Bahan Seminar
MENJADI GURU SEKOAH
MINGGU
ADALAH PANGGILAN
Disajikan oleh : Pdt. Ramli Sianturi, MTh
Pengantar
Panggilan
dalam arti modern untuk suatu pekerjaan, tidak terdapat dalam PB. Pengertian itu dikembangkan oleh Luther
dan Calvin pada abad ke-16, dalam serangan mereka atas Katolikisme Roma, yang
menganggap panggilan itu hanya untuk memasuki suatu ordo keagamaan.Dalam PB
orang dipanggil untuk suatu kehidupan baru dalam Kristus (1Kor. 1:26) dan para
rasul mempunyai panggilan untuk menguatkan mereka (1Kor. 1:1). 2) Sebagai
bagian dari tindakan penebusan-Nya. Allah 'memanggil' Israel (Yes. 49:1) dan
individu-individu (Yes. 41:25). Panggilan itu kadang-kadang untuk suatu
pekerjaan baru dan tak terduga, karena itu diberikan nama yang tak terduga
(Luk. 1:59-63), atau nama baru (Yoh. 1:42). Panggilan Allah kepada manusia
terus berlanjut dalam jemaat rasuli (Gal. 1:15).Meskipun semua orang dipanggil
dalam kesetaraan untuk bersama-sama ambil bagian dalam kehidupan Kristen, namun
beberapa di antaranya dipanggil untuk maksud-maksud tertentu, seperti pada
kasus *Matias (Kis. 1:24) dan Paulus (Gal. 1:15).Sejak Reformasi, Martin
Luther, dan banyak orang lain, telah menegakkan doktrin yang tinggi mengenai
suatu pekerjaan sekuler sebagai panggilan seseorang.Namun, arti panggilan
seperti ini tidak dikenal dalam PB.
Dalam
PL dan PB kata ini muncul kr 700 kali sebagai kata kerja, kata benda atau kata
sifat. Akar kata Ibrani ialah qr; kata Yunani kalein (dgn
kata-kata gabungannya dan kata jadiannya kletos, 'dipanggil' dan klesis, panggilan), legein dan fonein.Istilah atau sebutan-sebutan tersebut
utamanya hendak menjelaskan bahwa Allah adalah pelaku yang memanggil bagi
maksud dan tujuan-Nya sendiri.Dengan demikian istilah “panggilan”mengungkapkan arti teologisnya, yaitu
panggilan untuk melayani Allah dalam suatu fungsi dan bagi suatu
tujuan khusus (1 Sam 3:4; Yes 49:1).
DIPANGGIL
UNTUK MELAYANI ALLAH:
Menggembalakan
Anak Sekolah Minggu
Matius
20:28 mengatakan, “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Kehadiran Yesus di
dunia semata-mata untuk melayani dan menjadi pelayan bagi manusia (Mat. 20:28;
Luk. 22:27).Pelayanan terbesar yang Yesus lakukan bagi manusia adalah
mengorbankan nyawa-Nya agar dunia diselamatkan. Karena itu, sebagai orang-orang
yang telah diselamatkan, setiap orang percaya kepada Kristus terpanggil
melayani seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh
tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah (1 Petrus
4:10). Ketika Tuhan memanggil orang-orang pilihanNya, Ia tidak memanggil mereka
untuk menganggur saja, melainkan untuk melayani Allah yang hidup. Itu adalah
amanat bagi setiap orang percaya.Ada pun bentuk panggilan untuk melayani di
dunia ini ada dua jenis, yaitu panggilan umum dan panggilan khusus. Panggilan
umum adalah melakukan tugas yang telah Tuhan berikan kepada kita dalam
kehidupan sehari-hari dengan meneladani kehidupan Kristus selama hidup-Nya di
dunia (1 Yoh.2:6). Sementara panggilan khusus adalah pelayanan dalam bidang
yang khusus dan tujuan yang khusus, seperti pendeta, majelis jemaat, guru
sekolah minggu, pelayan kategorial dan fungsional, dll.Dengan ini, motif
yang benar-benar suci sangatlah penting dalam melaksanakan pelayanan bagi
Tuhan.
Dasar Panggilan
Untuk Melayani
1.
Kita diciptakan untuk melayani Allah.
Alkitab
berkata: Allah membentuk kita supaya kita melakukan hal-hal yang baik yang
sudah dipersiapkannya untuk kita (Ef.2:10). Hal-hal yang baik inilah pelayanan
kita.Kapanpun kita melakukan hal yang baik terhadap orang lain, asalkan kita
melakukannya untuk Tuhan, kita sebenarnya sedang melayani Allah (Kol. 3:23;
Mat. 25:40; 45).Terlebih untuk pelayanan khusus, seperti mengajar Sekolah
Minggu.
2.
Kita diselamatkan untuk melayani Allah.
Allah
menebus kita supaya kita bisa melakukan pekerjaan kudusnya.Kita tidak
diselamatkan oleh pelayanan, tetapi kita diselamatkan untuk
pelayanan.Dalam kerajaan Allah, kita
memiliki sebuah tempat, sebuah tujuan, sebuah peran, sebuah fungsi untuk
dilaksanakan. Ini memberi arti dan nilai yang luar biasa kepada kehidupan
kita.Yesus harus mengorbankan nyawaNya sendiri untuk membeli keselamatan kita.
Kita tidak melayani Allah karena rasa bersalah atau ketakutan atau bahkan
kewajiban, tetapi karena sukacita dan ucapan syukur yang dalam atas apa yang
telah Dia kerjakan bagi kita. Kita berhutang nyawa kepadaNya (1Kor. 6:20).
Melalui keselamatan, masa lalu kita telah diampuni, masa kini kita diberi
makna, dan masa depan kita dijamin.
Istilah
lain dalam bahasa inggris untuk melayani Allah yang salah dimengerti oleh
banyak orang adalah ministry (pelayanan sebagai gembala/pendeta). Ketika
sebagian orang mendengar kata “pelayanan” mereka berpikir tentang gembala,
pendeta, dan rohaniwan profesional, tetapi Allah berkata setiap anggota
keluarga-Nya merupakan seorang pelayan (minister).Di dalam Alkitab, kata
hamba (servant) dan pelayanan (minister) adalah sinonim, seperti
halnya service dan ministry.
3.
Kita dipanggil untuk melayani Allah.
Ketika
bertumbuh, kita mungkin mengira bahwa “dipanggil” oleh Allah merupakan sesuatu yang
hanya dialami oleh para misionaris, gembala, dan pekerja gereja purna waktu lainnya,
tetapi Alkitab berkata bahwa semua orang kristen dipanggil untuk melayani.
Panggilan kita untuk keselamatan meliputi panggilan untuk melayani. Keduanya
sama. Tidak peduli apa pekerjaan atau karier kita, kita dipanggil untuk
pelayanan kristiani purna waktu.
Seorang
kristen yang tidak melayani merupakan sebuah pernyataan yang bertentangan.
Setiap kali kita memakai kemampuan-kemampuan yang diberikan Allah untuk
menolong orang lain, kita sedang memenuhi panggilan kita.
4.
Kita diperintahkan untuk melayani Allah.
Bagi
orang-orang orang percaya, pelayanan bukanlah pilihan, sesuatu untuk dimasukkan
ke dalam jadwal kita jika kita bisa menyediakan waktu.Pelayanan adalah inti
kehidupan Kristen.Yesus datang untuk melayani dan untuk memberi.Dan kedua kata kerja tersebut
seharusnya juga menjadi ciri kehidupan kita di dunia.Kita seharusnya menjadi
bagian dari solusi, bukan masalah. Karena itu:
“Gembalakanlah
kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan
sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari
keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri” (I Petrus 5:2a)
Motivasi Dalam Melayani Allah
1.
Tergerak Oleh Ketaatan
Di
dalam kitab Ulangan 13:4, nabi Musa menulis, “Tuhan, Allahmu, harus kamu ikuti,
kamu harus takut akan Dia, kamu harus berpegang pada perintahNya, suaraNya
harus kamu dengarkan, kepadaNya kamu harus berbakti dan berpaut.” Ayat tersebut
berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah.Di tengah rangkaian kata-kata yang
memerintahkan agar kita patuh kepadaNya, terdapat perintah “kepadaNya harus
kamu berbakti”.Berbakti kepadaNya berarti mengabdi kepadaNya dan melayani Dia.
Ya, kita harus melayani Dia karena kita mau mematuhi Dia.Jika kita tidak
melayani Tuhan, itu berarti tidak mematuhi Dia. Jadi, tidak melayani Tuhan
adalah suatu dosa.
2.
Tergerak Oleh Hati yang Bersyukur
Dengan
memberikan diriNya sendiri sebagai korban penebusan dosa kita, Tuhan Yesus
sudah melakukan sesuatu yang terbesar bagi kita.Tidak ada pemberian yang lebih
besar daripada itu. Tidakkah kita menyadari bahwa tidak ada yang lebih besar
yang dapatia perbuat bagi kita daripada memberikan diri-Nya bagi keselamatan
kita? Jika kita menyadari dengan sungguh bahwa hidup kita saat ini adalah
anugerah Tuhan, maka kita akan mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan.
Kita akan melayani Tuhan seumur
hidup meskipun kita tahu bahwa kita
tidak akan pernah bisa membalas anugerah Tuhan yang besar itu. Kalau kita
sebagai hambanya tidak dapat melayani Dia dengan penuh rasa terima kasih, apa
yang dapat membuat kita berterima kasih kepadaNya?
3.
Digerakkan Oleh Kasih
Menurut
Galatia 5:13, pelayanan harus dilakukan atas dasar kasih. Tidak ada “bensin”
yang lebih baik untuk menggerakkan kita melayani dan memberi semangat selain
kasih.Dalam pelayanan kita kepada Tuhan, kita melayaniNya bukan demi memperoleh
uang, tetapi kita melakukannya atas dasar kasih kepada Tuhan dan kepada
sesama.Melayani Tuhan bukanlah persoalan suka atau tidak suka.Kita diberi
amanat, “pergilah!” maka kita pergi.Kasih Yesuslah yang mendesak kita pergi
melayani. Kalau orang-orang Kristen dipenuhi dengan kasih Yesus, mereka akan
digerakkan pula oleh kasih Yesus. Hasilnya mereka “tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah
mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2 korintus 5:14-15). Mereka melayani
Allah dan sesamanya atas dasar kasih Yesus.
“Gembalakanlah
kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan
sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan
karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri” (I Petrus 5:2b)
Pola Melayani Allah
1. Pola Kerendahan Hati
Yesus
adalah hamba yang sempurna.Kebesaran-Nya terlihat dari kesediaan-Nya
merendahkan diri, melayani kedua belas murid-murid-Nya.Sungguh, suatu
kerendahan hati yang mencengangkan. Yesus, Tuhan dan Guru dari murid-murid itu,
bersedia mencuci kaki mereka untuk memberi
contoh bagaimana murid-muridnya harus melayani dengan kerendahan hati
(Yoh. 13). Dalam kehidupan ini selalu ada kecenderungan dalam diri kita
(Alkitab menyebutnya sebagai “kedagingan”) untuk berpikir dan berharap mendapat
imbalan, atau pujian, atau keuntungan bagi diri saya sendiri.
Tentunya
ini bukanlah pelayanan yang Kristus maksudkan, melainkan pelayanan untuk diri
sendiri.Ini adalah godaan yang membahayakan pelayanan kita.Karena itu, dengan
kuasa Roh Kudus, kita harus menolak pelayanan yang bermotivasi mementingkan
diri sendiri.Itu adalah motivasi yang bertentangan dengan pola Yesus, yaitu
mengosongkan diri-Nya sendiri, merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati di
kayu salib (Filipi 2:1-11). Kerendahan hati kita dalam melayani Tuhan haruslah
tulus, yaitu, “menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri
(Filipi 2:3). Orang Kristen seharusnya melayani dengan rendah hati karena hal
itu membuat dirnya menjadi semakin seperti Yesus.
2. Pola Sukacita
Melayani
Tuhan tidak pantas dilakukan dengan hati yang mengomel atau kecut.Kita harus
melakukannya dengan sukacita. Pada zaman
dahulu kala, hamba-hamba raja sering dijatuhi hukuman mati hanya karena
bermuka muram sewaktu melayani sang raja. Ada sesuatu yang tidak beres pada
diri kita kalau tidak dapat melayani Tuhan dengan sukacita. Kalau kita melayani
Tuhan hanya karena merasa itu sudah
kewajiban, tidaklah aneh kalau kita tidak dapat melayani Dia dengan sukacita.
Kalau kita melayani Tuhan hanya karena ingin masuk surga, tidaklah aneh kalau
Anda tidak dapat melayani Dia dengan sukacita. Sebaliknya orang percaya yang
berterima kasih atas apa yang telah Tuhan lakukan baginya akan dapat melayani
Tuhan dengan sukacita dan sukarela. Pola sukacita ini bersumber dari pengalaman
iman dan syukur atas perbuatan-perbuatan Allah di dalam Yesus Kristus yang
telah menyelamatkan dan menghidupkan kita kepada kehidupan yang kekal serta
memanggil kita menjadi rekan sekerja-Nya bagi pelayanan kerajaan-Nya di dunia
ini.Karena itu,
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Rom 12:11).
Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Rom 12:11).
“Gembalakanlah
kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan
sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari
keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri” (I Petrus 5:2c)
3. Pola Keteladanan
Pola keteladanan ini bersumber dari
keteladanan Yesus dalam melayankan berita Kerajaan Allah.Ia tidak hanya
mengajarkan prinsip-prinsip kebenaran, tetapi secara menghidupi dan
mempraktekkan setiap kebenaran itu dalam seluruh hidup dan perbuatan-Nya.
Inilah yang membuat pelayanan-Nya membawa dampak dan hasil yang ajaib dan
membahagiakan bagi manusia, terlebih memuliakan Allah Bapa-Nya. Terdengarlah
suara Allah : “Inilah Anak yang Kukasihi! Kepada-Nyalah Aku berkenan” Demikian
pun dengan kita para duta-duta-Nya.Keteladanan hidup kita menjadi legitimasi
dari pelayanan kita, sekaligus menjadi meterai oleh Roh Kudus bagi kuasa yang
mengalir melalui pelayanan tersebut.Bahkan keteladanan hidup di dalam Kristus
menjadi pola pelayanan yang paling efektif dan menakjubkan bagi hasil dan
jangkauannya.
“Janganlah kamu berbuat seolah-olah
kamu memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah
kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu” (I Petrus 5:3)
SETIAP
ORANG PERCAYA
MEMPUNYAI
KARUNIA UNTUK MELAYANI
Karunia-karunia
Roh menunjukkan peran-peran kita dalam pelayanan.Semua manusia dilahirkan
dengan bakat dan talenta tertentu, namun hanya orang percaya yang diberikan
karunia-karunia Roh.Karunia-karunia Roh dianugerahkan kepada kita ketika kita
dilahirkan kembali dan menjadi bagian dari tubuh Kristus (gereja
lokal).Anggota-anggota tubuh Kristus, yaitu jemaat diperlengkap dalam tubuh
Kristus untuk melayani dengan bakat, talenta, dan karunia-karunia yang mereka
miliki.
Dalam
1 korintus 12:4, 11, disebutkan bahwa ada bermacam-macam karunia, dan bahwa Roh
Kuduslah yang akan menentukan karunia mana yang akan diberikanNya kepada kita.
Dan tujuan diberikannya karunia itu adalah untuk melayani (Li. I Petrus 4:10).
Apa pun pandangan teologi kita tentang karunia Roh,yang pasti ada dua hal
penting yang terungkap dalam firman Tuhan ini yaitu: (1) Kalau kita adalah
orang percaya, maka kita mempunyai
karunia Roh; (2) Tujuan Allah memberi karunia itu kepada kita adalah untuk
melayani kehendak-Nya.
Banyak
orang Kristen yang sudah lama melayani Allah dengan setia, tidak mengetahui
dengan pasti karunia apa yang sudah Tuhan berikan kepada mereka. Kenyataan ini
tidak bermaksud mengatakan bahwa kita tidak perlu mencoba mencaritahu karunia
apa yang kita miliki, tetapi hal ini hendak mengatakan bahwa sekalipun kita
tidak dapat mengatakan dengan pasti karunia apa yang ada pada kita, keselamatan
yang sudah kita peroleh tidak dibatalkan.
Cara
untuk mencaritahu karunia apa yang ada pada kita adalah melayani Tuhan, dan
menemukan di bidang mana kita sangat antusias dan menikmati melakukannya.
Seandainya kita mempunyai karunia untuk mengajar, kita tidak akan betul-betul
mengetahui bahwa kita memiliki karunia mengajar kalau kita tidak mau mulai
mencoba mengajar. Melalui pelayanan kepada orang-orang yang sedang berada dalam
kesusahan dan yang sedang terluka hatinya, kita mungkin saja mendapati bahwa
kita mempunyai karunia belas kasihan.
Bertolak
dari keterangan di atas, kita harus mendisiplinkan diri untuk melayani di dalam
gereja.Kita tidak harus melayani dalam bidang yang menonjol.Kita tidak harus
mempunyai kedudukan yang tinggi. Seseorang yang mempunyai hati seorang hamba akan mendapati dirinya
digerakkan oleh kasih Yesus sehingga ia rela melayani sekalipun di luar jam
kerja/jam pelayanan yang sudah ditentukan. Orang-orang yang tidak dapat
melayani sebagaimana yang mereka kehendaki, yang terhalang oleh keadaan
fisiknya, biasanya dapat menjadi pendoa syafaat yang kuat.Tuhan memberi kita
karunia Roh supaya kita memakainya untuk melayani.
PENUTUP
Tuhan
memilih dan memanggil kita sebagai utusan-Nya, sebagai Rekan Sekerja-Nya untuk
menggembalakan dan mengajar Sekolah Minggu.Karena itu, panggilan ini
adalah Suci dan Kehormatan.Tuhan tidak melihat kita dari kepandaian,
kesuksesan, kekayaan, popularitas, ketampanan.Tuhan melihat kita dari ketulusan
hati dan penyerahan diri kita yang total.
Tuhan
telah memilih kita sesuai dengan panggilan pelayanan masing-masing: Ada sebagai
pendeta, sebagai diaken, sebagai guru sekolah minggu, sebagai pemusik, dan
bahkan ada yang bertugas mengatur dan membersihkan kursi-kursi. Semuanya itu
hendaknya dilakukan dengan tulus buat Tuhan, dan bukan hanya buat manusia saja.
Pekerjaan
atau pelayanan apapun yang sudah Tuhan taruh dalam hidup kita, termasuk
melayani anak sekolah minggu, hendaknya kita laksanakan dengan sebaik-baiknya,
bukan dengan berbantah-bantahan ataupun bersungut-sungut supaya hidup kita
dapat bercahaya dalam kegelapan dunia.
Pentingnya
memiliki hati seorang gembala, khususnya dalammelayani sebagai seorang guru
Sekolah Minggu.Sebab guru Sekolah Minggu adalah gembala bagi anak-anak Sekolah
Minggu.Sebagai gembala, seorang guru Sekolah Minggu harus dapat mengenal
anak-anaknya dengan baik bahkan dapat menjadi gembala yang baik dan meneladani
Tuhan Yesus yang adalah gembala yang agung.
Jika
kita melakukan segala pelayanan kita dengan kerendahan hati dan dengan sukacita
maka akan membuahkan hasil yang ajaib dan manis.
Mengajarkan Firman
Allah
Dengan Benar dan Kreatif
Disajikan
oleh : Pdt Ramli Sianturi, MTh
Pengantar
Tugas
pokok dari Guru Sekolah Minggu (GSM) adalah mengajarkan Firman Tuhan kepada
anak-anak sebagaimana disaksiakan/tertulis dalam Alkitab. Karena itu sumber
utama dan sekaligus mahkamah terakhir dari pengajaran GSM adalah Alkitab. Konsekuensinya, GSM harus sungguh-sungguh
mempelajari kebenaran Alkitab (sebagai penafsir) dan
sungguh-sungguh pula mempersiapkan diri dalam proses pembelajaran (sebagai pengajar). Keduanya
berlangsung di dalam pimpinan dan pertolongan Roh Kudus, Pemimpin Kebenaran (Yoh. 16:13). Hal
ini dimaksudkan agar kebenaran yang hendak diajarkan kepada anak didik dapat
dimengerti dengan baik, utuh dan benar, sehingga anak mengalami perjumpaan
dengan Allah.Untuk tujuan uni GSM perlu memahami prinsip-prinsip belajar mengajar,
baik pemaknaan secara umum maupun teologis, lalu berlanjut dengan bagian
aplikatif praktis dan kreatif mengenai mengajarkan firman-Nya.
Mengajarkan
Firman Allah Dengan Benar
Hal
pertama pertama yang harus diketahui dan dipahami oleh GSM ketika hendak
melakukan proses mengajar belajar adalah tujuan mengajarkan Firman Allah. Hal
ini tentunya berbeda dengan tujuan mengajar pada umumnya atau dunia ilmu
pengetahuan.Tujuan mengajar Firman Allah dapat ditemukan jawabannya dalam
Alkitab. Kejadian 1:26 menyuratkan bahwa Allah menciptakan manusia menurut
gambar dan rupa-Nya (Kej. 1:26,27). Allah menghembuskan nafas-Nya ke dalam
manusia, dan dengan nafas Allah itu manusia menjadi makhluk yang hidup
(Kej.2:7). Allah menciptakan manusia untuk menyembah Allah dan untuk memelihara
bumi, bekerja sama dengan diri-Nya. Selain itu Allah menciptakan manusia untuk
berkomunikasi dengan-Nya dan dengan sesamanya.
Namun
manusia itu, dengan kebebasan yang dimilikinya, lebih memilih mendengarkan
suara Iblis daripada menataati perintah Allah, yang akhirnya membawanya jatuh
ke dalam dosa.Dosa berarti menyimpang dari jalan Allah atau pemberontakan
manusia kepada Allah.Hal ini mengakibatkan gambar Allah dalam diri manusia itu
menjadi rusak.Akibat yang lebih fatal adalah hubungan manusia dengan Allah
terputus, dan hubungan dengan sesama manusia juga hancur.Walaupun demikian,
karena kasih-Nya yang besar, Allah sendiri berinisiatif mengulurkan tangan
untuk memperbaharui hubungannya dengan manusia dengan mengutus Anak-Nya
sendiri, Yesus Kristus, jalan pendamaian dan Juruselamat dunia.Gambar Allah
yang rusak karena dosa, kini diperbaharui di dalam Dia. Inilah tujuan tertinggi
dari Allah dalam karya penebusan dan penyelamatan.Dalam seluruh kehidupan Tuhan
Yesus, gambaran Allah dalam diri manusia dinyatakan dan dipulihkan. Kemudian
kebenaran ini diwujudkan juga di dalam mereka yang percaya kepada Kristus dan menjadi serupa dengan Dia. (Rm.8:29)
1. Tujuan Umum
Tujuan pengajaran Firman Allah kepada anak didik adalah
membawa anak mengalami perjumpaan dengan Allah dan menjadi serupa dengan Yesus Kristus.Menjadi serupa berarti adanya
suatu perubahan yang sungguh-sungguh direncanakan dan sungguh-sungguh terjadi
secara nyata sebagaimana dimaksudkan oleh kebenaran Firman Allah.
Hal
ini memiliki kesesuaian dengan tujuan umum dalam segala pengajaran yaitu:
perubahan dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, perubahan dari tidak
bermotivasi menjadi memiliki motivasi dan perubahan dari tidak terampil menjadi
terampil, perubahan dari buruk menjadi baik, perubahan dari jahat menjadi
pelaku kebenaran, dll.
Tujuan pendidikan gerejawi mencakup
seumur hidup manusia.Menjadi serupa dengan Kristus adalah proses
perubahan yang akan berlangsung terus menerus seumur hidup. Dengan demikian,
tujuan pengajaran di Sekolah Minggu dimaksudkan untuk meletakan dasar
iman/rohani dalam kehidupan anak dan membimbingnya untuk:
-
Mengenal Allah yang benar, yang hidup, dan yang menyelamatkan.
-
Mengasihi Dia dengan segenap hati, pikiran dan kekuatan .
-
Mengasihi sesamanya seperti mengasihi diri sendiri.
- Melakukan Firman Allah dengan
sungguh-sungguh dalam setiap aspek kehidupan.
Tujuan Allah untuk menjadikan manusia
serupa dengan gambaran Anak-Nya menuntut penggambaran yang benar mengenai
Allah, yang kemudian harus mewarnai semua tujuan yang dirumuskan di dalam
setiap pelajaran yang diajarkan kepada anak.
2. Tujuan Pembelajaran/Kurikuler
Tujuan umum sebagaimana diuraikan di
atas, diterjemahkan ke dalam tujuan pembelajaran atau tujuan kurikuler. Dalam
tujuan kurikuler dirumuskan apa yang dapat dicapai oleh anak dalam satu jangka
waktu tertentu, misalnya dalam satu tahun atau satu semester, atau satu
triwulan. Tujuan kurikuler berhubungan dengan umur anak.Di antara seorang anak
yang berumur tiga tahun dan seorang anak yang berumur enam tahun, perbedaan
umurnya sedikit, namun perbedaan dalam perbendaharaan kata, daya tangkap dan
daya belajar cukup besar. Jadi tujuan kurikuler menggariskan apa yang dapat
dicapai oleh seorang anak pada waktu dan dalam umur tertentu.
3. Tujuan Khusus
Tujuan umum dan tujuan kurikuler ini
selanjutnya diperinci ke dalam tujuan khusus, yang dalam pelajaran formal
disebut “Tujuan Instruksional Khusus” (TIK). Dalam satu jam pelajaran hanya ada
satu langkah saja yang dapat diambil. Tujuan khusus atau TIK merumuskan apa
yang diharapkan dicapai oleh anak melalui pelajaran itu. Tujuan itu dapat
dikembangkan dalam tiga bagian yaitu:
a. Asah = Pengetahuan baru (kognitif)
Pengetahuan baru berhubungan dengan
kebenaran Firman Allah ke alam pikiran dan mental anak didik.Jika anak diajar
sesuai dengan umur mereka, tiap pelajaran dapat membawa pengetahuan baru.Cerita
yang telah disampaikan kepada anak kecil, jikalau diceritakan lagi kepada anak
besar, harus disampaikan dengan informasi yang lebih luas sehingga ada
pengetahuan baru yang membuat mereka tidak bosan.Pengetahuan baru itu dapat
menggerakan hati anak, sehingga tercipta satu kerinduan untuk menimbulkan sikap
dan tindakan baru.
b. Asuh = Sikap baru (afektif)
Kebenaran Firman Allah dibawa masuk ke
dalam bathin anak (rema=lewat pengasuhan) yang pada gilirannya akan menghasilkan
perubahan sikap. Sikap yang baru berkaitan dengan hati.Hati adalah pusat segala
eksistensi dan mencakup alam perasaan, motivasi dan kehendak.Jika perasaan
disentuh, maka motivasi dapat dibangunkan dan kehendak digerakan.Perasaan
kagum, heran, terpesona, terima kasih, hormat, takut, sedih, menyesal
dsb.merupakan perasaan “stimulasi” yang dapat menghasilkan sikap dan motivasi
baru untuk berbuat sesuatu sesuai dengan firman yang disampaikan dalam
pengajaran.
c. Asih = Tindakan baru (psikomotorik)
Pada bagian ini anak dibimbing dan
didorong untuk mengambil komitmen atau tekad atau janji untuk melakukan apa
yang diperintahkan/diajarkan oleh Firman Allah. Anak dapat dibimbing untuk
mewujudkan sikap baru dalam tindakan baru.Apa yang dimengerti dengan pikiran
dan dirasakan dalam hati sekarang perlu diwujudkan dalam tindakan kasih
terhadap Allah dan sesama. Dalam hal ini anak dibawa kepada perubahan menuju menjadi
serupa dengan Kristus.
4. Manfaatnya
Tujuan yang dirumuskan dalam tiga
bagian itu berfungsi untuk menentukan seleksi bahan, menentukan pilihan nyanyian dan ayat hafalan, menentukan media
mengajar, menentukan aktivitas dan kegiatan, serta menentukan evaluasi. Yang
mesti diingat ialah tujuan harus memberi ruang gerak yang wajar.Jika satu tujuan
kurang terperinci, arah pelajaran menjadi kabur.Sebaliknya, jika satu tujuan
terlalu terperinci dapat mengahalangi kreativitas guru dan anak.Selain itu,
yang teramat penting ialah tujuan harus realistis dan dapat dicapai.
Selanjunya, dalam mengajarkan Firman
Allah dengan benar, GSM harus melakukan persiapan yang sungguh-sungguh dan
terencana. Persiapan ini meliputi :
1. Persiapan diri dan perlengkapan
mengajar
Untuk
memperoleh hasil yang maksimal dalam tiap jam pelajaran, guru harus sudah menyiapkan
diri secara lahir dan bathin, yang meliputi kesehatan fisik, kesehatan emosi, kesehatan
spiritual, dan kesiapan pengetahuan dengan mempelajari Firman Tuhan,
menyelidiki latar belakang cerita dan membaca bahan cerita itu dengan baik.
Untuk yang terakhir ini bisa dilakukan bersama-sama dalam kegiatan persiapan
mengajar pada saat Sermon, khususnya pada bagian penelaahan Alkitab.Setelah
menemukan tujuan itu, GSM mesti memahami tujuan untuk dirinya sendiri, memahami
tujuan dan aplikasi kepada muridnya.Setelah itu, barulah menentukan
perlengkapan yang mesti dipersiapkan dalam pencapaian tujuan itu.
2.
Tim Kreatif
Perlu
ada sebuah tim kreatif yang mampu dan mau mengembangkan apa yang dimiliki
menuju pembaharuan yang sempurna. Mereka bertindak sebagai kumpulan orang-orang
yang selalu berupaya mengembangkan inovasi-inovasi baru dan kreatifitas dalam
organisasi. Mereka tidak harus selalu profesional tetapi yang pasti memiliki
semangat kerja yang tinggi, semangat belajar yang tinggi, dan selalu tidak puas
dengan apa yang ada, dan berkeinginan untuk terus menerus memperbaharui diri
menuju kebaikan yang memuliakan.
Dalam Komisi Anak yang memiliki
pelayanan khsusus kepada sekolah minggu, tim kreatif itu bisa dibagi ke dalam
beberapa divisi. Contoh: Divisi alat peraga, divisi pujian, divisi aktivitas,
divisi cerita, dsb. Karya-karya mereka dapat menjadi berkat yang besar bagi
pengembangan sekolah minggu.Karya-karya itu dapat difile dengan rapi dengan
klasifikasi tertentu dan disimpan dalam bengkel aktivitas dan alat peraga untuk
sewaktu-waktu digunakan.
3.
Bengkel Aktivitas dan Alat peraga
Bengkel
Aktivitas dan alat peraga ini adalah tempat di mana tim kreatif dan seluruh GSM
bekerja. Di dalamnya mesti tersedia alat-alat yang bisa digunakan untuk
menyusun, membuat, mempraktekkan karya dari masing-masing divisi.
Mengajarkan
Firman Allah secara Kreatif
Pengertian “mengajar dengan Kreatif”
adalah suatu pola penyampaian pelajaran yang mampu menggabungkan tehnik
bercerita, penyusunan acara dan penggunaan alat peraga yang tepat sehingga anak
didik tertarik/antusias dan dapat lebih mudah mengerti/memahami kebenaran yang
diajarkan.Selain itu, kreasi ini membuat suasana penuh ceria, semangat dan
hidup. Terkait dengan hal ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa:
-
20% anak lebih cepat memahami sesuatu dengan mendengar
-
50% anak lebh cepat dengan mendengar dan melihat
-
70% anak lebih cepat mendengar melihat dan mengulangi
-
90% anak lebih cepat mendengar melihat mengulangi dan
melakukan
Ada beberapa kreasi yang dapat dibuat
agar sekolah minggu menarik dan tujuan pembelajaran tercapai, yaitu :
1. Kreasi Dalam Pujian
Dari hasil pengamatan, 90% guru tidak secara khusus
menyiapkan pujian.Mereka menganggap asal anak menyanyi saja, itu sudah cukup.Apalgi
jika anak-anak menyanyi dengan keras, guru sudah merasa puas sehingga pujian
biasanya tidak dipersiapkan secara serius.Pendapat ini tidak benar pujian yang
dipersiapkan dengan matang sangat penting dalam suatu ibadah.Pujian menjadi
menarik sebab dikemas dalam kreasi penyajian yang menarik.
Kreasi pujian ini meliputi :Kreasi
permainan sederhana yaitu kreasi yang dilakukan dengan permainan sederhana.
Contoh: gembala mencari domba yang hilang, siapa yang memegang saputangan,
siap.. Grak, Awas, Iblis musuh kita! Kreasi simulasi suatu ajaran,
kreasi ini dilakukan dengan membuat suatu simulasi atau aktivitas menarik yang
memperjelas tujuan dari pujian tersebut. Contoh: Putih-Hitam-Kuning-Merah, Awas
Iblis musuh kita. Kreasi gerak, lagu di nyanyikan sambil melakuakn
gerakan yang sesuai dengan isi teks lagunya.Kreasi tepuk tangan, cepat
lambatnya dan keras-lembutnya tepuk tangan dapat diatur dan dikreasi
sedemikian, sehingga menghasilkan suasana pujian yang menarik. Contoh: Gembala
mencari domba yang hilang. Kreasi olah vokal, keras lembutnya lagu dapat
diatur sedemikian, sehingga akan menghasilkan suasana yang menarik. Kreasi
lagu untuk ayat hafalan, menghafal ayat hafalan dengan cara mengemasnya
dalam kreasi lagu. Contoh: Aku Anak Raja.
2. Kreasi doa yang menarik.
Guru membisikkan doa pada satu anak, sebagai batu
loncatan, agar anak-anak tidak takut untuk maju dan berdoa. Dengan teks lagu,
teknik ini akan memudahkan dan sangat menolong anak yang sedang belajar berdoa.
Jika ia sudah hafal suatu teks lagu, ia boleh langsung memimpin doa tanpa teks.
Sikap doa, variasikan sikap berdoa, misalnya : dengan berlutut, berpegangan
tangan, atau dengan kedua tangan diangkat terbuka. Dengan pengajaran ini, anak
diajar bahwa doa yang sungguh-sungguh sangat disukai Tuhan. Doa berantai,
anak diajar mendoakan orang lain. Doa satu kalimat, metode ini melatih
anak-anak untuk berani berdoa walaupun hanya satu kalimat. Doa tematis, doa dengan memakai tema yang berbeda
setiap minggu. Contoh: Keluarga, Sekolah, Teman-teman, Gereja dll. Doa
kelompok. Menhafal teks doa.
3.
Kreasi Acara Istimewa
Salah satu daya tarik sebuah acara adalah judul dari acara
hari itu. Pada intinya, kreasi berikut memberi contoh judul-judul acara yang
menarik, yang diharapkan akan membuat anak-anak tertarik untuk hadir. Ingat,
untuk setiap minggu cukup memilih satu judul saja.Umumkan judul acara tersebut
1-2 minggu sebelumnya.Bila perlu, tulislah judul tersebut di papan pengumuman
atau di kartu undangan SM. Buatlah judul ini tetap menjadi rahasia, sehingga
menarik minat anak untuk menyaksikan seperti apakah acara yang sesungguhnya.
4. Kreasi Cerita yang Menarik
Pertama adalah trik membuat anak-anak tenang selama
cerita, antara lain :Simulasi kunci mulut, Ikrar bersama,Lomba:
pendengar setia,Kuis: cobalah tebak, Mendekati anak gelisah,Gerakan/
tindakan/ kata singkat penarik perhatian. Kedua adalah metodeguru bercerita, antara lain: Kreasi “kejutan di awal
cerita,”Kreasi “alur cerita,”Kreasi “alat peraga”. Ketiga adalah metode anak kreatif, antara lain :Kreasi “anak terlibat langsung”, Kreasi “acara kelompok”,Kreasi “diskusi kelompak”. Keempat adalah pengunaan sarana
modern, antara lain :Dengan Vidio, Film, Slide, Tape &
Overhead Projector, LCD.
5. . Kreasi mengajarkan ayat hafalan yang
menarik
Menulis di papan dan menghapus satu persatu, setiap kata
ditulis dalam satu gambar atau benda yang menarik, lomba kelompok, mencari
urutan kata yang tepat, kreasi permainan; misalnya kata-katanya ditempel di
bawah kursi.
6. Kreasi aktivitas yang menarik
Salah satu acara yang disukai anak-anak adalah
aktivitas.Pada saat ini anak dapat mengekspresikan pemikiran, ide, dan
kemampuannya.Untuk anak kelas kecil, aktivitas lazimnya diisi dengan kegiatan
mewarnai gambar.Pada kelas sedang dan besar seringkali anak diminta membuat
“hasta karya”, misal berupa memotong dan mempelajari gambar, membuat slip
Alkitab atau menulis ayat hafalan.Contoh : Kreasi Kelompok, Cerita dengan
kreasi bersama, Surat buat Yesus , Aktivitas untuk orang lain dan Buku
aktivitas.
7. Kreasi Persembahan yang menarik
Hampir selalu persembahan ini dilakukan dengan “biasa
saja”.Sebenarnya ada beberapa teknik dapat dibuat agar acara ini
berkesan.Misalnya, lomba cerdas tangkas atau kuis Alkitab.
Bagi
murid yang bisa menjawab diberi kepercayaan untuk menjalankan kantong
persembahan sambil dijelaskan arti dan makna menjalankan kantong persembahan
sebagai kehormatan, yakni pelayan Tuhan. Selain itu, maju ke depan untuk
mengantar persembahan dengan iringan tarian, entah oleh kelompok bersama guru
atau seluruh anak bersama gurunya, dll.
8. Kreasi Acara Penutup
Acara sesudah cerita dan aktivitas biasanya kurang
dipikirkan bahkan sering ditutup begitu saja tanpa kesan. Sebenarnya banyak
acara singkat yang menarik yang dapat dibuat, seperti : Ikrar bersama
mengucapkan satu ayat atau mengikrarkan 1kKalimat secara serempak, Ikatan
persaudaraan anak-anak diberi slip Alkitab kemudian mereka menyanyikan satu
lagu sambil menukarkan slip Alkitab, membuat drama singkat yang berisi nasehat,
membuat bebera pasang telapak kaki sambil guru memberikan penjelasan “salam
Kasih ”, meminta anak bersalaman satu dengan yang lainya, dll.
9. Kreasi Tempat yang menarik
Salah satu hal yang dapat mempengaruhi suasana kelas adalah
pengaturan tempat atau pengaturan kelas. Dengan hanya mengubah Formasi/posisi
duduk dan mebuat suasana kelas sekolah minggu menjadi berbeda, misalnya
Melingkar, Formasi U, Formasi Kotak, Formasi Baris, Formasi V, Formasi lajur
(hanya untuk acara Khusus), Formasi setengah lingkaran, Formasi kelompok besar
dan kecil, Duduk di kursi, duduk di tikar, Dengan dekorasi, dll.
10.
Kreasi “Pengumuman ” yang menarik
Kita bisa membuat beberapa kresi sederhana agar pengumuman
mejadi saat yang sangat menarik, misalnya: “warta berita”, guru seolah-olah jadi penyair berita,
“tamu
khusus” berlagaklah seorang tamu yang baru datang, mengetuk pintu dan
memberikan penggumuman, satu anak membaca pengumuman”, “kejutan.
Penutup
Amanat Agung Tuhan
Yesus, “….
Pergilah ke seluruh dunia! Jadikanlah semua bangsa murid-Ku …. dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu ….” (Matius
28:19-20) . Perintah Tuhan Yesus ini ditujukan kepada semua orang percaya
(Gereja yang kudus dan am). Perintah ini dimaksudkan untuk menjangkau/meraih
dan membimbing setiap orang untuk mengenal kebenaran bahwa Yesus Kristus adalah
Tuhan dan Juruselamat Dunia, termasuk di dalamnya menjangkau dan membimbing
anak-anak.Semasa hidup di dunia, Tuhan Yesus dalam beberapa kesempatan
menunjukkan perhatian-Nya kepada anak-anak.ketika orang-orang dewasa menganggap
sepele kehadiran anak kecil, Tuhan Yesus justru meluangkan waktu bersama dengan
mereka (Markus 10:13-16). Bahkan, Tuhan
Yesus memberikan peringatan yang cukup keras pada orang dewasa untuk
memperhatikan pengajarannya pada anak kecil.“Tetapi barangsiapa menyesatkan
salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepadaKu, lebih baik baginya
jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke
dalam laut.” (Markus 9:42).
-----------------
DIPANGGIL
UNTUK MELAYANI ALLAH
Disajikan oleh : Pdt. Ramli Sianturi, MTh
Pengantar
Panggilan dalam arti modern untuk suatu
pekerjaan, tidak terdapat dalam PB.Pengertian itu dikembangkan oleh Luther dan
Calvin pada abad ke-16, dalam serangan mereka atas Katolikisme Roma, yang
menganggap panggilan itu hanya untuk memasuki suatu ordo keagamaan.Dalam PB
orang dipanggil untuk suatu kehidupan baru dalam Kristus (1Kor. 1:26) dan para
rasul mempunyai panggilan untuk menguatkan mereka (1Kor. 1:1). 2) sebagai
bagian dari tindakan penebusan-Nya. Allah 'memanggil' Israel (Yes. 49:1) dan
individu-individu (Yes. 41:25). Panggilan itu kadang-kadang untuk suatu
pekerjaan baru dan tak terduga, karena itu diberikan nama yang tak terduga
(Luk. 1:59-63), atau nama baru (Yoh. 1:42). Panggilan Allah kepada manusia
terus berlanjut dalam jemaat rasuli (Gal. 1:15).Meskipun semua orang dipanggil
dalam kesetaraan untuk bersama-sama ambil bagian dalam kehidupan Kristen, namun
beberapa di antaranya dipanggil untuk maksud-maksud tertentu, seperti pada
kasus *Matias (Kis. 1:24) dan Paulus (Gal. 1:15).Sejak Reformasi, Martin
Luther, dan banyak orang lain, telah menegakkan doktrin yang tinggi mengenai
suatu pekerjaan sekuler sebagai panggilan seseorang.Namun, arti panggilan seperti
ini tidak dikenal dalam PB.
Dalam PL dan PB kata ini muncul kr 700
kali sebagai kata kerja, kata benda atau kata sifat. Akar kata Ibrani ialah qr; kata Yunani kalein (dgn
kata-kata gabungannya dan kata jadiannya kletos, 'dipanggil' dan klesis, panggilan), legein dan fonein.Istilah atau sebutan-sebutan tersebut
utamanya hendak menjelaskan bahwa Allah adalah pelaku yang memanggil bagi
maksud dan tujuan-Nya sendiri.Dengan demikian istilah “panggilan”mengungkapkan arti teologisnya, yaitu
dipanggilan untuk melayani Allah dalam suatu fungsi dan bagi
suatu tujuan khusus (1 Sam 3:4; Yes 49:1).
DIPANGGIL
UNTUK MELAYANI ALLAH
Matius 20:28 mengatakan, “Sama
seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang.” Kehadiran Yesus di dunia semata-mata untuk
melayani dan menjadi pelayan bagi manusia (Mat. 20:28; Luk. 22:27).Pelayanan
terbesar yang Yesus lakukan bagi manusia adalah mengorbankan nyawa-Nya agar
dunia diselamatkan. Karena itu, sebagai orang-orang yang telah diselamatkan,
setiap orang percaya kepada Kristus terpanggil melayani seorang akan yang lain,
sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus
yang baik dari kasih karunia Allah (1 Petrus 4:10). Ketika Tuhan memanggil
orang-orang pilihanNya, Ia tidak memanggil mereka untuk menganggur, melainkan
untuk melayani Allah yang hidup. Itu adalah amanat bagi setiap orang
percaya.Ada pun bentuk panggilan untuk melayani di dunia ini ada dua jenis,
yaitu panggilan umum dan panggilan khusus. Panggilan umum adalah melakukan
tugas yang telah Tuhan berikan kepada kita dalam kehidupan sehari-hari dengan
meneladani kehidupan Kristus selama hidup-Nya di dunia (1 Yoh.2:6). Sementara panggilan
khusus adalah pelayanan dalam bidang yang khusus dan tujuan yang khusus,
seperti pendeta, majelis jemaat, guru sekolah minggu, pelayan kategorial dan
fungsional, dll.Dengan ini, motif yang benar-benar suci sangatlah penting dalam
melaksanakan pelayanan bagi Tuhan.
Dasar Panggilan Untuk Melayani
1. Kita diciptakan untuk melayani
Allah.
Alkitab berkata: Allah membentuk
kita supaya kita melakukan hal-hal yang baik yang sudah dipersiapkan Allah
untuk kita (Ef.2:10). Hal-hal yang baik inilah pelayanan kita.Kapanpun
kita melakukan hal yang baik terhadap orang lain, asalkan kita melakukannya
untuk Tuhan, kita sebenarnya sedang melayani Allah (Kol. 3:23; Mat. 25:40;
45).Terlebih untuk pelayanan khusus, seperti menggembalakan jemaat, mengabarkan
Injil, mengajar Sekolah Minggu, dll.
2. Kita diselamatkan untuk melayani
Allah.
Allah menebus kita untuk menikmati
kasih karunia-Nya dan melakukan
pekerjaan kudus-Nya.Kita tidak diselamatkan oleh pelayanan, melainkan diselamatkan
untuk melayani Allah.Dalam
kerajaan Allah, kita memiliki sebuah tempat, sebuah tujuan, sebuah
peran, sebuah fungsi untuk dilaksanakan. Hal ini memberi arti dan nilai yang
luar biasa kepada kehidupan kita.Yesus harus mengorbankan nyawaNya sendiri
untuk membeli keselamatan kita. Kita tidak melayani Allah karena rasa bersalah
atau ketakutan atau bahkan kewajiban, tetapi karena sukacita dan ucapan syukur
yang dalam atas apa yang telah Dia kerjakan bagi kita. Kita berhutang nyawa
kepadaNya (1Kor. 6:20). Melalui keselamatan, masa lalu kita telah diampuni,
masa kini kita diberi makna, dan masa depan kita dijamin.
Istilah lain dalam bahasa inggris untuk
melayani Allah yang sering disalah-mengerti oleh banyak orang adalah ministry
(pelayanan sebagai gembala/pendeta). Ketika sebagian orang mendengar kata
“pelayanan” mereka berpikir tentang gembala, pendeta, dan rohaniwan
profesional, tetapi Allah berkata setiap anggota keluarga-Nya merupakan seorang
pelayan (minister).Di dalam Alkitab, kata hamba (servant) dan
pelayanan (minister) adalah sinonim, seperti halnya service dan ministry.
3. Kita dipanggil untuk melayani Allah.
Ketika bertumbuh, kita mungkin mengira
bahwa “dipanggil” oleh Allah merupakan sesuatu yang hanya dialami oleh para
misionaris, gembala, dan pekerja gereja purna waktu lainnya, tetapi Alkitab
berkata bahwa semua orang percaya dipanggil untuk melayaniAllah.
Panggilan kita untuk keselamatan meliputi panggilan untuk melayani. Keduanya
sama. Tidak peduli apa pekerjaan atau karier kita, kita dipanggil untuk
pelayanan kristiani purna waktu.
Seorang kristen yang tidak melayani
merupakan sebuah pernyataan yang bertentangan. Setiap kali kita memakai
kemampuan-kemampuan yang diberikan Allah untuk menolong orang lain, kita sedang
memenuhi panggilan kita.
4. Kita diperintahkan untuk melayani
Allah.
Bagi orang-orang orang percaya,
pelayanan bukanlah pilihan, sesuatu untuk dimasukkan ke dalam jadwal kita jika
kita bisa menyediakan waktu.Pelayanan adalah inti kehidupan Kristen.Yesus
datang untuk melayani dan untuk memberi.Dan kedua kata kerja tersebut
seharusnya juga menjadi ciri kehidupan kita di dunia.Kita seharusnya menjadi
bagian dari solusi, bukan masalah. Perintah-Nya adalah:
“Pergilah ke seluruh dunia .......” (Matius 28:18-19) dan “Gembalakanlah
kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa,
........tetapi dengan pengabdian diri” (I Petrus 5:2a)
Motivasi
Dalam Melayani Allah
1. Tergerak Oleh Ketaatan
Di dalam kitab Ulangan 13:4, nabi Musa
menulis, “Tuhan, Allahmu, harus kamu ikuti, kamu harus takut akan Dia,
kamu harus berpegang pada perintahNya, suaraNya harus kamu dengarkan, kepadaNya
kamu harus berbakti dan berpaut.”Ayat tersebut berkaitan dengan kepatuhan
kepada Allah.Di tengah rangkaian kata-kata yang memerintahkan agar kita patuh
kepadaNya, terdapat perintah “kepadaNya harus kamu berbakti”.Berbakti kepadaNya
berarti mengabdi kepadaNya dan melayani Dia. Ya, kita harus melayani Dia karena
kita mau mematuhi Dia.Jika kita tidak melayani Tuhan, itu berarti tidak
mematuhi Dia. Jadi, tidak melayani Tuhan adalah suatu dosa.
2. Tergerak Oleh Hati yang Bersyukur
Dengan memberikan diriNya sendiri
sebagai korban penebusan dosa kita, Tuhan Yesus sudah melakukan sesuatu yang
terbesar bagi kita.Tidak ada pemberian yang lebih besar daripada itu. Tidakkah
kita menyadari bahwa tidak ada yang lebih besar yang dapat ia perbuat bagi kita
daripada memberikan diri-Nya bagi keselamatan kita? Jika kita menyadari
dengan sungguh bahwa hidup kita saat ini adalah anugerah Tuhan, maka kita akan
mengabdikan seluruh hidup kepada Tuhan.Kita akan melayani Tuhan seumur hidup meskipun kita tahu bahwa kita tidak akan
pernah bisa membalas anugerah Tuhan yang besar itu. Kalau kita sebagai hambanya
tidak dapat melayani Dia dengan penuh rasa terima kasih, apa yang dapat membuat
kita berterima kasih kepadaNya?
3. Digerakkan Oleh Kasih
Menurut Galatia 5:13, pelayanan harus
dilakukan atas dasar kasih. Tidak ada “bensin” yang lebih baik untuk
menggerakkan kita melayani dan memberi semangat selain kasih.Dalam pelayanan
kita kepada Tuhan, kita melayani-Nya bukan demi memperoleh
keuntungan/uang, tetapi atas dasar kasih kepada Tuhan dan kepada sesama.Melayani
Tuhan bukanlah persoalan suka atau tidak suka.Kita diberi amanat, “pergilah!”
maka kita pergi.Kasih Yesuslah yang mendesak kita pergi melayani. Kalau
orang-orang Kristen dipenuhi dengan kasih Yesus, mereka akan digerakkan pula
oleh kasih Yesus. Hasilnya mereka “tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah
mati dan telah dibangkitkan untuk mereka” (2 korintus 5:14-15). Mereka melayani
Allah dan sesamanya atas dasar kasih Yesus.
“Gembalakanlah kawanan domba Allah yang
ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan
kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan
pengabdian diri”
(I Petrus 5:2b)
Pola
Melayani Allah
1. Pola Kerendahan Hati
Yesus adalah hamba yang
sempurna.Kebesaran-Nya terlihat dari kesediaan-Nya merendahkan diri, melayani
kedua belas murid-murid-Nya.Sungguh, suatu kerendahan hati yang mencengangkan.
Yesus, Tuhan dan Guru dari murid-murid itu, bersedia mencuci kaki mereka untuk
memberi contoh bagaimana murid-muridnya
harus melayani dengan kerendahan hati (Yoh. 13). Dalam kehidupan ini selalu ada
kecenderungan dalam diri kita (Alkitab menyebutnya sebagai “kedagingan”) untuk
berpikir dan berharap mendapat imbalan, atau pujian, atau keuntungan bagi diri
sendiri.
Tentunya ini
bukanlah pelayanan yang Kristus maksudkan, melainkan pelayanan untuk diri
sendiri. Ini adalah godaan yang membahayakan pelayanan kita. Karena itu, dengan
kuasa Roh Kudus, kita harus menolak pelayanan yang bermotivasi mementingkan
diri sendiri. Itu adalah motivasi yang bertentangan dengan pola Yesus, yaitu mengosongkan diri-Nya sendiri, merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati di kayu salib (Filipi 2:1-11). Kerendahan hati kita dalam
melayani Tuhan haruslah tulus, yaitu, “menganggap yang lain lebih utama
daripada dirinya sendiri” (Filipi 2:3). Orang Kristen seharusnya melayani
dengan rendah hati karena hal itu membuat dirnya menjadi semakin seperti Yesus.
2. Pola Sukacita
Melayani Tuhan tidak pantas dilakukan
dengan hati yang mengomel atau kecut.Kita harus melakukannya dengan sukacita.
Pada zaman dahulu kala, hamba-hamba raja
sering dijatuhi hukuman mati hanya karena bermuka muram sewaktu melayani sang
raja. Ada sesuatu yang tidak beres pada diri kita kalau tidak dapat melayani
Tuhan dengan sukacita. Kalau kita melayani Tuhan hanya karena merasa itu sudah kewajiban, tidaklah aneh
kalau kita tidak dapat melayani Dia dengan sukacita. Kalau kita melayani Tuhan
hanya karena ingin masuk surga, tidaklah aneh kalau Anda tidak dapat melayani
Dia dengan sukacita. Sebaliknya orang percaya yang berterima kasih atas apa
yang telah Tuhan lakukan baginya akan dapat melayani Tuhan dengan sukacita dan
sukarela. Pola sukacita ini bersumber dari pengalaman iman dan
syukur atas perbuatan-perbuatan Allah di dalam Yesus Kristus yang telah menyelamatkan dan
menghantar kita kepada kehidupan yang kekal serta memanggil kita menjadi rekan
sekerja-Nya bagi pelayanan kerajaan-Nya di dunia ini. Karena itu,
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Rom 12:11).
“Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Rom 12:11).
“Gembalakanlah kawanan domba Allah yang
ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak
Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian
diri” (I Petrus 5:2c)
3. Pola Keteladanan
Pola keteladanan ini bersumber dari
keteladanan Yesus dalam melayankan berita Kerajaan Allah.Ia tidak hanya mengajarkan
prinsip-prinsip kebenaran, tetapi secara nyata menghidupi dan mempraktekkan
setiap kebenaran itu dalam seluruh hidup dan perbuatan-Nya. Inilah yang membuat
pelayanan-Nya membawa dampak dan hasil yang ajaib dan membahagiakan bagi
manusia, terlebih memuliakan Allah Bapa-Nya. Terdengarlah suara Allah : “Inilah
Anak yang Kukasihi! Kepada-Nyalah Aku berkenan” Demikian pun dengan kita para
duta-duta-Nya.Keteladanan hidup kita menjadi legitimasi dari pelayanan
kita, sekaligus menjadi meterai oleh Roh Kudus bagi kuasa yang mengalir melalui
pelayanan tersebut.Bahkan keteladanan hidup di dalam Kristus menjadi
pola pelayanan yang paling efektif dan menakjubkan bagi hasil dan jangkauannya.
“Janganlah kamu berbuat seolah-olah
kamu memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah
kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu” (I Petrus 5:3)
SETIAP
ORANG PERCAYA
MEMPUNYAI
KARUNIA UNTUK MELAYANI
Karunia-karunia Roh menunjukkan
peran-peran kita dalam pelayanan.Semua manusia dilahirkan dengan bakat dan
talenta tertentu, namun hanya orang percaya yang diberikan karunia-karunia Roh.Karunia-karunia
Roh dianugerahkan kepada kita ketika kita dilahirkan kembali dan menjadi bagian
dari tubuh Kristus (gereja lokal).Anggota-anggota tubuh Kristus, yaitu
jemaat diperlengkap dalam tubuh Kristus untuk melayani dengan bakat, talenta,
dan karunia-karunia yang mereka miliki.
Dalam 1 korintus 12:4, 11, disebutkan
bahwa ada bermacam-macam karunia, dan bahwa Roh Kuduslah yang akan menentukan
karunia mana yang akan diberikanNya kepada kita. Dan tujuan diberikannya
karunia itu adalah untuk melayani (Li. I Petrus 4:10). Apa pun
pandangan teologi kita tentang karunia Roh, yang pasti ada dua hal penting yang
terungkap dalam firman Tuhan ini yaitu: (1) Kalau kita adalah orang percaya,
maka kita mempunyai karunia Roh; (2)
Tujuan Allah memberi karunia itu kepada kita adalah untuk melayani
kehendak-Nya.
Banyak orang Kristen yang sudah lama
melayani Allah dengan setia, tidak mengetahui dengan pasti karunia apa yang
sudah Tuhan berikan kepada mereka. Kenyataan ini tidak bermaksud mengatakan
bahwa kita tidak perlu mencoba mencaritahu karunia apa yang kita miliki, tetapi
hal ini hendak mengatakan bahwa sekalipun kita tidak dapat mengatakan dengan
pasti karunia apa yang ada pada kita, keselamatan yang sudah kita peroleh tidak
dibatalkan.
Cara untuk mencaritahu karunia apa yang
ada pada kita adalah melayani Tuhan, dan menemukan di bidang mana kita sangat antusias
dan menikmati melakukannya. Seandainya kita mempunyai karunia untuk mengajar,
kita tidak akan betul-betul mengetahui bahwa kita memiliki karunia mengajar
kalau kita tidak mau mulai mencoba mengajar. Melalui pelayanan kepada
orang-orang yang sedang berada dalam kesusahan dan yang sedang terluka hatinya,
kita mungkin saja mendapati bahwa kita mempunyai karunia belas kasihan.
Bertolak dari
keterangan di atas, kita harus mendisiplinkan diri untuk melayani di dalam gereja. Kita tidak harus
melayani dalam bidang yang menonjol.Kita tidak harus mempunyai kedudukan yang
tinggi. Seseorang yang mempunyai hati
seorang hamba akan mendapati dirinya digerakkan oleh kasih Yesus sehingga ia
rela melayani sekalipun di luar jam kerja/jam pelayanan yang sudah ditentukan.
Orang-orang yang tidak dapat melayani sebagaimana yang mereka kehendaki, yang
terhalang oleh keadaan fisiknya, biasanya dapat menjadi pendoa syafaat yang
kuat.Tuhan memberi kita karunia Roh supaya kita memakainya untuk melayani.
PENUTUP
1. Tuhan memilih dan memanggil kita
sebagai utusan-Nya, sebagai Rekan Sekerja-Nya untuk melayankan kehendakNya.
Karena itu, panggilan ini adalah Suci dan Kehormatan. Tuhan tidak
melihat kita dari kepandaian, kesuksesan, kekayaan, popularitas, ketampanan.
Tuhan melihat kita dari ketulusan hati dan penyerahan diri kita yang total.
2. Tuhan telah memilih kita sesuai dengan
panggilan pelayanan masing-masing: Ada sebagai pendeta, sebagai diaken,
sebagai guru sekolah minggu, sebagai pemusik, dan bahkan ada yang bertugas
mengatur dan membersihkan kursi-kursi. Semuanya itu hendaknya dilakukan dengan
tulus untuk Tuhan, dan bukan hanya buat manusia saja.
3. Pekerjaan atau pelayanan apapun yang
sudah Tuhan taruh dalam hidup kita, hendaknya dilaksanakan dengan
sungguh-sungguh dan penuh sukacita,
bukan dengan berbantah-bantahan ataupun bersungut-sungut, agar hidup kita dapat
bercahaya dalam kegelapan dunia.
4. Pentingnya memiliki hati seorang
hamba atau gembala, dengan meneladani Tuhan Yesus yang adalah hamba dan
gembala yang agung.
5. Jika kita melakukan segala pelayanan
kita dengan kerendahan hati dan dengan sukacita maka akan membuahkan hasil yang
ajaib dan manis.
----------------
Komentar