaran tentang Sang Mesias yang dinubuatkan dalam
kitab Yesaya. Waapun banyak orang meragukan Mesias yang dituliskan oleh para
nabi, namun kebanaran firman Tuhan tetap seperti terang di dalam kegelapan yang tak dapat ditutupi
oleh apapun juga.
Jadi pembahasan ini penulis menyimpulkan beberapa
hal yaitu:
1. Kitab-kitab
Injil membuktikan bahwa Yesus dari Nazaret merupakan penggenapan dari nubuatan
tentang Mesias yang dituliskan oleh Yesaya.
2. Peristiwa
yang dialami oleh Mesias yang tergenap dalam diri Yesus dari Nazaret
membuktikan bahwa nubuatan yang dituliskan Yesaya bukan merupakan pemikirannya
sendiri, melainkan atas pimpinan Allah melalui Roh Kudus yang
mengiluminasikannya kepada Yesaya.
3. Sang
Mesias yang dituliskan oleh para penulis Alkitab masih tetap relevab samapai
sekarang. Buktinya sampai sekarang banyak orang masih mempercayai bahwa
keselamatan hanya bersumber dari Tuhan, dan demi keselamatan tersebut mereka
rela berkorban demi mempertahankan kemurnian imannya.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini,
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis sangat perlu kritik dan
saran dari pembaca untuk bisa penulis memperbaiki makalah ini lebih baik lagi.
[1] . Dr. Niko Syukur Dister, Kristologi Sebuah Sketsa, (Yogyakarta:
Kanasius, 1993) 22.
[2] . Marie-Claire Barth, Kitab Yesaya Pasal 1-13, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1996) 1
[3] . J. D. Dougles, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Vol II,
(Jakarta: OMF,1997) 580
[4].
Achim Teshner, Diktat Tafsiran Kitab Yesaya (Jakarta: Iman, 1995), 24
[5].
William Mac Donald, Believer’s Bible Commentary Old Testament (Nashville:
Thomas Nelson, 1992) 947
[6].
Donald Guthrie, 388
[7].
Harun Hadiwijono, 342-343
[8] . Louis Berkhof, Teologi Sistematika, Doktrin Kristus,
(Surabaya: Momentum, Cet. Ke-3, 2006) 112-113
Komentar