Roh Kudus menurut Injil Yohanes



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada tahun-tahun terakhir ini orang lebih banyak membicarakan Roh Kudus dan menulis banyak buku tentang Roh Kudus daripada tema-tema rohani lainnya. Sebab utamanya ialah pengaruh kharismatik, yang disebut “kekuatan ketiga” dalam agama kristen disamping Katolik dan Protestan. Gerakan kharismatik yang sebagian berakar pada aliran pentakosta, dan yang menekankan Roh Kudus, saat ini memasuki banyak denominasi dan bahkan sampai gereja Katolik juga.
Sekarang banyak orang Kristen di dunia ini mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ada kaitannya dengan Roh Kudus. Diantaranya Apakah baptisan Roh Kudus itu? Kapan hal itu terjadi? Apakah bahasa lidah yang dikaitkan dengan baptisan Roh Kudus mungkin ada perlu pada masa kini? Apakah pengalaman yang di sebut berkat kedua?. Dalam pertanyaan-pertanyaan ini adalah penting bagi penulis untuk membahas ialah siapakah Roh Kudus itu dan apakah pekerjaan Roh Kudus dalam diri orang percaya. Karena banyak orang yang menyebut abad ke-20 sebagai abad Roh Kudus. Disamping pengaruh dan meluasnya aliran pentakosta yang menekankan pelayanan Roh Kudus, aliran dispensasional pun pada masa kini menekankan hal yang sama.[1] Selain itu perhatian yang besar terhadap penginjilan dunia pada abad ini jelas-jelas membutuhkan Roh Kudus untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Hal ini dikatakan oleh Donald Guthtrie bahwa satu fungsi Roh Kudus bagi orang percaya ialah memampukan orang percaya untuk memberi kesaksian tentang Kristus (Yoh15:26). Sumber kesaksian tentang Kristus ialah Roh Kudus yang bekerja dalam diri orang-orang percaya[2]. Walaupun pekerjaan Roh Kudus sangatlah penting, namun bagi penulis kebutuhan yang lebih besar pada masa kini, yakni kebutuhan untuk mandalami pengajaran Alkitab mengenai siapakah Roh Kudus itu
Selain itu, ada seorang tokoh bidat bernama Arius yang menyangkal kekekalan Kristus dan kepribadian Roh Kudus. Bagi Arius, Roh Kudus hanya merupakan tenaga Allah yang dikerahkan atau dimanifestasikan dalam dunia ciptaan. Ajaran ini ditolak mentah-mentah dalam Konsili Nicea (325 M).[3]. sejalan dengan apa yang diajarkan oleh Arius, maka para pengikut saksi Yehuwa mengajarkan bahwa Roh Kudus bukan satu pribadi melainkan suatu tenaga aktif dari Allah. Orang yang dipenuhi Roh Kudus berarti dipenuhi oleh tenaga aktif Allah.[4] Jadi baik Arius maupun Saksi Yehuwa menolak ajaran Alkitab yang menyatakan bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi.
Oleh karena itu adalah menarik bagi penulis untuk mengambil topik Roh Kudus khususnya dalam tulisan Yohanes untuk menjelaskan dan membuktikan bahwa dalam Alkitab banyak ayat yang menyatakan tentang pribadi Roh Kudus dan pekerjaanNya bagi orang-orang percaya.

B.     Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan masalah mengenai Roh Kudus menurut Tulisan Yohanes adalah sebagai berikut:
1.      Siapakah Roh Kudus itu?
2.      Bagaimana Roh Kudus dalam pengajaran Yesus?
3.      Apakah pekerjaan  Roh Kudus dalam diri orang percaya?

C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah:
1.      Untuk mengetahui dengan benar pribadi Roh Kudus
2.      Untuk mengetahui seperti apakah Roh Kudus dalam pengajaran Yesus
3.      Untuk mengetahui karya Roh Kudus dalam diri orang percaya, dan
4.      Untuk membuat penulis mau hidup di pempin dan diatur oleh Roh Kudus


BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Pribadi Roh Kudus
Roh Kudus adalah oknum ketiga Allah, Ia memiliki pribadi tersendiri.[5] Dalam bahasa Yunani roh ditulis sebagai pneuma yang menunjukan sesuatu (jenis netral bukan maskulin), tetapi ketika Yesus berbicara tentang Roh Kudus, Ia berbicara tentang satu pribadi sehingga Ia menyebut Roh Kudus dengan kata ganti orang ketiga tunggal (He, Inggris), yang menunjukan satu pribadi. Sebab Yesus tahu bahwa Roh Kudus bukanlah benda (It), melainkan pribadi. Dan ini dipandang dari segi apapun, karena ucapan Yesus mengenai “parakletos” menjunjuk kepada sesorang yang berpribadi yang mempunyai kekuatan.[6]
Yohanes 16:13 “Tetapi apabila Ia (He) datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia (He) akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia (He) tidak akn berkata-kata dari diriNya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengarNya itulah yang akan dikatakanNya dan Ia (He) akan memeberikan kepadamu hal-hal yang akan datang”. Stanley M. Horton mengatakan bahwa Roh Kudus itu adalah suatu pribadi yang nyata, yang berakal, berperasaan dan berkehendak.[7]Dengan tegas dan mutlak Alkitab memandang Roh Kudus sebagai satu pribadi yang khas. Sebagaimana rasul paulus juga mengatakan dalam surat-suratnya bahwa Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus (Roma 8:27). Roh menyelidiki segala sesuatu (I Kor2:10). Jadi bertindak dengan tepat dan bijaksana (Ef 1:17). J. L. Ch. Abineno mengatakan dalam bukunya bahwa berbicara tentang Roh Kudus, dalam berbagai defenisi adalah wajar karena Roh Kudus sama seperti Allah yang tidak dapat didefenisikan atau objektifkan. Karena itu hanya kita jelaskan bahwa Roh Kudus adalah kuasa dari kasih Allah yang menyelamatkan, yang kita kenal dalam Yesus Kristus.[8]
Sebagaimana telah kita ketahui, Roh Kudus memilikii sifat-sifat yang menunjukan bahwa Dia adalah Pribadi yang sesungguhnya. Tapi Dia juga memilki sifat-sifat yang hanya dimiliki Allah, yang karenannya menunjukan bahwa Dia adalah Allah. Sifat-sifat ini ialah Mahatahu (Yes 40:13; 1 Kor 2:12), Mahahadir (Maz 139:7), dan Mahakuasa berdasarkan pekerjaanNya dalam Penciptaan (Ayb 33:4; Maz 104:30).Mengenai Roh Kudus, Dia adalah Allah sendiri yang dari luar datang kepada kita dan berkenan menciptakan bagiNya suatu tempat di dalam hati kta, artinya diadakanNya suatu hubungan yang sebelumnya tidaklah terdapat antara manusia dengan Allah[9].
Secara gramatikal mengenai pribadi Roh Kudus dalam Yoh 16:13-14, kata ganti penunjuk pria digunakan sebanyak dua kali untuk menyatakan Roh Kudus yang disebutkan dalam ayat 13. Ayat-ayat lainnya kurang jelas karena kata ganti tunggal pria yang digunakan bisa berarti untuk kata “Parakletos” , (Yoh 15:26; 16:7-8). Namun demikian, perkecualian yang jelas terhadap penggunaan secara normal dalam Yoh 16:13-14 benar-benar mendukung kepribadian Roh Kudus yang sesunguhnya.[10] Perihal mengenai Roh Kudus pun Billy Graham mengatakan bahwa apa yang dikatakan Alkitab adalah sudah benar bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi Ilahi, karena Ia adalah Allah sendiri.[11]Roh Kudus adalah Tuhan Yesus sendiri, sepanjang Ia yang telah dimuliakan melalui peristiwa Paskah dan Pentakosta dalam Kisah Para Rasul, dimana Ia menyerahkan diriNya kepada umatNya sehingga dapat dialami dan dinaikmati oleh umatNya.[12]
Setiap bukti Alkitabiah tersebut membawa pada kesimpulan bahwa Roh Kudus, meskipun keberadaanNya adalah roh, tetapi sesungguhnya Dia adalah pribadi yang sama seperti Bapa dan Anak.

B.     Roh Kudus dalam pengajaran Yesus

1.      Roh Kudus dalam kelahiran kembali
Ketika Nikodemus datang pada malam hari, Yesus langsung berbicara mengenai inti persoalannya, dengan mengatakan, “Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah” (Yoh 3:3). Selanjutnya Yesus menerangkang tentang kelahiran baru ini sebagai “lahir dari air dan Roh” (Yoh 3:5), dan dua kali mengulang kata “yang lahir dari Roh” (3:6,8). Jelaslah yang ditekankan ialah pekerjaan Roh Kudus dalam membawa hidup baru pada orang percaya; hidup dari atas, hidup dari surga, dari Allah. Namun kata “lahir dari air dan Roh” sukar sekali ditafsirkan. Pada umumnya ada empat pandangan arti air. Sementara orang mengangap itu air baptisan. Yang lain itu sebagai air dari kelahiran alamiah, yang lain menganggapnya air firman dan ada yang mengatakan itu adalah Roh sendiri.[13] Dalam hal ini, Leon Moris pun mengatakan bahwa ada juga pendapat mengenai kelahiran “dari air dan Roh” yaitu pertama, mereka menginterpretasikan air sebagai pembersihan, kedua, mereka menafsirkan air dengan melihatnya dalam kaitannya dengan kelahiran fisik dan pendapat ketiga ialah mereka melihatnya sebagai mengacu pada baptisan Kristen.[14]
Ada orang-orang yang tidak menyamakan air dalam Yoh 3:5 dengan baptisan air. Diantara mereka sebagian menganggap bahwa air itu menjelaskan arti kelahiran kembali, dengan menekankan kata kembali. Mereka memandang air sebagai simbol kelahiran pertama, kelahiran jasmani. Dengan demikian Roh yang mengerjakan kelahiran kedua. Akan tetapi, meskipun dilahirkan kembali merupakan arti yang masuk akal dari kata Yunani yang digunakan, dan gagasan itu memang terkandung dalam Yoh 3:3, arti yang lebih umum ialah “lahir kembali” itu digunakan untuk menggambarkan Yesus sebagai Oknum diterangkan sebagai datang dari surga. Kelahiran dari Roh menunjuk kepada kuasa Roh dalam orang-orang percaya untuk membaharui atau menciptakan kembali.[15]
Selanjutnya, Yoh 1:12-13 dengan tegas membedakan antara kelahiran jasmani dan kelahiran rohani. Orang-orang yang diberi kuasa atau hak untuk menjadi anak-anak Allah adalah mereka yang percaya dalam namaNya, dan kelahiran yang menjadikan mereka pewaris Allah bukanlah dari darah, bukan juga dari kehendak daging, tetapi  dari Allah. Demikianlah, kelahiran baru semata-mata berasal dari Allah, dan baik air maupun Roh harus menunjuk pada apa yang datang dari Allah.
Yesus sendiri berkata bahwa murid-muridNya telah dibasuh yang berarti bahwa mereka telah mandi secara rohani sebelum perjamuan akhir itu (Yoh 13:10). Kemudian Ia menjelaskan bahwa mereka memang sudah bersih karena Firman yang datang melalui Roh dan diurapi oleh Roh di dalam Yesus (Yoh 3:34; 6:63).
2.      Hidup dalam Roh
Dilahirkan dari atas bukanlah tujuan utama.Itu hanya merupakan langkah pertama menuju hidup dalam Roh. Kepada wanita di tepi sumur itu Yesus memperkenalkan diriNya sebagai pemberi air yang akan menjadi mata air yang terus memancar sampai kepada hidup yang kekal (Yoh 4:10,14). Jadi, Ia melangkah lebih jauh dari janji kelahiran baru kepada janji hidup dalam Roh, yang tidak hanya memberikan beberapa tetes air saja, melainkan menjadi mata air atau sumur bor yang terus-menerus mengalir sebab datangnya dari tempat yang lebih tinggi.
Walaupun Yesus tidak menjelaskansifat air tersebut kepada perempuan Samaria itu, artinya dijelaskan dalam Yoh 7:37-39. Di sana pada hari terakhir pada puncak perayaan Pondok Daun, Yesus memanggil orang-orang untuk datang kepadaNya dan minum. Hari Raya Pondok Daun merupakan peringatan masa 40 tahun bangsa Israel berada di padang gurun. Perayaan itu diadakan untuk mengingatkan mereka bahwa mereka masih harus bergantung kepada Allah sama seperti yang dilakukan oleh nenek moyang mereka pada waktu Allah memberikan mereka makan manna dari Surga dan memberikan mereka air yang keluar dari gunung batu. Dalam sebagian upacaranya Imam Besar akan menuangkan air dari kendi emas untuk melambangkan air yang telah diberikan oleh Allah.Tetapi Yesus memanggil orang banyak itu datang kepadaNya.Ia mempunyai Roh dengan tidak terbatas (Yoh 3:34). Aliran Roh yang meluap dari diriNya itu tersedia untuk memuaskan dahaga jiwa mereka.
Kemudian Yesus tidak sekedar menawarkan kepada mereka apa yang dapat diberikanNya pada waktu itu.Ia berjanji bahwa orang yang percaya kepad Dia, dari dalam hatinya akan mengalir aliran air hidup. Yang dimaksudkanNya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan (Yoh 7:39).
3.      Menyembah dalam Roh dan Kebenaran
Kepada perempuan Samaria di dekat sumur itu, Yesus masih memberikan penerangan lebih lanjut tentang hidup dalam Roh.Menyembah dalam Roh merupakan bagian yang amat penting dalam hidup itu.Manusia mula-mula gagal dalam penyembahan (Rom 1:21), dan hal ini masih merupakan pangkal kemunduran dari iman.[16]Perempuan itu sendiri mengajukan pertanyaan, manakah yang benar menyembah di Gunung Gerizim atau di Yerusalem.Pertanyaan itu sebenarnya menyimpang dari pokok pembicaraan, namun Yesus tidak mengabaikannya.Ia menjawabnya sedemikaian rupa sehingga kembali kepada pokok yang semula, yaitu keperluannya akan Roh dan hidup yang hanya dapat diberikan Yesus kepadaNya. Segera, sebenarnya pada waktu itu sudah tidak lagi perlu dalam penyemban kepada Bapa.“Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam Roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demiakian.Allah itu Roh dan barang siapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam Roh dan kebenaran” (Yoh 23-24).
Para penyembah yang benar, para penyembah yang sejati bukanlah mereka yang pergi ke tempat-tempat yang betul dan mengucapkan doa-doa yang betul.Mereka adalah orang-orang yang mengakui kodrat Allah.Karena kodratNya itu, Allah adalah Roh, dan jika kita menyembah dalam kebenaran kita hanya harus mengakui kodratNya, tetapi kita harus menyesuaikan penyembahan kita dengan kodratNya. Jadi kita harus menyembah “dalam  Roh”, karena inilah yang terutama ditekankan dalam bagian ini. Akan tetapi, dalam Roh seperti sering terjadi, sebenarnya berarti “dalam Roh” (yaitu Roh Kudus).Roh kita sendiri tidak sesuai dengan kodrat Allah sebagai Roh.Tetapi Roh Kudus sesuai dengan Allah.
Ketika menjawab pertanyaan perempun itu, Yesus juga berkata bahwa karena Allah itu Roh adanya, maka ia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu seperti di Yerusalem atau di Gerizim. Karena Roh kudus akan datang ke dunia, manusia boleh menyembah Allah di mana saja bila mereka didorong oleh Roh Kudus.[17]. Orang-orang percaya dalam Perjanjian Lama mengetahu hal ini. Mereka dapat menyembah Allah di kota Babel dan Susan, sama seperti yang mereka lakukan di Yerusalem. Bahkan Salomo pada saat mentahbiskan Bait Allah mengakui bahwa Allah tak dapat dibatasi dalam Bait itu, bahkan langit yang mengatasi segala langit pun tidak dapat memuat Dia ( 1Raj 8:27). Menyembah dalam kebenaran bagi pendengaran orang Yunani artinya menyembah dalam kenyataan yang kontra dengan ketidaknyataan bentuk-bentuk kosong. Kebenaran pada dasarnya merupakan ide Perjanjian Lama mengenai kesetiaan Allahakan diriNya sendiri, dan itulah sebabnya hal itu merujuk kepada apa yang sedang dilakukan Allah dalam kedatangan Yesus. Kebenaran datang melalui Yesus Kristus (Yoh 1:17), yaitu penyataan yang utuh tentang kehendak Allah dalam penebusan bagi manusia.[18]Jadi, sebenarnya tempat atau bentuk penyembahan itu sendiri tidak menjadi soal, selama penyembahan itu digerakkan dan diilhami oleh Roh.Demikianlah penyembahan dalam kebenaran.

C.    Pekerjaan Roh Kudus dalam diri  orang percaya

Ada banyak pekerjaan Roh Kudus didalam diri orang percaya, selain membawa manusia untuk datang kepada Yesus. Pekerjaan Roh Kudus dalam diri orang pecaya adalah sebagai berikut:
1.      Bekerja dalam diri orang percaya untuk memuliakan Kristus (Yoh 16:14).
Guthrie menjelaskan bahwa Roh selalu menyangkal diri, tidak pernah berbicara sesuai kehendakNya sendiri (ay 13). Ia tidak mencari kemulian sendiri namun kemuliaan Kristus semata. Dia memimpin kita dalam kebenaran dengan cara mendengar, berbicara dan menunjukan hanya Kristus yang dimuliakan.[19] Sebagai mana dikatakan oleh George Eldon Ladd bahwa
Roh itu akan memuliakan Kristus.pelayananNya ialah menarik perhatian orang terhadap Dia yang diwakiliNya, untuk menyatakan kepada manusia hal-hal tentang Kristus, maksudnya ialah menyaksikan Kristus yang tidak hadir secara fisik lagi di dunia ini (Yoh 15:26)”.[20]
Karena Dia adalah Roh Kebenaran (Yoh 14:17), maka Dia akan menyaksikan tentang kebenaran dan akan menuntun manusia kepada penyataan penebusan kebenaran yang meluas. Sebab hal ini Yesus sudah menjanjikan bahwa Roh Kudus akan menuntun para muridNya kepada seluruh kebenaran (16:13) yaitu kepada kedaulatan Allah dalam penebusan secara sempurna.
2.      Mengajar dan Bersaksi
Sebelum Yesus meninggalkan murid-muridNya, Ia mendorong mereka dengan mengatakan kepada mereka bahwa Ia akan mengutus “Penolong yang lain” (Yoh 14:16). “Yang lain” menekankan bahwa Roh kudus akan menjadi Penolong yang yang serupa dengan Kristus. Sebagaimana Kristus telah mengajar murid-murid (Yoh 8:2), demikian pula Roh Kudus akan mengajar mereka (Yoh 14:26). Roh Kudus akan menampilkan dan melakukan pengajaran yang sama dengan Kristus.[21] Karena itu Roh Kudus akan menyebabkan mereka mengingat hal-hal yang Kristus telah ajarkan sebelumnya; Roh Kudus akan mengkonfirmasi pengajaran Kristus.
Selain Roh Kudus berkarya dalam hal mengajar, Ia juga berkarya dalam hal bersaksi.Yesus berjanji pada murid-murid bahwa Roh Kudus “akan memberikan kesaksian tentang Aku” (Yoh 15:26). Kata memberikan kesaksian  berartiIa menunjukan kepada manusia siapa sebenarnya Yesus dan apa yang telah dilakukan Yesus.[22] Dengan demikian Roh Kudus akan bersaksi tentang pengajaran Kristus bahwa Ia telah datang dari Bapadan telah mengatakan kebenaran Allah. Kata yang sama digunakan pada waktu para murid bersaksi tentang Kristus (Yoh 15:27). Sebagaimana para murid bersaksi tentang Kristus demikian pula Roh Kudus bersaksi tentang Kristus.

3.      Penghibur, Penolong dan Pembela
Ada banyak perselisihan pendapat tentang makna kata Penghibur, yang juga diterjemahkan sebagai pengantara (pembela), bila itu dipakai untuk Kristus yang sudah naik (1 Yoh 2:1). Kata Yunani parakletos berasal dari kata para, “di samping” dan kata kaleo, “memanggil”. Kata ini merupakan kata kerja pasif dan artinya yang paling kuno (jauh sebelum zaman Perjanjian Baru) “adalah seorang yang dipanggil untuk menolong, membantu, memberi nasihat atau bimbingan kepada seseorang.”[23] Kebanyakan ahli dari gereja Roma Katolik mengartikannya sebagai seorang pengacara, ahli hukum, penasihat untuk pembelaan (yaitu memberi nasihat, bukannya mengadakan pembelaan). Dalam era modern ini ada juga yang mendesak bahwa arti pengacara adalah satu-satunya arti yang betul, tertutama dalam Yoh 15:26 dan 1 Yoh 2:1.
Akan tetapi, Roh Kudus dalam injil Yohanes bukan seorang pengacara dan bukan terutama seorang pengantara. Bahkan dalam Yoh 16:8-11 Ia bukan seorang pengacara dan bukan jaksa penuntut yang berusaha untuk mendapatkan penghukuman yang akan mengirim orang ke neraka. Sebaliknya Dialah seorang Guru, Wakil Kristus, yang berusaha meyakinkan orang-orang tentang kebenaran dan membawa mereka kepada pertobatan. Juga, Ia bukan terutama menjadi pengacara pembela ketika murid-murid dibawa untuk menghadap para penguasa dan raja. Tetapi, Dialah yang mengajarkan mereka apa yang harus mereka katakan sehingga mereka akan mempermuliakan Kristus dan memberi kesaksian tentang Dia, bukannya membela diri mereka sendiri (Luk 12:12). Sebenarnya, Ia sama sekali bukan Pengacara atau Penasihat hukum, tetapi Ialah Guru yang berbicara atas nama Kristus dan melengkapkan uangkapanNya.
Sebenaranya, arti asli kata parakletos sama sekali bukan seorang ahlihukum atau seorang ahli bidang lain. Sebaliknya, Ia seorang teman yang tampil demi kepentingan orang lain, atau yang bertindak sebagai penengah, pengantara, penasihat, atau penolong.Hal ini diakui oleh para bapa gereja Yunani yang mula-mula.Mereka menyadari bahwa penggunaan kata tersebut memerlukan arti yang aktif sebagai Penolong atau Penghibur.
Akan tetapi, dengan kata Penghibur, tidak dimaksudkan penghibur dalam arti masa kini, yaitu penghibur seseorang berdukacita atau kehilangan. Alkitab memberikan salah satu contoh dalam Kis 9:31, di mana kita mendapatkan bahwa jemaat-jemaat yang hidup dalam takut akan Tuhan, jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus. Konteksnya menunjukan bahwa Roh Kudus mendatangkan penambahan jiwa yang berlipat ganda ini dengan jalan mengurapi pemberitaan firman dan dengan menghidupkan semangat, memberi kuasa, menyucikan, mendorong dan memberanikan orang-orang percaya. Jadi, kita melihat Sang Penghibur gabungan ide-ide Guru dan Penolong yang menjadi pengantara kebenaran Kristus dan memberi kuasa bagi penyebaran Injil dan pertumbuhan gereja.

4.      Menginsafkan, Menyalahkan dan Meyakinkan 
Sebagian terbesar ajaran Yesus tentang Roh Kudus berkaitan dengan hubunganNya dengan orang-orang percaya. Yoh 16:8-11 merupakan bagian utama yang menunjukan tentang hubungan Roh Kudus dengan dunia (umat manusia pada umumnya). Ia datang untuk “menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.” Ada yang berpendapat bahwa kata “menginsafkan” itu hanya berarti memberitahukan putusan atau menyatakan bahwa dunia bersalah dalam hal-hal yang disebut itu.[24]Dunia ingin mengabaikan atau mengingkari dosa, kebenaran dan penghakiman. Mereka menetapkan patokan mereka sendiri tentang hal yang baik dan yang salah dan mengangap ringan prinsip-prisip yang akan mengahakimi mereka atau mereka meninggikan dosa atau menjadikan segala sesuatu itu soal pilihan pribadi, sehingga sama sekali mengaburkan perbedaan antara baik dan jahat.Dan dapat diketahui bahwa Roh Kudus meyakinkan manusia bahwa Yesus adalah kebenaran dari Allah.Ia menunjukan kepada orang berdosa bahwa Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup (Yoh 14:6). [25] Hanya sedikit orang yang dewasa inimau memikirkan neraka dan penghukuman. Dengan demikian, mereka menutup matamereka sendiri terhadap keperluan mereka akan Injil. Roh Kudus harus berbuat lebih banyak daripada sekedar menyatakan fakta-fakta Injil. Ia menyampaikan fakta-fakta itu sedemikian rupa sehingga orang-orang akan diyakinkan tentang hal-hal ini dan mulai menyadari keperluan mereka akan keselamatan yang ditawarkan melalui Kristus.
Seluruh pekerjaan Roh Kudus untuk meyakinkan dunia ini dan usahaNya menimbulkan rasa bersalah yang akan membawa manusia pada pertobatandikerjakan dalam hubungan dengan Kristus dan kemenanganNya di salib. Dalam kematianNya, Yesus benar-benar taat kepada kehendak Allah dan dengan demikian Ia bertindak dalam kebenaran kematianNya inilah yang membuat orang-orang berdosa telah berdiri dihadapan Allah sebagai orang yang benar karena Roh Kudus berkarya dalam meyakinkan orang.[26] Ini juga dikerjakan sedemikian rupa sehingga menunjukan inti makna tiap hal itu. Hal pertama yang perlu Roh Kudus yakinkan dunia ini adalah dosa, bukan hanya perbuatan-perbuatan yang berdoasa, tetapi dosa. Dunia mungkin mengakui bahwa beberapa hal adalah dosa. Hal-hal yang merugikan masyarakat atau kesehatan mungkin akan disalahkan. Akan tetapi hal-hal yang dianggap sebagai dosa itu berbeda di tiap-tiap tempat, di tiap-tiap kebudayaan, dan bagi tiap-tiap orang. Alkitab juga bertindak terhadap dosa-dosa tertentu. Ia minta agar manusia bertobat dan mengakui dosa-dosanya. Manusia harus disucikan dari perbuatan dosa itu dan dosa itu harus dihapus. Tetapi dosa sendiri merupakan problema yang nyata, dan dosa pada hakikatnya adalah ketidakpercayaaan.
Setelah Yesus datang, orang-orang tidak perlu melakukan apa-apa untuk dihukum. Karena mereka tidak percaya kepadaNya, mereka telah dihukum (Yoh 3:18). Dosa-dosa menghalangi mereka datang kepada Kristus, tetapi dosa yang nyata adalah ketidakpercayaan  kepada Yesus (Yoh 3:19-20).[27] Melalui Kristus pengampunan telah disediakan untuk semua orang percaya. Sekarang alasan satu-satunya manusia mati dalam dosa ialah karena mereka tidak percaya (Yoh 8:24). Melalui kematian Yesus kita melihat kengerian dosa dan melalui Roh Kudus kita diinsafkan bahwa ketidakpercayaan kita sesungguhnya adalah dosa. Hal ini dikatakan katakan juga oleh Paulus bahwa Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat menjadi dosa karena kita (2 Kor 5:21).
Selain diinsafkankan dosa, kita perlu juga diyakinkan oleh Roh Kudus tentang kebenaran, bukan kebenaran mereka sendiri atau ketiadaan kebenaran itu, tetapi kebenaran yang sebenarnya sebagaimana yang tampak dalam Yesus. Kebenaran Yesus dalam ayat ini menyangkut ketulusan yang selalu jujur, dan adil, yang selalu mengajarkan hal yang benar di hadapan Allah. Setelah kita diinsafkan akan dosa, kita perlu mengetahui bahwa kita memilki seorang pengacara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus Yang Benar, yang adalah pendamaian (korban karena dosa) untuk segala dosa kita dan juga untuk dosa seluruh dunia (1 Yoh 2:1-2).
5.      Memimpin kepada Kebenaran
Roh Kudus memimpin orang percaya ke dalam seluruh kebenaran.Kebenaran yang dimaksud bukanlah buah pikiran manusia tetapi Firman Tuhan, kerena firman Tuhan adalah kebenaran (Yoh 17:17).Roh Kudus bukan hanya memberi informasi dan pengetahuan, tetapi juga membuat orang percaya mengalami kebenaran dan menikmati indahnya kebenaran firman Tuhan.[28] Dengan demikan Roh Kudus membuat orang percaya menjadi rindu akan firman Tuhan.Memimpin kepada seluruh kebenaran adalah mencakup dengan pemahaman yang berkembang mengenai arti misi Yesus, makna kematian dan kebangkitanNya dan penerapan iman yang baru yang baru yang ditetapkan itu ke dalam kehidupan.[29]











BAB 3
KESIMPULAN
Sesuai dengan pemaparan diatas mengenai siapakah Roh Kudus dan apakah pekerjaanNya dalam diri orang percaya, maka penulis menyimpulkan bahwa Roh Kudus adalah Allah sendiri. Di dalam Alkitab dinyatakan bahwa Ia sama dengan Allah. Mempunyai sifat-sifat Allah, berbuat sama seperti yang diperbuat Allah; meyakinkan manusia akan dosa, kebenaran dan penghakiman, serta memberikan kehidupan.
Selanjutnya, Roh Kudus adalah suatu pribadi. Tuhan Yesus tidak menyebut Roh Kudus sebagai sesuatu, tetapi Ia memakai kata ganti orang ketiga ‘Dia’. Roh Kudus mempunyai perasaan, Ia dapat berbuat seperti yang diperbuat seseorang. Ia berperan dalam memuliakan Kristus, Mengajar orang dalam kebenaran, memimpin dan meyertai setiap orang percaya kepada kebenaran, membimbing dan menginsafkan serta mengahakimi dunia akan dosa.
Jadi, perihal mengenai Siapakah Roh Kudus itu dan apakah pekerjaanNya bagi orang percaya ialah bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi yang sama seperi Bapa (Allah) dan Anak (Yesus),  karena itu Dia adalah Allah sendiri atau dengan kata lain Roh Kudus adalah satu pribadi dari tiga oknum Tritunggal. Maka, Dia hadir dan berkenan di dalam diri orang percaya, untuk memuliakan Kristus karena pekerjaan keselamatanNya, membimbing dan mengajar kepada kebenaran serta menginsafkan dan menghakimi dunia akan dosa.









DAFTAR PUSTAKA

Abineno, J. L. Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-5, 2001)
Datu Yunus, Baptisan Roh Kudus, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, Cet. Pertama, 1999
Enns Paul, The Moody Handbook Of Theology, (Malang: SAAT, 2003)
Guthrie Donald, Teologi PB 2; Misi Kristus, Roh Kudus, Kehidupan Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-)
Graham Billy, Roh Kudus, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, Cet. Ke-4, 1998)
Hadiwijono Harun, Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-21, 2010),
Horton Stanley M, Oknum Roh Kudus, (Malang: Gandum Mas, Cet. Pertama)
Ladd George Eldon,Teologi Perjanjian Baru Jilid 1, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, Cet. Ke-2, 2002)
Moris Leon, Teologi Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, Cet. Ke-5, 2014
Ryrie Charles D, Teologi Dasar 2 (Yogyakarta:Andi, Cet. Ke-10)
Suria Isak, Kehidupan Kristen Seperti Apakah 1, (Tangerang: Yayasan Semangat Iman Intelektual, Cet. Pertama, 2015)
Niftrik G. C. Van  dan Boland. B. J.  , Dokmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 335
Walvoord John F , The Holy Sprit (Ohio: Dunham Publishing Company, 1958)
Buku Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi (USA: Watchtower Bible and Tract Society of New York



[1] . Charles D. Ryrie, Teologi Dasar 2 (Yogyakarta:Andi, Cet. Ke-10), 109. Selanjutnya disebut: Ryrie, Teologi Dasar 2
[2]. Donald Guthrie, Teologi PB 2; Misi Kristus, Roh Kudus, Kehidupan Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-), 163. Selanjutnya disebut: Guthrie, Teologi PB 2
[3]. John F. Walvoord, The Holy Sprit (Ohio: Dunham Publishing Company, 1958), 5
[4].  Buku Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi (USA: Watchtower Bible and Tract Society of New York,
[5]. Ryrie, 111.
[6]. Guthrie, 162.
[7]. Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus, (Malang: Gandum Mas, Cet. Pertama ), 8. Selanjudnya disebut: Horton, Oknum Roh Kudus
[8]. J. L. Ch. Abineno, Pokok-pokok Penting dari Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-5, 2001), 142.
[9] . G. C. Van Niftrik dan B. J. Boland, Dokmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 335
[10]. Ryrie, 111
[11]. Billy Graham, Roh Kudus, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, Cet. Ke-4, 1998), 17.
[12]. Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, Cet. Ke-21, 2010), 356.
[13].Horton, 108.
[14]. Leon Moris, Teologi Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, Cet. Ke-5, 2014), 356-357. Selanjutnya disebut: Moris, Teologi PB
[15]. Guthrie, 158
[16]. Horton, 112.
[17]. George Eldon Ladd ,Teologi Perjanjian Baru Jilid 1, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, Cet. Ke-2, 2002), 392. Selanjutnya disebut: Ladd, Teologi PB Jilid1
[18]. Ibid.
[19]. Guthrie, 163
[20]. Ladd, 397
[21]. Paul Enns, The Moody Handbook Of Theology, (Malang: SAAT, 2003), 303.
[22]. Morris, 361
[23]. Horton, 117
[24]. Horton, 119
[25]. Yunus Datu, Baptisan Roh Kudus, (Bandung: Lembaga Literatur Baptis, Cet. Pertama, 1999), 27.
[26]. Morris, 364
[27]. Guthrie, 164.
[28]. Isak Suria, Kehidupan Kristen Seperti Apakah 1, (Tangerang: Yayasan Semangat Iman Intelektual, Cet. Pertama, 2015), 112
[29]. Ibid.,R 

Komentar

ebenezeroborny mengatakan…
Casino Tycoon 1,600 Slot Games - Mapyro
The Casino 속초 출장샵 Tycoon 인천광역 출장안마 1,600 slot games are available 경주 출장샵 in 삼척 출장샵 many casino sites. Take a look at all the casino games available 나주 출장마사지 right now to find out

Postingan populer dari blog ini

Proposal Skripsi

“TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGAJARAN ALLAH TRITUNGGAL MENURUT ERASTUS SABDONO”

Ajaran Sesat